Ijazah Doa Anti Fakir dari Gus Baha, Rutin Dibaca saat Akan Masuk Rumah

Ulama ahli Qur’an asal Rembang yang kini menjabat sebagai Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha memberikan ijazah anti miskin kepada para jemaahnya supaya hidupnya berkecukupan dan tidak mustahil menjadi orang kaya.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Apr 2024, 04:30 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2024, 04:30 WIB
Gus Baha (SS: YT Short @Sudarnopranoto)
Gus Baha (SS: YT Short @Sudarnopranoto)

Liputan6.com, Cilacap - Ulama ahli Qur’an asal Rembang yang kini menjabat sebagai Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha memberikan ijazah anti fakir kepada para jemaahnya supaya hidupnya berkecukupan dan tidak mustahil menjadi orang kaya.

Gus Baha memberikan ijazah doa yang harus di baca saat akan masuk ke dalam rumah kita. Ijazah yang diberikan ini tergolong tidak sulit karena lafal bacaannya ini sangat familiar dan mudah dihafal di kalangan umat Islam.

Bahkan setiap kita melaksanakan sholat, baik fardlu atau sunnah, lafal bacaan ini selalu kita baca saat duduk tahiyat awal dan akhir.

Meskipun tatkala kita sholat, lafal bacaan ini selalu kita baca, Gus Baha menyarankan agar dibaca di luar sholat. Tujuannya tiada lain agar kita memperoleh keberkahan dan kebaikan yang salah satunya ialah diselamatkan dari kefakiran.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Baca Ini kalau Akan Masuk Rumah

Gus baha 23
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (TikTok)

Ulama kharismatik asal Rembang ini memberikan ijazah berupa bacaan yang membuat pengamalnya tidak akan hidup dalam kekurangan. 

“Saya kasih ijazah ya, jadi, orang yang mengucapkan assalaamu’alaina wa ‘ala ‘ibaadillahissholihin, setiap akan masuk rumah yang sekiranya istrinya sudah tidur, itu tidak akan fakir,” tuturnya dikutip dari tayangan YouTube Short @Sudarnopranoto, Kamis (18/04/2024).

Adapun lafal bacaan sebagaimana yang diijazahkan Gus Baha adalah sebagai berikut,

السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ

Assalamu 'alaina wa 'ala 'ibadillahis shalihin.

Artinya: “Semoga Allah melimpahkan sejahtera-Nya atas kami dan atas hamba-hamba-Nya yang saleh.”

Beliau menyindir dengan guyonan bahwa yang menyebabkan salah seorang santrinya yang bernama Ruhin masih fakir karena tidak mengamalkan hal ini. 

“Makanya anggap saja fakirnya Ruhin itu sebab tidak melakukan ini," kelakarnya.

“Faham ya, jadi ini dilakukan Hin, lakukan nanti kalau sudah kaya cerita ya?” sambungnya.

Gus Baha juga menjelaskan bahwa ijazah yang diberikan ini bersumber dari Al-Qur'an yang secara jelas menerangkan bahwa saat memasuki rumah hendaknya mengucapkan salam. Salah satunya lafal salam ialah sebagaimana yang telah disebutkan di muka.

“Jadi ini jelas, ini ayatnya jelas, orang yang bersedia melakukan ini, tahiyyatan min ‘indillahi mubarakatan tayyibah, kan ga mungkin mubarakah kok miskin sekali," terangnya

“Jadi saya minta yang ngaji disini rutinkan baca ini, kalau masuk rumah. Ya tidak harus terus, kalau ingat saja,” sambungnya.

Adapun ayat Al-Qur'an yang dikutip Gus Baha ialah Surah An-Nur ayat 61 yang berbunyi: 

فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآَيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

"Maka apabila kamu memasuki suatu rumah  hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatnya(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya."

 

Ijazah Anti Fakir dari Rasulullah

Menilik artefak peninggalan Rasulullah di Masjid At-Tin
Pameran Artefak Rasulullah SAW dan Sahabat yang digelar di Masjid At-Tin, Jakarta Timur, Sabtu (25/3/2023). (merdeka.com/Imam Buhori)

Menukil NU Online, suatu ketika seorang sahabat datang menghadap Rasulullah SAW. Kepadanya, sahabat itu mengeluhkan perihal kefakiran dan kesulitan hidup yang dihadapinya. Kiranya dengan mengadukan permasalahannya kepada Rasulullah ia berharap akan mendapat jalan keluar agar ekonomi keluarganya dapat lebih baik di kemudian hari.

Mendengar aduan seperti itu Rasulullah lalu menyarankan kepada sahabatnya untuk melakukan satu amalan. “Ketika engkau masuk ke dalam rumah ucapkanlah salam bila di dalamnya ada orang. Bila tak ada maka ucapkanlah salam untuk dirimu sendiri. Setelah itu bacalah surat Al-Ikhlas satu kali.” Mendapat amalan demikian sahabat ini melakukannya dengan penuh semangat.

Setiap kali ia memasuki rumahnya ia beruluk salam lalu membaca surat Al-Ikhlas satu kali. Demikian ia lakukan terus menerus. Pada akhirnya Allah melimpahkan banyak harta kepadanya. Sahabat itu kini terbebas dari kefakiran. Keluarganya kini hidup dalam gelimang harta.

Begitu banyaknya harta yang dianugerahkan oleh Allah. Tidak hanya keluarganya, tetangga di sekitar rumahnya juga ikut menikmati kelebihannya. Kisah di atas banyak ditulis oleh para ulama dalam berbagai kitabnya, di antaranya oleh Syekh Nawawi Banten dalam kitab Tafsir Marâh Labîd atau lebih dikenal dengan nama Tasîr Al-Munîr. Dalam penafsiran Surat Al-Ikhlas Syekh Nawawi menuturkan kisah tersebut sebagai berikut:

عن سهل بن سعد جاء رجل إلى النبي صلّى الله عليه وسلّم وشكا إليه الفقر فقال: «إذا دخلت بيتك فسلم إن كان فيه أحد وإن لم يكن فيه أحد فسلم على نفسك واقرأ قل هو الله أحد مرة واحدة. ففعل الرجل فأدر الله عليه رزقا حتى أفاض على جيرانه

Artinya, “Dari Sahl bin Sa’d, seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW dan mengadu kepadanya perihal kefakiran. Rasul bersabda, ‘Bila engkau memasuki rumahmu, ucapkanlah salam bila di dalamnya ada seseorang. Bila tidak ada seorang di dalamnya, maka bersalamlah untuk dirimu dan bacalah surat qul huwallâhu ahad sekali.’ Lelaki itu mengamalkannya.

Allah melimpahkan kepadanya rezeki hingga meluber kepada para tetangganya.” Ucapan salam kepada penghuni rumah sudah maklum. Setiap Muslim pasti bisa mengucapkannya. Lalu bagaimana mengucapkan salam kepada diri sendiri saat penghuni rumah sedang tidak ada? Apa yang disampaikan oleh Syekh Nawawi dalam penafsiran ayat ke-61 Surat An-Nur menjadi jawabannya.

Dalam kitab tersebut ia menuturkan ajaran dari Ibnu Abbas dan Qatadah sebagai berikut:

وقال ابن عباس: إن لم يكن في البيت أحد فليقل: السلام علينا من قبل ربنا

Artinya, “Ibnu Abbas berkata, ‘Bila tak ada siapapun di dalam rumah, maka ucapkanlah ‘assalâmu ‘alainâ min qibali rabbinâ’ (keselamatan bagi kami dari Tuhan kami).”

وقال قتادة: إذا دخلت بيتك فسلم على أهلك فهم أحق بالسلام ممن سلمت عليهم، وإذا دخلت بيتا لا أحد فيه فقل: السلام علينا وعلى عباد الله الصالحين

Artinya, “Qatadah berkata, ‘Bila engkau memasuki rumahmu, maka ucapkanlah salam kepada keluargamu. Mereka lebih berhak mendapatkan salam daripada orang lain yang engkau salami. Bila engkau memasuki sebuah rumah yang tak ada seorang pun di dalamnya, ucapkanlah, ‘assalâmu ‘alainâ wa ‘alâ ‘ibâdillâhis shâlihîn,’ (keselamatan bagiku dan bagi hamba-hamba Allah yang saleh).”

Penulis : Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya