Liputan6.com, Bogor - Pendakwah kondang Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengatakan bahwa rezeki setiap manusia sudah tertakar. Allah SWT telah menuliskan rezeki manusia di lauhul mahfudz. Dalilnya adalah surah Adz-Dzariyat ayat 22.
وَفِى السَّمَاۤءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوْعَدُوْنَ
Artinya: “Di langit terdapat pula (hujan yang menjadi sebab) rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu.”
Lalu kapan rezeki tersebut akan diberikan Allah kepada hamba-Nya? UAH mengatakan rezeki akan sampai ke tangan manusia jika ia mau berikhtiar menjemputnya dengan bekerja atau cara lain yang halal.
Advertisement
Baca Juga
“Cuma kadang-kadang ada yang turun langsung seketika, ada yang diakumulasikan sehingga jumlahnya terasa besar,” kata UAH dikutip dari YouTube Audio Dakwah, Sabtu (28/9/2024).
Misalnya, ketika berikhtiar mencari rezeki pertama dia belum dapat uang. Pun setelah bekerja seminggu. Barulah setelah berusaha sebulan rezeki didapatkan. Hal ini bukan berarti rezeki tiba-tiba besar, tapi akumulasi dari hasil ikhtiar sebelumnya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Alasan Rezeki Ditunda Allah
Lalu pertanyaanya, mengapa Allah tidak langsung turunkan saja rezekinya? Apa penyebab rezeki manusia ditunda Allah?
“Karena Allah ingin mendengar doa Anda. Sebab kalau orang usaha belum dapat di hari itu pasti tahajudnya nambah, baca Al-Qur’an-nya meningkatkan, kadang-kadang dia puasa yang selama ini gak pernah dikerjakan. Sedangkan Allah pencemburu apalagi orang yang ahli dunia. Kerjakan, rezeki datang,” tutur UAH.
UAH mengatakan, setiap rezeki yang Allah berikan untuk hamba-Nya ada hak orang lain yang harus dibagikan. Oleh karenanya, kita harus mengeluarkan sebagian dari rezeki sebagai tabungan di akhirat kelak.
“Kalau gak siap investasi akhirat, (suka) kejadian. Kadang-kadang pencurian, kadang-kadang kebakaran, kadang-kadang kebanjiran,” imbuh UAH.
Advertisement
Rezeki Dapat, Zakat dan Infaq Jangan Lupa
Kata UAH, begitu rezeki kita menjadi investasi akhirat, maka sejatinya bukan berkurang, melainkan bertambah. Sebab, Matematika Allah berbeda dengan hitungan hamba-Nya.
“Bagaimana cara mengeluarkannya? Ada zakat. Kalau masih ada, diinfaqkan, pahalanya luar biasa, 700 kali lipat paling minimal,” kata UAH.
Wallahu a’lam.