Hikayat Perayaan Unduh-unduh di Tulungrejo Banyuwangi, Harmonisasi Kebersamaan Antar Umat Beragama

Perayaan Unduh-unduh adalah harmonisasi kebersamaan antar umat beragama.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jun 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2022, 14:00 WIB
Perayaan Unduh-unduh Banyuwangi. (Liputan6.com/ ist)
Perayaan Unduh-unduh Banyuwangi. (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Banyuwangi - Perayaan Unduh-Unduh yang merupakan perwujudan syukur atas hasil panen kembali digelar di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jemaat Tulungrejo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore, Minggu (5/6/2022).

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang menghadiri acara tersebut, mengapresiasi semangat gotong royong dari prosesi itu.

"Kegiatan ini merupakan bentuk dari tolong menolong satu sama lain. Unduh-unduh datangnya dari masyarakat, diajarkan oleh leluhur dan berdampak kembali kepada masyarakat. Ini sungguh luar biasa bermanfaat," tutur Ipuk.

Perayaan Unduh-Unduh Banyuwangi diawali dengan pengumpulan hasil bumi dari para jemaat GKJW Tulungrejo. Ada yang berupa padi, sayuran, buah-buahan, makanan siap saji hingga hewan ternak.

Hasil bumi itu kemudian dilelang kembali kepada jamaat. Lalu, hasilnya dipergunakan untuk kepentingan gereja ataupun untuk kepentingan sosial lainnya.

"Pemerintah senang melihat geliat gotong royong yang ada di masyarakat. Lebih penting lagi kegiatan Unduh-unduh tidak mengenal agama, ini adalah modal sosial yang sangat baik," terangnya.

Ipuk berharap kegiatan tersebut dapat terus dilestarikan di Banyuwangi. Sebagai bentuk apresiasi, Ipuk juga turut lelang hasil bumi tersebut.

"Ini sesuatu yang harus kita jaga agar terus dapat berdampingan dengan damai dan terus berada di jalan Tuhan," jelasnya.

 

Persembahan Jemaat

Pendeta GKJW Jemaat Tulungrejo Sutriyo menyebutkan jika perayaan Unduh-Unduh itu merupakan kreasi dari jemaatnya yang telah berlangsung sekian tahun lamanya. Dikarenakan jemaahnya kebanyakan petani, maka yang bisa dipersembahkan untuk gereja pun adalah hasil pertanian.

"Unduh-Unduh ini merupakan persembahan dari jemaat kami yang sudah berlangsung sejak bertahun-tahun lalu, berdasarkan kemampuan dan pekerjaan masing-masing. Unduh dalam bahasa jawa artinya panen atau memetik, ini sebagai bukti rasa syukur kami kepada Tuhan," tutur Pendeta Sutriyo.

Perayaan Unduh-Unduh, imbuh Sutriyo, merupakan perwujudan dari spirit Banyuwangi Rebound yang dicanangkan Bupati Ipuk. "Kami berharap perayaan Unduh-unduh kedepannya mampu menjadi penggerak Bayuwangi Rebound berikutnya," harapnya.

Pada kesempatan yang sama, ketua Bamag Banyuwangi pendeta Anang Sugeng mengatakan bahwa perayaan Unduh-unduh adalah harmonisasi kebersamaan antar umat beragama.

"Sehingga seperti yang telah dikatakan Bupati, Unduh-Unduh adalah pengaplikasian ajaran kitab suci yang diperjelas lagi dengan berdampak terhadap sesama yang membutuhkan," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya