Kisah Mbah Kholil Bangkalan Berguru dalam Mimpi Langsung Hafal 3 Kitab, Karomah Wali

Ada satu kisah karomah yang pernah dialami Mbah Kholil, yakni berguru dalam mimpi. Anehnya, meskipun belajar agama tidak langsung, Mbah Kholil hafal tiga kitab Nahwu dan Shorof. Simak kisah karomah wali ini.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 02 Mei 2024, 00:30 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2024, 00:30 WIB
Syaikhona Kholil Bangkalan, gurunya para kiai di Indonesia, terutama Jawa. (Foto: Istimewa via Laduni.id)
Syaikhona Kholil Bangkalan, gurunya para kiai di Indonesia, terutama Jawa. (Foto: Istimewa via Laduni.id)

Liputan6.com, Bangkalan - Indonesia punya banyak ulama kharismatik yang berpengaruh besar di daerahnya. Salah satunya adalah Syaikhona Muhammad Kholil bin Abdul Lathif atau Mbah Kholil Bangkalan.

Mbah Kholil bukan hanya berperan besar dalam perkembangan Islam di Bangkalan, Jawa Timur. Melalui murid-muridnya dari berbagai daerah, Mbah Kholil secara tidak langsung punya andil dalam dakwah Islam di Nusantara.

Mbah Kholil dikenal sebagai mahaguru para kiai Nusantara. Julukan ini tidak terlepas dari keberhasilannya dalam mencetak ulama dan kiai besar di daerahnya. Salah satu murid Mbah Kholil yang masyhur adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari.

Mbah Kholil juga dikenal sebagai bukan ulama biasa. Beliau adalah wali Allah. Sebagai kekazih Allah, lazim jika Syaikhona Kholil Bangkalan dianugerahi karomah.

Proses Mbah Kholil menjadi ulama besar tidaklah instan. Ia digembleng dengan pendidikan agama sejak kecil. Mbah Kholil sejak muda sudah haus ilmu, terutama Fiqih dan Nahwu.

Dalam perjalanan menimba ilmu agamanya, ada satu kisah karomah yang pernah dialami Mbah Kholil, yakni berguru dalam mimpi. Anehnya, meskipun belajar agama tidak langsung, Mbah Kholil hafal tiga kitab Nahwu dan Shorof. Simak berikut kisahnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Ingin Berguru pada Ahli Nahwu dan Shorof

KH Muhammad Kholil bin Abdul Lathif atau Syaikhona Kholil Bangkalan. (Foto: Liputan6.com/Istimewa via an-nur.ac.id)
KH Muhammad Kholil bin Abdul Lathif atau Syaikhona Kholil Bangkalan. (Foto: Liputan6.com/Istimewa via an-nur.ac.id)

Ketika menginjak belasan tahun, Mbah Kholil ingin menimba ilmu agama ke Ponpes Winongan yang saat itu diasuh oleh KH Abu Darrin. Pengasuh Ponpes Winongan ini terkenal alim terutama dalam ilmu Nahwu dan Shorof. 

Kemasyhuran KH Abu Darrin bukan hanya di wilayah Pasuruan, tapi hingga daerah Madura. Tak heran jika banyak santri termasuk Mbah Kholil muda yang ingin berguru kepada KH Abu Darrin.

Singkat cerita, Mbah Kholil berangkat mondok ke Pesantren Winongan. Setibanya di sana, Mbah Kholil tak bertemu dengan KH Abu Darrin. Sebab, kiai tersebut sudah meninggal dunia.

Keinginan Mbah Kholil muda mengaji ke KH Abu Darrin sangat bulat. Ia menghampiri makam KH Abu Darrin kira-kira tujuh hari dari wafatnya 

‘’Kenapa kiai wafat. Saya belum ngaji dan saya mau mengaji pada kiai,” gumamnya di dekat makam KH Abu Darrin, dikutip dari situs Syaichona.net, Rabu (1/5/2024).

Didatangi KH Abu Darrin dalam Mimpi

Makam Syaikhona Kholil
makam Syaikhona Kholil Bangkalan selalu ramai peziarah

Setelah itu, Mbah Kholil berdiam diri di makam KH Abu Darrin. Ia tidak berhenti untuk membaca Al-Qur’an siang dan malam sampai 41 hari. 

Kemudian Mbah Kholil tertidur dan bermimpi didatangi KH Abu Darrin. Ketika bangun, Mbah Kholil langsung menjadi alim. Ia hafal kitab Alfiyah, Imrithi, dan Ibnu Aqil.

Masya Allah, itulah salah satu karomah Mbah Kholil Bangkalan. Tak bertemu secara nyata di alam dunia, tapi bisa berguru dalam mimpi kepada KH Abu Darrin. Kisah karomah Mbah Kholil ini disarikan dari situs Pesantren Syaichona Moh. Cholil. Wallahu a’lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya