Top 3 Islami: Akih-Alih Rayakan Tahun Baru UAH Sarankan Ini Dilakukan di 1 Januari 2025, Kedatangan Barokah yang Tak Terduga Kata Gus Baha

Ulasan UAH tentang sesuatu yang lebih baik dilakukan seorang muslim dibandingkan dengan merayakan tahun baru ini menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Minggu (30/12/2024)

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 30 Des 2024, 06:30 WIB
Diterbitkan 30 Des 2024, 06:30 WIB
Pesan UAH: Tampilkan Sisi Positif Debat, Tunjukkan Politik Kebangsaan Bukan Politik Kanalisasi
Tangkapan Layar Youtube Adi Hidayat Official: UAH Meeaksi Debat Cawapres Sesi ke-4, Berapa Nilainya?

Liputan6.com, Jakarta - 1 Januari 2024 dinihari, orang-orang merayakan tahun baru. Berbagai acara meriah digelar. Tiup terompet hingga pesta dansa digelar.

Perayaan tahun baru identik dengan kemeriahan dan pesta pora. Namun, bagi sebenarnya bagi muslim, perayaan yang serba meriah itu tak sejalan dengan ajaran Islam.

Ustadz Adi Hidayat (UAH) menyoroti pesta pora dalam perayaan tahun baru. Menurut dia, alih-alih turut larut dalam pesta pora alangkah lebih baik seorang muslim melakukan berbagai kebaikan yang sesuai ajaran Islam.

Ulasan UAH tentang sesuatu yang lebih baik dilakukan seorang muslim dibandingkan dengan merayakan tahun baru ini menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Minggu (30/12/2024).

Artikel kedua terpopuler yaitu penjelasan Gus Baha tentang barokah yang kedatangannya tidak jelas, dan bisa saja tidak terduga.

Sementara, artikel ketiga yakni penjelasan Buya Yahya mengenai benar dan tidaknya bahwa tiupan terompet tahun baru memancing malaikat Israfil meniup sangkakala kiamat.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

1. Alih-Alih Merayakan Tahun Baru, Ustadz Adi Hidayat Sarankan Ini untuk Muslim, Simak Baik-Baik

uah 12
Ustadz Adi Hidayat (UAH). (SS TikTok)

Perayaan Tahun Baru sering dianggap sebagai momen penting bagi banyak orang. Namun, bagi sebagian kalangan, ini justru menjadi saat yang kurang berarti dan bahkan tidak memberikan manfaat. Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam sebuah ceramah mengajak masyarakat untuk mengubah cara pandang mereka terhadap momen tersebut.

Menurutnya, pergantian tahun seharusnya tidak hanya menjadi waktu perayaan, tetapi lebih pada refleksi atas pencapaian dan perbaikan diri.

"Perayaan tahun baru ini tidak lebih dari sekadar pergantian angka. Sering kali, kita terjebak pada kegembiraan yang semu tanpa merenung apa yang telah kita capai di tahun yang lalu," ujar Ustadz Adi Hidayat.

Dalam pandangannya, perayaan seperti ini hanya mengalihkan perhatian kita dari yang lebih penting, yaitu perbaikan diri di hadapan Allah.

Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @Puput Lutviani, Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa masyarakat seharusnya menyadari bahwa perayaan Tahun Baru hanyalah simbol angka, sementara yang lebih penting adalah introspeksi diri dalam setiap pergantian waktu.

"Kita harus berfokus pada perbaikan kualitas diri, apakah kita semakin baik dalam pandangan Allah atau tidak," tambahnya.

Pentingnya refleksi diri ini menjadi pesan utama dalam ceramah Ustadz Adi Hidayat. Bagi beliau, tahun baru seharusnya menjadi momen untuk bertanya pada diri sendiri apakah kita sudah lebih dekat kepada Allah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Ini bukan hanya soal mencapai capaian materi, tetapi juga spiritualitas yang semakin mendalam.

Selengkapnya baca di sini

2. Barokah Bisa Datang dari Hal Tak Terduga Kata Gus Baha, Ini Kuncinya

Gus baha 23
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (TikTok)

Kehidupan yang penuh dengan dinamika ini sering kali membuat seseorang mempertanyakan apakah setiap perbuatan yang dilakukannya akan mendatangkan kebaikan atau justru sebaliknya. Gus Baha, seorang ulama asal Rembang, Jawa Tengah, memberikan pandangannya tentang bagaimana sebuah tindakan yang tidak jelas bisa menjadi barokah.

Dalam sebuah potongan ceramah yang dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @jejaksemangat, Gus Baha mengungkapkan bahwa tidak ada yang bisa memastikan sebuah perbuatan membawa kebaikan secara langsung.

Gus Baha menjelaskan bahwa terkadang, seseorang yang tampaknya tidak baik atau bahkan buruk, di masa depan bisa berubah menjadi lebih baik.

"Barokah itu enggak jelas. Kadang orang yang sekarang nakal, suatu saat bisa jadi orang yang baik. Begitu pula sebaliknya, orang yang sekarang baik, bisa saja suatu saat menjadi buruk," ungkapnya dalam ceramah tersebut.

Pernyataan tersebut menyiratkan bahwa hidup ini penuh dengan ketidakpastian dan perubahan. Gus Baha menekankan pentingnya introspeksi bagi setiap individu. "Kita semua harus intropeksi, karena tidak ada jaminan kalau kita sekarang baik, akan terus baik. Begitu pula, tidak ada jaminan kalau kita sekarang buruk, akan terus buruk," kata Gus Baha.

Dalam pandangannya, hidup ini adalah proses yang tidak bisa diprediksi dengan pasti. "Kita tidak tahu ke depan bagaimana kita akan berubah. Hanya Allah yang mengetahui segala sesuatu, termasuk masa depan kita," tambahnya. Oleh karena itu, Gus Baha mengajak umat untuk senantiasa menjaga niat dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.

Selengkapnya baca di sini

3. Benarkah Meniup Terompet Tahun Baru Memancing Malaikat Israfil Tiup Sangkakala Kiamat? Buya Yahya Menjawab

Buya yahya sss
Buya Yahya (Tik-Tok)

Pergantian tahun baru Masehi sangat identik dengan terompet. Meniup terompet saat tahun baru bagaikan sebuah tradisi yang biasa dilakukan setiap tahunnya, terutama oleh kalangan anak-anak.

Desain terompet tahun baru sangat khas. Berbentuk kerucut dengan dengan warna mencolok dan hiasan yang menarik. Ada juga berbentuk ular atau naga yang melingkar.

Meniup terompet saat tahun baru menjadi suatu kebahagiaan tersendiri bagi beberapa orang. Terompet menjadi pemecah kesunyian selain kembang api yang dinyalakan di malam tahun baru. 

Namun, meniup terompet mengingatkan muslim akan sangkakala di hari kiamat. Sangkakala digambarkan sebagai sebuah terompet yang sangat besar dan menjadi salah satu tanda hari akhir tiba. Malaikat yang bertugas meniup sangkakala adalah Malaikat Israfil.

Tidak heran jika setiap tahunnya meniup terompet tahun baru kerap diidentikkan dengan sangkakala hari kiamat. Timbul juga pertanyaan menarik yang selalu muncul tiap tahunnya, yakni soal keterkaitan meniup terompet tahun baru dengan sangkakala. 

Pertanyaan yang pernah muncul di majelis Al Bahjah adalah “Benarkah meniup terompet saat tahun baru memancing Malaikat Israfil meniup sangkakala?” Simak berikut penjelasan KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.

Selengkapnya baca di sini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya