Belum Bisa Tajwid, Dosakah jika Baca Al-Qur’an? Ini Kata Buya Yahya

Jika belum bisa ilmu tajwid, apakah membaca Al-Qur’an bisa menjadi dosa? Simak berikut penjelasan Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 10 Nov 2024, 11:30 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2024, 11:30 WIB
Buya Yahya
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)

Liputan6.com, Jakarta - Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk dipelajari, diamalkan, dan menjadi pedoman hidup umat Islam agar selamat di dunia dan akhirat. Selain itu, membacanya juga bernilai ibadah.

Membaca Al-Qur’an merupakan ibadah yang akan mendatangkan manfaat bagi pembacanya. Bukan hanya pahala, tapi muslim yang gemar membaca kitab suci tersebut akan diberikan syafaat di hari kiamat kelak.

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bacalah Al-Qur’an karena pada hari kiamat, ia akan datang sebagai syafaat untuk para pembacanya.” (HR. Muslim no. 804)

Seperti halnya sholat, membaca Al-Qur’an juga ada aturannya. Muslim harus belajar kaidah ilmu tajwid agar bacaannya tartil dan sesuai dengan maknanya.

Dalam Al-Qur’an surah Al Muzammil ayat 4, Allah SWT menyebutkan bahwa,

   وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ  

Artinya: “...dan bacalah Al-Qur’an secara tartil...” (QS Al Muzammil: 4).

Jika belum bisa ilmu tajwid, apakah membaca Al-Qur’an bisa menjadi dosa? Simak berikut penjelasan Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Penjelasan Buya Yahya

Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)

Buya Yahya mengatakan, seorang muslim harus belajar tata cara membaca Al-Qur’an. Menurutnya, jika tidak belajar, maka hukumnya adalah dosa. Akan tetapi, boleh jika dia belum paham ilmu tajwid tapi ingin membaca Al-Qur’an.

“Membaca Al-Qur’an harus belajar, kalau tidak belajar Al-Qur’an (hukumnya) dosa, tapi di saat belajar kalau ada salah dimaafkan. Kalau baru boleh membaca Al-Qur’an jika bacaanya seperti Ustadz Muammar (qori internasional), orang gak akan baca-baca,” kata Buya Yahya, dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Sabtu (9/11/2024).

“Jadi ya sebisanya. Kalau salah salah ya tidak apa-apa, namanya juga belajar,” lanjutnya menekankan.

Menurut Buya Yahya, jika membaca Al-Qur’an harus benar-benar sesuai tajwid sempurna, maka kemungkinan orang yang awam atau belum lancar bacaannya tidak akan membaca kitab suci tersebut.

Dua Pahala Menanti

KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya
Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya. (Foto: YouTube Al Bahjah TV)

Buya Yahya mengatakan, orang yang sedang belajar cara membaca Al-Qur’an tapi dalam praktiknya masih salah tidak dosa, justru dapat pahala.

“Gak bisa-bisa, bagaimana dia? Kata nabi dapat dua pahala. Jangan takut membacanya, yang penting kamu belajar biar pun berat. Dapat pahala dua, satu pahalanya membaca Al-Qur’an utuh, dua pahala capekmu (belajar),” tutur Pengasuh LPD Al Bahjah ini.

Dua pahala tersebut merupakan bagian dari keutamaan membaca Al-Qur’an. Dua pahala itu akan diberikan oleh Allah sebagaimana redaksi hadis berikut.

 وَاٌلَذِي يَقُراٌ القُرانَ وَيَتَتَعتَعُ فِيه وَهُوَ عَلَيهِ شَاقٌ لَه اَجَران » متفقٌ عليه

Rasulullah bersabda, “Dan orang yang membaca Al-Qur’an, sedang ia masih terbata-bata lagi berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari Muslim)

Wallahu a'lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya