Liputan6.com, Cilacap - Ulama kondang ahli Tafsir Al-Qur’an asal Rembang, Jawa Tengah, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha marah besar jika ada orang akan pergi haji minta doa haji mabrur.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Kemarahannya lantaran keanehan dari perilaku orang tersebut, yang tentu saja berlawanan dengan tujuan yang hendak ia capai.
Perihal kekeceewaanya ini beliau sampaikan dalam salah satu kesempatan ceramahnya. Beliau mengatakan alasannya mengapa marah dan kecewa.
"Saya terkadang marah, ada orang datang, lalu minta doa supaya dijadikan haji mabrur. Nah, belajar saja tidak, kok minta doa selamat," jelas Gus Baha dikutip dari akun Youtube Ngaji Singkat, Minggu (05/05/2024).
Simak Video Pilihan Ini:
Belajar Dulu tentang Haji Baru Minta Doa
Menukil NU Online, Gus Baha menambahkan, doa supaya dijadikan haji mabrur harusnya dilakukan setelah orang tersebut belajar semua hal berkaitan dengan haji dan umrah. Logika sederhana Gus Baha, ketika ada seseorang yang minta didoakan supaya selamat dalam berkendaraan sepeda motor, tapi sayangnya orang tersebut belum bisa membawa sepeda motor. Sehingga doa selamat tersebut seakan terasa percuma.
"Masalahnya, ketika kamu mendoakan seseorang supaya jadi haji mabrur, tanpa belajar dulu itu sama saja dengan mendoakan seseorang selamat berkendaraan sepeda motor, tapi ia tidak bisa membawa sepeda motor. Ini aneh," tegas Gus Baha.
Dengan logika yang sama, kata Gus Baha, orang yang mau haji harusnya tanya dulu bagaimana cara membawa sepeda motor yang baik, karena terkadang orang yang bisa berkendaraan saja belum tentu selamat, apalagi yang tidak tahu caranya.
Hal yang sama, makanya orang yang haji itu tanya dulu syarat dan rukunnya haji, baru kemudian minta didoakan supaya hajinya mabrur.
"Kalau masyarakat Rembang sekarang tidak minta doa haji mabrur, tapi tanya, Gus saya mau haji, supaya sah bagaimana? Saya ajarin mereka cara haji yang baik dan benar. Selain belajar waktu manasik haji. Dengan sikap saya begini, setidaknya saat manasik haji, jamaah mau mendengarkan dan tidak tidur," imbuhnya.
Advertisement
Mengetahui Syarat dan Rukun Haji
Hal yang sama, makanya orang yang haji itu tanya dulu syarat dan rukunnya haji, baru kemudian minta didoakan supaya hajinya mabrur.
"Kalau masyarakat Rembang sekarang tidak minta doa haji mabrur, tapi tanya, Gus saya mau haji, supaya sah bagaimana? Saya ajarin mereka cara haji yang baik dan benar. Selain belajar waktu manasik haji. Dengan sikap saya begini, setidaknya saat manasik haji, jamaah mau mendengarkan dan tidak tidur," imbuhnya.
Sikap Gus Baha tersebut diucapkannya karena dalam proses haji ada banyak hal yang diharuskan diketahui agar hajinya sah secara syariat. Setelah sah, baru bicara haji tersebut mabrur. Gus Baha lalu mencontohkan beberapa hal yang perlu diperhatikan saat haji, seperti tawaf di mulai dari hajar aswad. Tidak terlalu dekat dengan Ka'bah karena takut menginjak pondasi Ka'bah.
Sehingga tawafnya nanti malah di atas Ka'bah bukan mengelilingi Ka'bah. Selain itu, kiswah Ka'bah itu penuh dengan minyak wangi, jadi kalau terlalu dekat nanti bisa menyentuh. Maka ini harus dijelaskan secara jelas.
"Kalau mau haji mabrur, urutannya belajar dulu, ilmunya dulu. Ada santri Sarang minta didoakan di Multazam, saya bilang, ngaji dulu baru didoakan. Akhirnya pukul 02.00 waktu Makkah ngaji di lantai 3, ngaji Bukhari sekitar 2 jam. Karena hanya belajar mengajar membuat orang mencintai Allah dan Rasul," tegas Gus Baha.
Penulis : Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul