Liputan6.com, Jakarta - Laksamana Cheng Ho juga dikenal sebagai Zheng He, adalah seorang pelaut dan penjelajah Tiongkok terkenal yang hidup pada abad ke-15.
Ia dikenal karena ekspedisinya yang monumental di bawah pemerintahan Dinasti Ming. Cheng Ho memimpin serangkaian ekspedisi maritim yang luas, yang membawanya ke wilayah-wilayah jauh seperti Asia Tenggara, India, Arab, dan bahkan Afrika Timur.
Dalam Islam, Cheng Ho sering dianggap sebagai tokoh yang menarik karena kisahnya mencerminkan hubungan yang erat antara Tiongkok dan dunia Islam pada masa lampau.
Advertisement
Cheng Ho dikenal karena membawa agama Islam ke dalam lingkungan Tiongkok dan menjalin hubungan dengan negara-negara Muslim yang dikunjunginya selama ekspedisinya.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Dikenal Sosok Muslim yang Taat
Meskipun ia bukan seorang misionaris, Cheng Ho dipengaruhi oleh Islam melalui hubungan dengan para pedagang Muslim dan bahkan dikabarkan menjadi seorang Muslim sendiri.
Dalam perspektif Islam, Cheng Ho sering dipandang sebagai contoh dari keberagaman umat manusia dan kemampuan untuk berinteraksi secara damai dengan udaya dan agama lain. Ekspedisi maritimnya dianggap sebagai bukti kemajuan dan toleransi yang dapat dicapai ketika orang-orang dari latar belakang yang berbeda bekerja bersama untuk tujuan bersama.
Selain itu, kisah Cheng Ho juga menunjukkan pentingnya perdagangan, diplomasi, dan pertukaran budaya dalam membangun hubungan antarnegara dan antarbudaya. Sehingga, dalam tradisi Islam, Cheng Ho sering dilihat sebagai tokoh yang mempromosikan perdamaian, dialog, dan kerjasama lintas agama dan budaya.
Menukil Voa-islam.com, Laksamana Cheng Ho dikenal sebagai Muslim yang sangat taat dalam menjalankan ibadah. Tentu saja, keislamannya ini karena dilakukan dari lubuk hatinya yang terdalam. Bagi Cheng Ho, bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat dinantikan.
Bahkan, pada 7 Desember 1411, sesudah pelayarannya yang ke-3, laksamana kepercayaan kaisar Ming ini menyempatkan pulang ke kampungnya, Kunyang, untuk berziarah ke makam sang ayah. Ketika Ramadhan tiba, ia memilih menjalankan ibadah puasa di kampung halamannya.
Â
Advertisement
Cheng Ho Berhasil Pugar Sejumlah Masjid
Laksamana agung ini adalah seorang Muslim yang sangat taat. Ia merupakan keturunan Cina dari Suku Hui. Ia dilahirkan sebagai anak kedua dari pasangan Ma Hazhi dan Wen, ibunya. Sebagai orang Hui-etnis Cina yang sebagian besar pemeluk Islam-Cheng Ho sejak kecil sudah memeluk agama Islam.
Kakek dan ayahnya sudah menunaikan rukun haji. Konon, kata hazhi dalam dialek mandarin mengacu pada kata haji.
Dalam setiap kali melakukan pelayaran, para awak kapal yang beragama Islam juga senantiasa melaksanakan sholat secara berjamaah. Tercatat, beberapa tokoh Muslim yang pernah ikut adalah Ma Huan, Guo Chongli, Fei Xin, Hassan, Sha'ban, dan Pu Heri. "Kapal-kapalnya diisi dengan prajurit yang kebanyakan terdiri atas orang Islam," tulis Buya Hamka dalam majalah Star Weekly.
Cheng Ho juga dikenal sangat peduli dengan kemakmuran masjid. Tahun 1413, dia merenovasi Masjid Qinging (timur laut Kabupaten Xian). Tahun 1430, ia memugar Masjid San San di Nanjing yang rusak karena terbakar. Pemugaran masjid mendapat bantuan langsung dari kaisar.
Konon, pada ekspedisi terakhir (1431-1433), ia sempat menunaikan ibadah haji sebagai pelengkap menjadi seorang Muslim sejati. Sebagai seorang Muslim, ia juga selalu mengandalkan diplomasi damai dalam setiap pelayarannya. Hamka mengatakan, "Senjata alat pembunuh tidak banyak dalam kapal itu, yang banyak adalah 'senjata budi' yang akan dipersembahkan kepada raja-raja yang diziarahi."
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul