Teks Khutbah Jumat: Jangan Terlena dengan Kenikmatan Dunia, Waspada Istidraj!

Teks khutbah jumat ini menjadi pengingat bagi para jamaah untuk dapat berhati-hati dari bahaya sifat istidraj yaitu ujian kenikmatan dunia yang dapat melalaikan diri.

oleh Putry Damayanty diperbarui 17 Okt 2024, 16:30 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2024, 16:30 WIB
Riya atau Suka Pamer
Ilustrasi Riya Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta - Segala nikmat dan rezeki yang diberikan oleh Allah SWT sudah semestinya dapat kita syukuri. Jangan sampai karena kesombongan diri  Allah datangkan ujian berupa kenikmatan rezeki.

Kenikmatan yang semakin lama semakin membuat manusia lalai dengan dunia. Inilah yang disebut dengan istidraj.

Secara istilah istidraj berarti kenikmatan materi yang diberikan kepada seseorang yang secara lahir semakin bertambah, tetapi kenikmatan yang bersifat batin semakin dikurangi atau dicabut, sementara ia tidak menyadarinya.

Tentu saja, kita tidak menginginkan hal demikian. Oleh karena itu, penting bagi seorang muslim untuk berbenah diri agar terhindar dari istidraj.

Teks khutbah jumat berikut menjadi pengingat agar kita dapat berhati-hati dengan sifat istidraj dan sebaliknya semakin bertambah syukur serta dekat kepada-Nya. 

Materi khutbah ini disusun oleh ​​​​​​​Yudi Prayoga, Pengajar di Pondok Pesantren Al Hikmah Kedaton Bandar Lampung, dilansir dari laman NU Online.

 

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ الْمُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Pada hari yang mulia, sayyidul ayyam, khatib selalu berseru mengajak kepada jamaah Jumat sekalian, untuk selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt, yakni dengan cara menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena sebaik-baiknya hamba di sisi Allah, adalah karena takwanya. Hal ini telah disebutkan dalam Al-Qur’an surah al-Hujurat ayat 13:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ

Artinya: Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.

Hadirin rahimakumullah,

Alhamdulillah, segala puji milik Allah SWT, Tuhan yang Maha Pemberi Petunjuk kepada hamba-Nya, sehingga kita tetap memiliki iman untuk berkumpul melaksanakan ibadah shalat jumat di masjid yang mulia ini. Tuhan juga Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, selalu memberikan kepada kita kesehatan jasmani, memberikan oksigen dan cahaya matahari secara gratis kepada semua hamba-Nya, baik yang beriman maupun yang ingkar.

​​​​​​​Shalawat dan salam tetap kita curahkan kepada Nabi Muhammad saw, sosok yang menjadi penutup dari para Nabi dan Rasul, dan Nabi yang membawa perubahan yang besar bagi peadaban umat Islam pada khususnya dan seluruh umat manusia pada umumnya. Bahkan tokoh non-Muslim, Michael H. Hart, berani mengambil keputusan menempatkan Nabi Muhammad saw di urutan pertama daftar 100 tokoh paling berpengaruh dalam sejarah dunia.

Hadirin rahimakumullah,

Setiap hamba selalu diberikan kenikmatan oleh Allah SWT, baik berupa rezeki harta benda, maupun yang lainnya. Maka yang harus kita lakukan adalah selalu bersyukur kepada Allah swt dan mendekatkan diri kepada-Nya. Hal ini dilakukan agar kita tidak terjerumus dalam lembah istidraj.

Seseorang yang sedang diuji dengan istidraj akan mengira bahwa berbagai kenikmatan yang dimiliki adalah kemuliaan dari Allah swt, padahal sesungguhnya Allah sedang menghinakan perlahan-lahan dan bahkan membinasakan. Hal ini dikarenakan jika ada hamba yang gemar bermaksiat dan malas juga untuk beribadah dan bertobat, meski itu hanya berupa istighfar dan shalat, akan tetapi hidupnya penuh dengan kemewahan dan kesenangan dunia, ini harus hati-hati.

Karena sesungguhnya Allah SWT telah mengingatkan kepada kita dalam Al-Qur’an surah Al-‘Araf ayat 182-183:

وَالَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُوْنَ، وَاُمْلِيْ لَهُمْۗ اِنَّ كَيْدِيْ مَتِيْنٌ

Artinya: Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. Dan Aku akan memberikan tenggang waktu kepada mereka. Sungguh, rencana-Ku sangat teguh (QS. Al-‘Araf: 182-183).

Lanjutan Khutbah Pertama

Hadirin rahimakumullah,

Secara lahiriah Allah SWT memberikan kemewahan duniawi, namun secara batiniah perintah ketakwaan (ittaqullah) terabaikan. Punya badan sehat, harta yang meningkat tetapi justru menjauhi sholat. Karir selalu naik dan segala sesuatu bisa didapat tetapi tidak dengan cara yang halal. Hidupnya mewah, tetapi jauh dari nasihat ulama dan orang-orang bijak, sehingga yang dilahirkan hanya hedon, boros dan israf.

Uraian di atas telah diperkuat oleh Rasulullah SAW dari hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: إِذَا رَأَيْتَ اللّٰهَ يُعْطِى الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ. ثُمَّ تَلَا رَسُولُ اللّٰهِ صلى الله عليه وسلم (فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ

Artinya: Dari Uqbah ibn Amir dari Nabi saw, beliau bersabda: ‘Jika kamu melihat Allah memberikan kemewahan dunia kepada hamba-Nya yang suka melanggar perintah-Nya, maka itulah yang disebut istidraj.” Kemudian beliau membaca firman Allah surat al-An’am ayat 44: “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (HR. Ahmad)

Hadirin rahimakumullah,

Contoh dalam Al-Qur’an yang menceritakan bahwa Allah swt menghukum hamba-hamba-Nya dengan cara istidraj adalah kisah hidup Firaun dan Qarun. Fir’aun diberikan kekuasaan dan tidak pernah sakit, ia menjadi sombong dan menjauh dari Tuhan, hingga akhirnya Allah tenggelamkan di laut Merah.

Kisah Qarun diberikan harta yang berlimpah tetapi tidak mau bersedekah dan zakat hingga Allah tenggelamkan ia bersama harta-hartanya ke dalam bumi. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 178:

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ

Artinya: Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan (QS. Ali-Imran: 178).

Hadirin rahimakumullah,

Ketika kita bingung, apakah yang kita peroleh dan kita punya benar-benar anugerah dari Allah atau istidraj dari-Nya adalah ketakwaan. Jika seorang hamba taat beribadah, bisa jadi apa yang diperoleh merupakan anugerah. Akan tetapi sebaliknya, jika orang tersebut lalai dari Allah, maka bisa dipastikan itu merupakan istidraj. Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari pernah menasihati kepada kita dalam Al-Hikam tentang mawas diri, yakni ketika Allah berlaku baik kepada hamba-Nya, sedang ia dalam kedurhakaan:

خِفْ مِنْ وُجُوْدِ إِحْسَانِهِ إِلَيْكَ وَدَوَامِ إِسَاءَتِكَ مَعَهُ أَنْ يَكُوْنَ ذَلِكَ اسْتِدْرَاجاً سَنَسْتَدْرِجُهُم مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ

Artinya: Takutlah pada perlakuan baik Allah kepadamu di tengah durhakamu yang terus-menerus terhadap-Nya. Karena, itu bisa jadi sebuah istidraj, seperti firman-Nya, ‘Kami meng-istidraj-kan mereka dari jalan yang mereka tak ketahui’.

Hadirin rahimakumullah,

Demikianlah khutbah yang singkat ini mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua, baik yang membaca maupun yang mendengarkannya. Dan semoga kita dijauhkan dari istidraj, sehingga segala sesuatu yang diberikan oleh Allah kepada kita menjadikan kita bertambah syukur dan bertambah dekat kepada-Nya.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْن

Saksikan Video Pilihan ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya