Liputan6.com, Cilacap - Salah satu kewajiban orang tua adalah mendidik anak. Hal ini sebagaimana termaktub dalam firman-firman Allah SWT dan hadis-hadis Rasulullah SAW.
Pada tataran ini juga para ulama di dalam kitab-kitabnya membahas secara khusus mengenai aspek-aspek yang mencakup pendidikan anak.
Advertisement
Baca Juga
Aktifitas pendidikan anak sangat banyak, salah satunya ialah mengajarkan kebaikan termasuk di dalamnya mengajarkan bacaan atau lafal-lafal yang baik.
Terdapat 2 bacaan atau lafal yang sangat penting untuk diketahui pertama kali oleh anak-anak kita. Lantas bacaan atau lafal apa yang pertama kali harus diajakan kepada anak?
Syahadat
Menukil NU Online, pendidikan dasar yang diajarkan Luqman kepada anaknya sehingga ia menjadi teladan adalah soal tauhid, yaitu meyakini keesaan Allah dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah menceritakan:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar,” (QS. Luqman: 13)
Tauhid adalah satu hal yang bersifat teologis-dogmatis, keyakinan tentang Allah sebagai Tuhan menjadi pelajaran pertama seorang anak. Imam Ibnu Ruslan dalam nadzam Matan Az-Zubad mengatakan:
أول واجب على الإنسان معرفة الإله باستيقان
Artinya: “Kewajiban pertama kali bagi manusia adalah mengenal Tuhan dengan penuh keyakinan,” Dalam nadzam berikutnya, Ibnu Ruslan menjelaskan:
و النطق بالشهادتين اعتبرا لصحة الإيمان ممن قدرا ان صدق القلب
Artinya: “Mengucapkan kedua kalimat syahadah, untuk keabsahan iman bagi orang yang mampu, jika hati membenarkannya” (Ibnu Ruslan, Matan Az-Zubad, (Makkah, Maktabah Ats-Tsaqafah, 1984), hlm. 9)
Pendidikan orang tua yang wajib diajarkan pertama kali terhadap anak adalah mengenalkan Allah dengan cara mengajari mereka dengan dua kalimah syahadat yaitu:
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
Asyhadu an lâ ilâha illallâh, wa asyhadu anna muhammadar rasûlullâh. Artinya: “Saya bersaksi tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah,”
Advertisement
Ikrar Kerelaan
Selain syahadat, pelajaran yang juga perlu diajarkan orang tua terhadap anaknya adalah soal kerelaan mereka terhadap Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Nabi Muhammad sebagai utusan.
Habib Ali bin Abdurrahman al-Masyhur mengatakan, satu hal yang pertama kali diajarkan ulama salaf terhadap anak-anak mereka adalah bacaan:
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وِبِالإِسْلَامِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا وَرَسُوْلًا
Radhītu billāhi rabbā, wa bil islāmi dīnā, wa bi Muhammadin shallallāhu ‘alaihi wa sallama nabiyyan wa rasūlā.
Artinya: “Aku rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Nabi Muhammad ﷺ sebagai nabi dan rasul,” (Habib Zein bin Ibrahin bin Sumaith, Al-Manhajus Sawi, (Tarim: Darul Ilmi wad Da’wah, 2005) hlm. 506)
Ikrar ‘radhîtu’ ini sangat penting karena kalimat ini merupakan sebuah pengakuan atau sebuah bentuk deklarasi seseorang atas keimanannya. Barangsiapa yang benar-benar mengakui bahwa Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Nabi Muhammad sebagai Nabi, berarti eksistensi ketiga hal ini diakui oleh orang tersebut.
Apabila seseorang meyakini ketiga hal ini eksis, otomatis orang tersebut akan patuh terhadap semua aturan-aturan yang telah ditetapkan baik soal ibadah, halal-haram, hudud, muamalat, munakahat, dan lain sebagainya. Walhasil, ada dua bacaan yang wajib diajarkan pertama kali oleh orang tua pada anaknya yaitu pelajaran membaca dua kalimat syahadah dan radlitu. Wallahu a’alam.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul