Liputan6.com, Jakarta - Seorang muslim tak luput dari kesalahan, baik yang vertikal maupun horizontal. Kesalahan vertikal adalah antara hamba dan Rabb-nya, sedangkan horizontal terhadap sesama manusia.
Berbuat maksiat termasuk kesalahan yang harus dihindari seorang muslim. Sebab, orang yang bermaksiat akan diganjar dosa, tergantung seberapa besar maksiat yang dilakukannya.
Advertisement
Ketika muslim berbuat maksiat yang berujung dosa, langkah yang harus ditempuh adalah bertobat. Tobat berarti dia menyesali perbuatannya dan bersungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya lagi.
Advertisement
“Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertobat.” (H.R. At-Tirmidzi)
Baca Juga
Rasulullah SAW telah memberikan petunjuk bagaimana cara bertobatnya seorang muslim yang pernah berbuat kesalahan. Yakni dengan melaksanakan sholat sunnah dua rakaat yang dikenal sholat tobat.
“Seorang hamba yang berdosa, lalu dia berwudhu' dengan baik, kemudian sholat dua rakaat, lalu memohon ampun kepada Allah, maka Allah pasti mengampuninya.” (H.R. Abu Dawud)
Pertanyaannya, jika seorang muslim telah melakukan tobat nasuha, apakah dosa-dosa sebelumnya tetap akan dihisab di hari kiamat atau tidak? Pertanyaan ini pernah muncul di kajian Ustadz Khalid Basalamah. Simak penjelasannya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Kata Ustadz Khalid Basalamah
Ustadz Khalid mengatakan, orang yang pernah berbuat maksiat lalu bertobat, kesalahannya tidak akan dihisab lagi di hari kiamat. “Tentu saja kalau di akhirat sudah tidak, di dunia pun sebenarnya sudah tidak ada tulisan dosa, di akhirat juga sudah tidak akan ditimbang,” jelas Ustadz Khalid dikutip dari YouTube Hijrah Indonesia, Jumat (17/1/2025).
Namun demikian, di buku amal tetap ada tulisan dia pernah berbuat dosa. Sebab, dalam buku amal yang akan diterima tertulis semua apa saja yang pernah dilakukan, termasuk dosa kecil maupun besar.
Ustadz Khalid menuturkan, ulama tafsir menyebutkan bahwa tulisan amal manusia dimulai dari hembusan nafas pertama, kedipan mata pertama, gerakan tangan pertama, hingga dia meninggal dunia.
“Kalaupun seseorang itu berbuat dosa, kemudian dia tobat, tetap tertulis di buku amalnya tapi tidak ditimbang lagi di hari kiamat. (Tujuannya) agar dia tahu kebenaran tulisan tersebut, dia akan melihat oh pada umur 17 tahun pernah berzina, pada umur segini pernah buat dosa ini, lalu pada umur sekian dia bertobat. Maka, dia tahu semua perbuatan yang dia lakukan, tapi tidak ada lagi hukuman baginya kalau dia sudah tobat. Wallahu a'lam,” jelas Ustadz Khalid.
Advertisement
Tata Cara dan Niat Sholat Tobat
Bagi muslim yang pernah bermaksiat, baik yang disadari maupun tidak, mari segera bertobat dengan melaksanakan sholat dua rakaat. Berikut tata cara dan niat sholat tobat lengkap.
Secara umum, tata cara sholat taubat tidak berbeda jauh dengan sholat lain. Sholat taubat diawali dengan niat. Berikut adalah lafal niat sholat taubat yang dilakukan sebanyak dua rakaat.
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّوْبَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Ushall sunnatat taubati rak’ataini lillaahi ta’aala.
Artinya: "Aku berniat melakukan sholat sunah taubat dua rakaat karena Allah Ta’ala”
Setelah niat, dilanjutkan dengan gerakan-gerakan sholat pada umumnya. Seperti takbiratul ihram, membaca doa iftitah pada rakaat pertama, membaca surat Al-Fatihah, membaca surah dalam Al-Qur’an hingga salam pada rakaat kedua.
Doa Sholat Tobat
Setelah melakukan sholat taubat, dianjurkan untuk berdoa. Kita bisa membaca doa berikut.
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Allahumma Anta Rabbi, la ilaha illa Anta khalaqtani, wa ana 'abduka, wa ana ala ahdika wawa'dika mastatha'tu, audzubka min syarrima shana'tu, abu'u laka bini'matika alayya wa abu'u laka bi dzanbi, faghfirli, fa innahu la yaghfirudzunuba illa Anta.
Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menepati perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu.”
Wallahu a'lam.
Advertisement