Kisah Karomah Mbah Kholil Bangkalan Berada di 2 Tempat dalam Waktu Singkat

Salah satu karomah Mbah Kholil adalah berada di dua tempat dalam waktu yang singkat. Kisah karomah Mbah Kholil satu ini dikisahkan oleh KH Ghozi.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 03 Mei 2024, 09:30 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2024, 09:30 WIB
KH Muhammad Kholil bin Abdul Lathif atau Syaikhona Kholil Bangkalan. (Foto: Liputan6.com/Istimewa via an-nur.ac.id)
KH Muhammad Kholil bin Abdul Lathif atau Syaikhona Kholil Bangkalan. (Foto: Liputan6.com/Istimewa via an-nur.ac.id)

Liputan6.com, Bangkalan - Banyak ulama Indonesia yang tingkatannya sudah mencapai derajat wali Allah. Mereka telah berperan besar dalam melanjutkan perjuangan Rasulullah SAW dan walisongo dalam menyebarkan Islam di Nusantara.

Salah satu ulama masyhur yang hingga saat ini makamnya banyak diziarahi adalah Syaikhona Muhammad Kholil bin Abdul Lathif atau Mbah Kholil Bangkalan. Ia merupakan ulama dari Pulau Madura yang dijuluki mahaguru para kiai Nusantara.

Mbah Kholil Bangkalan diyakini seorang waliyullah. Kewalian guru Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari ini diakui oleh pengarang kitab maulid Simtudduror, Habib Ali Al-Habsyi.

Sebagai seorang wali Allah, Mbah Kholil dianugerahi banyak karomah yang luar biasa. Karomah adalah sesuatu yang terjadi di luar nalar manusia yang Allah SWT berikan kepada hamba pilihan-Nya.

Salah satu karomah Mbah Kholil adalah berada di dua tempat dalam waktu yang singkat. Kisah karomah Mbah Kholil satu ini dikisahkan oleh KH Ghozi, dikutip dari laman Laduni.id.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Mengajar di Pesantren dan Menolong Nelayan di Tengah Laut

Syaikhona Kholil Bangkalan, gurunya para kiai di Indonesia, terutama Jawa. (Foto: Istimewa via Laduni.id)
Syaikhona Kholil Bangkalan, gurunya para kiai di Indonesia, terutama Jawa. (Foto: Istimewa via Laduni.id)

KH Ghozi pernah mengisahkan karomah Mbah Kholil mampu membelah diri. Peristiwa aneh di luar kemampuan manusia biasa ini terjadi saat Mbah Kholil mengajar di pesantren.

“Saat berceramah, Mbah Kholil melakukan sesuatu yang tak terpantau mata. Tiba-tiba baju dan sarung beliau basah kuyup,” cerita Kiai Ghozi.

Para santri heran dengan kejadian tersebut. Sementara, Mbah Kholil cuek saja dan tak menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Nelayan Berterima Kasih kepada Mbah Kholil

Ilustrasi nelayan, pekerjaan laut
Ilustrasi nelayan, pekerjaan laut. (Photo by Anastasia Palagutina on Unsplash)

Teka-teki itu baru terjawab setengah bulan kemudian. Ada seorang nelayan sowan ke Mbah Kholil. Nelayan itu berterima kasih karena Mbah Kholil telah menolong saat perahunya pecah di tengah laut.

”Kedatangan nelayan itu membuka tabir. Ternyata saat memberi pengajian, Mbah Kholil dapat pesan agar segera ke pantai untuk menyelamatkan nelayan yang perahunya pecah,” tutur Kiai Ghozi.

“Dengan karomah yang dimiliki, dalam sekejap beliau bisa sampai laut dan membantu si nelayan itu,” tambahnya.

Semoga kisah ini membawa keberkahan dan kebermanfaatan, terutama menjadi semakin meningkatkan ketakwaan kepada Allah, mencintai Rasulullah SAW dan penerusnya, termasuk para wali Allah. Aamiin. Wallahu a’lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya