Fenomena Menghujat Menurut Ustadz Adi Hidayat

Ustadz Adi Hidayat mengajak umat Islam untuk lebih berhati-hati dalam berbicara dan menggunakan media sosial. Setiap ucapan, baik secara lisan maupun tulisan, akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jan 2025, 20:30 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2025, 20:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat (SS. YT. Short @nafassubuhtv)
UAH (SS. YT. Short @nafassubuhtv)

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena menghujat sesama, baik secara langsung maupun melalui media sosial, semakin marak di tengah masyarakat. Menghujat berbeda dari kritik.

Kritik yang seharusnya membangun justru sering berubah menjadi serangan pribadi yang merendahkan. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang dampak dan manfaat dari perilaku tersebut.

Ustadz Adi Hidayat menekankan pentingnya membedakan antara kritik terhadap perbuatan dan penghujatan terhadap individu. Ia mengajukan pertanyaan retoris, “Apa untungnya dengan menjelekkan orang, menghujat orang? Apa untungnya?," kata UAH dalam sebuah kajian, yang dikutip dari kanal YouTube @PelitaHati-u4s.

Menurut Ustadz Adi Hidayat, hujatan hanya memberikan kepuasan sesaat bagi pelaku tanpa manfaat nyata. “Tidak ada kesenangan, tidak ada kepuasan yang sejati dari menghujat orang,” lanjutnya.

Ia menambahkan bahwa jika memang ingin mengkritik, yang seharusnya dihujat adalah keburukan perbuatannya, bukan orangnya. Hal ini karena manusia sebagai makhluk Allah memiliki potensi untuk berubah dan memperbaiki diri.

Kritik yang baik, kata Ustadz Adi Hidayat, adalah kritik yang disampaikan dengan niat untuk membantu seseorang memperbaiki kesalahan, bukan untuk menjatuhkan atau mempermalukan. Sikap ini sejalan dengan ajaran Islam yang mengajarkan kasih sayang dan saling menasihati dalam kebaikan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kritik yang sehat dapat menjadi sarana untuk menciptakan hubungan yang lebih baik. Sebaliknya, hujatan hanya akan memperburuk suasana dan menciptakan lingkaran kebencian.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

Hati-Hati saat Bicara atau Bermedsos

Ilustrasi kritik
Ilustrasi kritik. (Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay)

Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa setiap kata yang diucapkan memiliki dampak besar, baik bagi penerima maupun bagi diri sendiri. Dalam Al-Qur'an, Allah telah menegaskan bahwa ucapan yang baik dapat membawa kebaikan, sedangkan ucapan yang buruk hanya akan mendatangkan dosa.

Menghujat orang lain, terutama di media sosial, sering kali dilakukan tanpa mempertimbangkan dampaknya. Padahal, tindakan ini tidak hanya melukai hati orang yang dihujat, tetapi juga merusak reputasi pelaku sendiri.

Ustadz Adi Hidayat mengajak umat Islam untuk lebih berhati-hati dalam berbicara dan menggunakan media sosial. Setiap ucapan, baik secara lisan maupun tulisan, akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah.

Ia juga menekankan pentingnya introspeksi diri sebelum mengkritik orang lain. “Lihat diri kita dulu, sudah benar atau belum? Kalau belum, perbaiki dulu diri sendiri sebelum mengkritik orang lain,” ungkapnya.

Selain itu, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa manusia tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, sikap saling memaafkan dan saling menasihati dalam kebaikan harus menjadi prioritas dalam berinteraksi.

Fenomena hujatan di media sosial sering kali dipicu oleh perbedaan pendapat atau pandangan. Ustadz Adi Hidayat mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi perbedaan tersebut.

Menurutnya, perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan tidak seharusnya menjadi alasan untuk saling menghujat. Sebaliknya, perbedaan ini bisa menjadi peluang untuk saling belajar dan memperkaya wawasan.

ini Cara Kritik yang Benar

Ilustrasi haters, tukang kritik, bermuka dua
Ilustrasi haters, tukang kritik, bermuka dua. (Image by rawpixel.com on Freepik)

Ia juga menyoroti pentingnya memahami ajaran Islam secara utuh, termasuk dalam hal berinteraksi dengan sesama. Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berkata baik atau diam jika tidak mampu.

Dalam kehidupan bermasyarakat, sikap saling menghormati adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang harmonis. Ustadz Adi Hidayat mengajak umat Islam untuk menjadikan ajaran ini sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

Kritik yang disampaikan dengan cara yang baik dan penuh kasih sayang akan lebih mudah diterima oleh orang lain. Sebaliknya, kritik yang disertai hujatan hanya akan menimbulkan permusuhan.

Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan bahwa menghujat orang lain tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi justru menambah masalah baru. Oleh karena itu, sikap sabar dan bijaksana sangat dibutuhkan dalam menyikapi kesalahan orang lain.

Sebagai penutup, Ustadz Adi Hidayat mengajak umat Islam untuk selalu menjaga lisan dan perbuatan agar senantiasa membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Setiap perbuatan yang dilakukan dengan niat yang baik akan mendatangkan berkah dan ridha Allah.

Dengan memahami pentingnya membedakan antara kritik dan hujatan, diharapkan masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik dan penuh kasih sayang. Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin mengajarkan umatnya untuk selalu berbuat kebaikan dan menghindari segala bentuk keburukan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya