Liputan6.com, Jakarta Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebutkan, kasus positif covid-19 didominasi oleh anak-anak. Rata-rata mereka adalah anak-anak berusia 5 sampai 17 tahun.
Eri menyebutkan, tingginya mobilitas orang dewasa ditengarai menjadi salah satu penyebab covid-19 varian omicron mendominasi anak.
"Tingginya mobilitas orang tua atau orang dewasa sehingga menciptakan klaster keluarga," ungkapnya, Selasa (15/2/2022).
Advertisement
Baca Juga
Dia mengatakan, saat ini di Kota Surabaya sedang rawan usia anak-anak terpapar varian omicron. Oleh karena itu, dia menekankan kepada seluruh orang tua agar terus menerapkan protokol kesehatan.
Selain itu, Eri juga meminta kepada orang tua untuk terus mengawasi anak saat beraktifitas di luar rumah.
"Kuncinya cuma satu, orang tua harus lebih ketat lagi disiplin protokol kesehatan kalau tidak mau anak yang disayang terpapar Covid-19," harapnya.
Eri menyebutkan, rata-rata kegiatan di tempat umum rentan mendominasi kasus penularan covid-19 varian omicron pada anak-anak. Eri menyebutkan, anak-anak sangat mudah terpapar varian omicron karena dari hasil kasus yang ditemukan.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini
Isolasi Terpadu
Dia mengatakan, penanganan kasus varian omicron pada anak-anak sama saja dengan orang dewasa. Jika si anak terpapar, maka langsung dibawa ke tempat isolasi terpadu (isoter) untuk dilakukan perawatan secara intensif.
"Ketika anak dibawa ke isoter, orang tua juga bisa mendampingi sampai anaknya dinyatakan sembuh," bebernya.
Namun demikian, Eri belum menemukan kasus anak yang terpapar varian omicron membutuhkan perawatan khusus. Karena sejauh ini kasus terhadap anak-anak memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi.
"Saya harap orang tua bisa menjaga anaknya untuk tidak melakukan aktifitas diluar terlalu alma jika memang terpaksa saya tekankan untuk tetap disiplin protokol kesehatan," ungkapnya.
Disinggung soal pelaksanaan vaksin booster terhadap anak-anak, dirinya menerangkan sampai hari ini masih menunggu instruksi dari Kemenkes.
Advertisement