Liputan6.com, Jatim - Setiap 8 Maret diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional, momentun pada 2022 ini dimaknai bagi para perempuan untuk memperkuat kesetaraan dengan mengemukakan hak-haknya.
Laporan Girls Leadership Index 2021 dari Plan International menunjukkan bahwa Indonesia hanya menempati peringkat ke-10 dari 19 negara Asia dalam indeks kepemimpinan perempuan secara keseluruhan.
Bahkan, dalam beberapa indeks yang lebih spesifik, seperti bidang hukum dan kebijakan yang menilai beberapa subbidang, seperti upah yang setara, perkawinan anak, kekerasan dalam rumah tangga, dan pelecehan seksual, Indonesia berada di peringkat 14. Sementara, dalam bidang suara dan perwakilan politik perempuan, Indonesia hanya di peringkat 12.
Advertisement
Di sisi lain, hingga kini masih terjadi kesenjangan dalam pemenuhan hak, perlindungan, dan partisipasi bagi perempuan di Indonesia.
Baca Juga
Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti. Menurutnya, penting bagi Indonesia untuk lebih mendorong kesetaraan perempuan Tanah Air.
Menurutnya, ini ironis mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia, bahkan, tahun ini memegang Presidensi G20.
"Oleh karena itu, pemenuhan kesetaraan gender harus dijadikan sebagai investasi vital, terlebih kesetaraan dan pemberdayaan perempuan menjadi isu utama yang diangkat oleh Women 20 selama Indonesia memegang Presidensi G20 ini," kata Dini.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Melawan Ketidaksetaraan Gender
Ia menambahkan, perempuan masih menghadapi berbagai tantangan, seperti gender stereotype dan bias dalam berbagai aspek yang menghambat mereka untuk membuat keputusan bagi hidup mereka, terlebih untuk memimpin.
Urgensi penguatan kesetaraan gender semakin besar saat ini mengingat pandemi Covid-19 turut memperparah ketidaksetaraan yang dialami perempuan, termasuk di Indonesia.
Data dari laporan Halting Lives 2: In Their Own Voice: Girls and Young Women on the Impact of Covid-19 oleh Plan International yang melibatkan 7.000 perempuan di 14 negara mengungkapkan, 31 persen keluarga responden kehilangan pekerjaan dan tidak memiliki penghasilan rumah tangga yang dapat mendukung pemenuhan hak perempuan.
Oleh karena itu, melalui momentum Hari Perempuan International 2022 menyerukan ke seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun sektor swasta, untuk bersama-sama bertindak dan melawan ketidaksetaraan gender.
"Kita juga harus memastikan agar kaum perempuan dipenuhi haknya sejak usia anak, serta diberikan wadah untuk meningkatkan agensi mereka," tegas dia.
Advertisement