Liputan6.com, Jakarta Jika berbicara tentang wanita karir, sosok seperti apa yang Anda bayangkan? Berangkat dari rumah pada pagi hari dengan mengenakan pant suits atau skirt suits hitam, rambut tertata rapi, bermakeup. Tampilannya presentable dan bekerja di bank.
Gambaran seperti ini mungkin tak ada di kepala orang-orang pada masa belum diakuinya kesetaraan gender. Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara pandang kemanusiaan tentang wanita, ruang bagi wanita untuk meniti karir semakin terbuka lebar. Tak sedikit wanita karir yang mampu meniti jenjang profesional hingga sampai pada pucuk pimpinan perusahaan.
Advertisement
Salah satunya adalah sosok Wakil Presiden Direktur Bank Panin, Roosniati Salihin. Jabatannya ini sudah dipegang sejak tahun 1997. Bercerita tentang awal karirnya di dunia perbankan kepada liputan6.com, Jumat (25/4/2014), Roosniati mengatakan bahwa sebetulnya ia tidak sedari awal memilih dunia perbankan untuk ditekuni. Pendidikan yang ditempuh oleh Roosniati adalah Sastra Inggris di University of California (1968).
Keterkaitannya dengan Bank Panin tak lepas dari relasi sang ibu dengan istri dari Presiden Direktur Bank Panin saat itu, Mochtar Riyadi. Sekembalinya ke Indonesia, Roosniati mendapat tawaran bekerja di Bank Panin dari teman ibunya itu. Awalnya Roosniati tak begitu yakin dengan tawaran itu karena mempertimbangkan latar belakang pendidikannya yang berbeda jauh dari dunia perbankan.
Diyakinkan dengan adanya pelatihan-pelatihan yang akan diberikan dan pemikiran bahwa karir di dunia perbankan itu bagus, Roosniati pun menerima tawaran tersebut. Roosniati memulai karirnya di dunia perbankan dari nol. Berbagai pelatihan perbankan diikutinya. “Di tiap jenjang selalu ada pembelajaran baru buat saya. Perjalanan karir yang begitu panjang tidak terasa lama,” ucap Roosniati.
Atas kehidupan karirnya, Roosniati menyebut Mochtar Riyadi sebagai orang yang paling berpengaruh. Selama 2 tahun, Mochtar Riyadi membimbing Roosniati menapaki dunia perbankan. Dalam perjalanan karirnya, Roosniati kemudian dipercaya oleh Mochtar Riyadi untuk mengepalai bagian luar negeri. Direktur bidang tersebut pada saat itu adalah Priyatna Atmaja. Roosniati pun belajar banyak dari Priyatna Atmaja.
Karir, Kemandirian Finansial, Hubungan Keluarga
Karir, Kemandirian Finansial, Hubungan Keluarga
“Yang penting fokus. Kalau kita ditempatkan Tuhan di satu tempat tentu ada maksudnya,” ucap Roosniati ketika ditanya tentang perjalanan panjang karirnya di dunia perbankan. Setelah bertahun-tahun menekuni bidang perbankan dan menjadi pemimpin, Roosniati mengatakan bahwa dirinya masih perlu banyak belajar. Menurutnya jika seseorang sudah menjadi pemimpin, penting baginya untuk menjadi role model yang baik bagi anak buahnya.
“Saya rasa hidup saya lain dari orang-orang umumnya di Indonesia. Saya tidak menikah sampai usia cukup lanjut, yaitu di atas 45 tahun. Keluarga saya pun mengerti kesibukan saya. Penghargaan terhadap waktu untuk keluarga lebih pada kualitas daripada kuantitas,” ucap wanita yang bersuamikan orang Amerika dan memiliki seorang anak perempuan itu mengenai kehidupan pribadinya dalam kaitannya dengan karir.
Karir adalah salah satu hal penting dalam pandangan Roisniati tentang kehidupan keluarga. Menurutnya seorang wanita perlu mencapai kemandirian finansial karena dengan kemandirian finansial tersebut hubungan suami-istri menjadi kemitraan yang murni tanpa terbebani urusan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
Menurutnya calon suami yang tak mengizinkan calon istrinya bekerja bukanlah mitra hidup yang baik. Sebab dengan melakukan hal itu, pria tersebut tak membentuk wanitanya untuk bisa menjadi pribadi yang mandiri dan bisa melanjutkan hidup jika seandainya terjadi sesuatu yang membuatnya harus membiayai hidup sendiri.
Pada posisinya saat ini, hal yang kini menjadi perhatiannya adalah membantu mereka yang prasejahtera. Sejak 5 tahun lalu, Roosniati diajak oleh Lily Kasoem untuk ikut dalam kegiatan Titian Foundation. Titian Foundation didirikan oleh Lily Kasoem pada tahun 2006. Organisasi ini memiliki visi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat yang terkena bencana atau konflik.
Advertisement