UAH Ungkap Kunci agar Hidup Tidak Capek dan Mudah Menghilangkan Kekecewaan

UAH menambahkan bahwa orang yang selalu tawakal dalam hidupnya tidak akan merasa lelah, meskipun bekerja keras. Dengan cara berpikir seperti ini, seseorang tidak akan merasa tertekan atau kecewa dengan hasil yang didapat, apapun itu.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Okt 2024, 16:30 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2024, 16:30 WIB
uah 222
Ustadz Adi Hidayat (UAH) (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Ustadz Adi Hidayat (UAH), dalam sebuah ceramah yang dikutip dari kanal YouTube @rijalghifariofficial3928, memberikan nasihat tentang bagaimana menjalani hidup dengan tenang tanpa merasa lelah secara mental maupun fisik.

Menurut UAH, kunci utamanya adalah tawakal kepada Allah SWT.

"Tawakal itu ketika seseorang berusaha dengan maksimal dalam ikhtiar, namun hasilnya diserahkan sepenuhnya kepada Allah SWT," ungkap Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya.

Dalam konsep tawakal, seseorang tidak akan terbebani oleh hasil yang diperoleh, karena percaya bahwa Allah yang menentukan segala sesuatu.

UAH menambahkan bahwa orang yang selalu tawakal dalam hidupnya tidak akan merasa lelah, meskipun bekerja keras. "Yang penting saya sudah ikhtiar, hasil terserah Allah bagaimana," ujarnya.

Dengan cara berpikir seperti ini, seseorang tidak akan merasa tertekan atau kecewa dengan hasil yang didapat, apapun itu.

Ustadz Adi Hidayat juga menekankan bahwa menjaga sholat adalah salah satu wujud tawakal.

"Sholat harus dijaga, lakukan karena Allah. Soal rezeki berapa, itu terserah Allah," katanya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Begini jika Seseorang Menerapkan Tawakal

Cepat Lelah dan Bosan Pada Rutinitas
Ilustrasi lelah. Credit: pexels.com/energepic

Menurutnya, orang yang memiliki sikap seperti ini tidak akan merasa capek dalam menjalani hidup, karena semua hasil dari ikhtiarnya sudah diserahkan sepenuhnya kepada Sang Pencipta.

Lebih lanjut, UAH menjelaskan bahwa tawakal juga berperan penting dalam menjaga kesehatan mental. Sikap ini membuat seseorang selalu bersyukur atas apa yang diterima, baik itu banyak ataupun sedikit.

"Secara psikologi, tawakal itu bisa menghilangkan kekecewaan. Orang yang tawakal hidupnya tidak pernah kecewa," tuturnya.

Menurut UAH, konsep tawakal tidak berarti seseorang harus pasif dan berhenti berusaha. Sebaliknya, tawakal harus didahului dengan usaha yang maksimal.

"Kerja dan ikhtiar itu tetap harus dilakukan, tapi soal hasil biarlah Allah yang menentukan," jelasnya. Tawakal memberikan ketenangan bagi jiwa, karena tidak perlu khawatir tentang hasil.

Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa banyak orang merasa capek dan kecewa dalam hidup karena terlalu fokus pada hasil. Sebaliknya, dengan tawakal, seseorang lebih fokus pada proses ikhtiar dan menjalani hidup dengan tenang.

"Orang yang tidak tawakal itu hidupnya sering kecewa, karena mereka terlalu menggantungkan kebahagiaannya pada hasil, bukan pada prosesnya," ujar UAH.

UAH juga menjelaskan bahwa banyak orang mengalami stres dan depresi karena terlalu memikirkan hasil. "Mereka lupa bahwa yang menentukan rezeki, keberhasilan, dan segala sesuatu dalam hidup itu adalah Allah. Kita hanya ditugaskan untuk berusaha," tambahnya.

 

Bisa Lepaskan Rasa Khawatir

Ilustrasi pria sedih, kecewa, putus cinta, patah hati
Ilustrasi pria kecewa dan khawatir. (Photo by cottonbro: https://www.pexels.com/photo/black-and-white-photography-on-man-in-black-coat-3692600/)

Dengan tawakal, seseorang dapat melepaskan kekhawatiran tentang masa depan.

Lebih jauh, UAH juga menekankan bahwa tawakal adalah salah satu ciri orang beriman. "Orang yang beriman itu percaya bahwa rezeki, jodoh, dan maut semuanya sudah diatur oleh Allah," ujarnya.

Karena itulah, seorang Muslim tidak seharusnya merasa putus asa atau kecewa ketika menghadapi kesulitan dalam hidup.

Dalam ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat juga mengajak umat Islam untuk selalu menjaga hubungan dengan Allah SWT melalui sholat dan doa.

"Sholat itu adalah bentuk komunikasi kita dengan Allah, dan doa adalah bentuk penyerahan diri. Dengan begitu, hidup kita menjadi lebih ringan," jelasnya.

Menurut UAH, orang yang tawakal akan selalu bersikap optimis dan tidak mudah putus asa.

"Ketika satu pintu tertutup, orang yang tawakal percaya bahwa Allah akan membukakan pintu lainnya. Jadi, tidak ada kata kecewa dalam kamus orang yang tawakal," tegasnya.

Terakhir, UAH mengingatkan bahwa tawakal tidak hanya berlaku dalam urusan dunia, tetapi juga dalam urusan akhirat. "Ketika kita tawakal, kita juga mempercayakan urusan akhirat kita kepada Allah. Dengan begitu, kita bisa menjalani hidup dengan lebih tenang dan fokus pada amal baik," tutupnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya