Liputan6.com, Jakarta - Nama Erick Thohir semakin menjadi sorotan sebagai calon wakil presiden pilihan publik di pemilihan presiden 2024. Dalam survei yang dilakukan oleh Indo Barometer, Erick Thohir menempati posisi teratas dengan meraih 22,9% suara responden.
Menurut pengamat politik Wasisto Raharjo Jati dari Pusat Riset Politik - Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN), segmentasi pemilih saat ini sudah mengerucut kepada tiga kandidat calon presiden, yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
“Capres yang ada saat ini sudah menunjukan kosistensi popularitas dari kandidat yang akan maju di pilpres 2024. Kecil kemungkinan adanya capres alternatif yang akan maju di pilpres 2024. Sebab segmentasi pemilih saat ini sudah mengerucut ke 3 kandidat capres tersebut," kata Wasis, Rabu (22/3/2023).
Advertisement
Survei yang dilakukan Indo Barometer menempatkan Erick Thohir pada posisi teratas sebagai calon wakil presiden pilihan publik jika pemilihan presiden dilakukan hari ini dengan mendulang 22,9% suara responden. Peringkat ke 2 ditempati oleh Khofifah Indar Parawansa yang mendapat 15,8% suara, Muhaimin Iskandar 6,7%, Puan Maharani 6,3%, Chairul Tanjung 2,7%. Sementara yang belum memutuskan pilihannya dan tidak tahu masing-masing 25,5%, dan 14,9%.
Baca Juga
Â
Komunikasi Politik
Namun, keberhasilan Erick Thohir dalam mendulang suara generasi muda dan menjembatani komunikasi dengan tokoh senior membuat namanya semakin populer.
Menurut Wasis, Erick Thohir dianggap mampu menjembatani komunikasi politik antara generasi milenial dengan generasi senior karena latar belakangnya yang terjun di dunia olahraga dan dekat dengan kaum milenial. Selain itu, Thohir juga dianggap mampu meraup calon pemilih dari generasi muda dan generasi milenial karena sportifitas dan energiknya.
Sementara itu, Khofifah Indar Parawansa menduduki peringkat kedua dengan meraih 15,8% suara responden dalam survei Indo Barometer. Elektabilitasnya dinilai karena Khofifah dianggap sebagai sosok NU tulen yang mewakili komunitas Islam tradisional dan simbol kesetaraan gender, serta memiliki pengalaman di bidang birokrat.
“Sosok capres pasti akan mencari sosok cawapres yang nantinya akan mampu melengkapi dan cocok untuk mendampinginya memimpin Indonesia. Sehingga nantinya figur cawapres ini akan melengkapi kekurangan capres. Sehingga nantinya capres dan cawapres bisa saling melengkapi dan dapat memenangkan pilpres 2024," imbuh Wasis.
Wasis menekankan bahwa penentuan cawapres akan diputuskan berdasarkan kebutuhan capres yang akan maju. Figur cawapres akan melengkapi kekurangan capres sehingga bisa saling melengkapi dan memenangkan pilpres 2024. Namun, dalam survei politik Indo Barometer, nama Sandiaga Salahuddin Uno tidak terlihat menonjol dalam kancah bursa cawapres.
Advertisement