Kisah Naga yang Jadi Asal-usul Rawa Pening Jawa Tengah

Destinasi wisata di Jawa Tengah rupanya memiliki kisah legenda yang menarik, salah satunya Danau Rawa Pening.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jan 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2022, 20:00 WIB
rawa pening jawa tengah
Destinasi wisata di Jawa Tengah rupanya memiliki kisah legenda yang menarik, salah satunya Danau Rawa Pening.

Liputan6.com, Semarang- Destinasi wisata di Jawa Tengah rupanya memiliki kisah legenda yang menarik, salah satunya Danau Rawa Pening. Danau sebesar 2.670 hektare di Jawa Tengah ini membentang dari kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang dan Banyubiru.

Kepopuleran Rawa Pening tidak lepas dari cerita rakyat setempat yang melegenda. Konon, Rawa pening berasal dari naga yang sakti.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut cerita legenda naga yang menjadi asal-usul Rawa Pening di Jawa Tengah.

1. Lahirnya seekor naga

Cerita Legenda Rawa Pening berawal dari kehamilan Endang Sawatiri tanpa memiliki suami akibat meletakan sebuah pusaka diatas pangkuannya. Untuk menutup aibnya, ia dijodohkan dengan seorang lelaki bernama Ki Hajar Salokantara.

Rupanya Endang Sawitri melahirkan seekor naga yang diberi nama Baru Klinting.  Baru Klinting dipercaya memiliki kesaktian.

2. Seekor naga yang melingkari Gunung Telomoyo

Baru Klinting yang berwujud seekor naga menginginkan menjadi seorang manusia. Lantas Ayah tirinya Ki Hajar Salokantara memberikan perintah untuk bertapa melingkari Gunung Telomoyo sebagai syarat untuk bisa melepas kutukan yang menimpanya.

Baru Klinting kemudian melaksanakan perintah ayahnya. Ia bertapa melingkari Gunung Telomoyo Jawa Tengah dengan harapan dapat menjadi seorang manusia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Cabut Lidi

3. Sayembara mencabut lidi dari tanah

Setelah lama menjalani pertapaan, Baru Klinting behasil berubah menjadi sosok anak manusia. Namun siapa sangka, Baru Klinting memiliki wajah buruk rupa, sehingga tidak ada seorangpun yang mau menerimanya. Terlebih, ia diusir penduduk desa dengan sangat kasar.

Namun nasib baik, Baru Klinting bertemu Nyai Latung seorang janda tua. Nyai Latung tergerak hatinya untuk menolong Baru Klinting dan mengangkatnya menjadi anak.

Meski begitu, Baru Klinting tetap kecewa dengan penduduk desa yang sudah mengusirnya. Baru Klinting akhirnya memutuskan pergi ke desa tempat ia berasal dan berpesan kepada Nyali Latung jika terjadi sesuatu ia harus segara menaiki lesung.

Baru Klinting yang memiliki kesaktian mandraguna pun menancapkan sebuah lidi ke tanah dan membuat sayembara. Sayembara besar-besaran untuk siapa yang berhasil mencabut lidi tersebut akan mengalami nasib baik.

 4. Lubang bekas lidi menyemburkan air

Sayembara pun dibuka, pada mulanya penduduk desa meremehkan tantangan tersebut, namun meski mereka telah berusaha anehnya tidak ada satu pun yang mampu mencabutnya. Hingga akhirnya Baru Klinting mencabut sendiri lidi yang ia tancapkan di tanah. Dari lubang bekas lidi tersebut menyemburlah air yang sangat deras bak air bah.

Tak lama kemudian bunyi kentongan tanda bahaya bergema di desa tersebut. Nyai Lantung yang teringat pesan Baru Klinting lalu bergegas naik ke atas lesung.

Air yang keluar dari tanah tersebut semakin banyak dan terus menyebar kemana-mana hingga membentuk sebuah rawa. Nyai Lantung yang menyaksikan fenomena tersebut dari lesungnya memberi nama rawa baru ini dengan nama yang memiliki arti genangan air bening yaitu Rawa Pening.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya