Jembatan Palu IV, Primadona Masyarakat Sulawesi Tengah

Jembatan Palu IV yang ada di Kota Palu, Sulawesi Tengah, memang memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

oleh M Taufan SP Bustan diperbarui 11 Jun 2014, 20:00 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2014, 20:00 WIB
Jembatan Palu IV, Primadona Masyarakat Sulawesi Tengah
Jembatan Palu IV yang ada di Kota Palu, Sulawesi Tengah, memang memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

Liputan6.com, Palu Jembatan Palu IV yang ada di Kota Palu, Sulawesi Tengah, memang memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Hadirnya jembatan ini, menjadi pelengkap keindahan panorama alam yang mengagumkan di Palu.

Ya, Palu memang dikenal dengan keindahan panorama alamnya, karena kota ini dikelilingi oleh pengunungan, Teluk Palu, dan Sungai Palu yang tampak seperti membelah di tengah kota. 

Jembatan ini dibangun masa kepemimpinan Gubernur Sulawesi Tengah, Aminuddin Ponulele pada periode 2001-2006. Makanya jembatan ini, awalnya dikenal dengan nama Jembatan Ponulele. Namun, terus berjalannya waktu dan berakhirnya masa jabatan Aminuddin Ponulele, jembatan ini kemudian disebut oleh masyarakat di Palu, sebagai Jembatan Palu IV.

"Pertengahan 2007 awalnya nama jembatan ini disebut-sebut warga sebagai Jembatan Palu IV. Saya tidak tahu persis juga kenapa disebut sebagai Jembatan Palu IV, mungkin saja karena adanya jembatan ini sehingga menambah jumlah keseluruan jembatan yang ada di Palu," tutur salah satu warga Palu, Ahmad (27), saat ditemui Liputan6.com di Palu, Rabu (11/6/2014).

Hadirnya jembatan ini, memang menambah jumlah deretan keseluruan jembatan yang menghubungankan antarkecamatan ada di Palu. Karena sebelum ada jembatan ini, Palu hanya memiliki tiga jembatan. Yang namanya juga disesuaikan dengan masa pembangunan awal dan jumlah jembatan. Di antaranya, jembatan Palu I, Jembatan Palu II, Jembatan Palu III, dan terakhir Jembatan Palu IV.

Usai pembangunan jembatan yang membentang tepat di atas muara Sungai Palu di seputaran Teluk Palu yang menghubungkan antara Jalan Rono, Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat dan Jalan Raja Moili, Kelurahan Besusu, Kecamatan Palu Timur ini, diresmikan langsung oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, 2006 silam.

Berdirinya jembatan berwarna khas kuning dengan lengkungan berbentuk huruf M di Palu ini, menjadikan jembatan ini sebagai jembatan lengkung pertama dibangun di Indonesia. Dan di dunia, jembatan ini terdata sebagai jembatan lengkung ketiga setelah jembatan lengkung yang ada di Perancis dan Jepang.

Berdasarkan ukuran, jembatan ini memiliki lebar kurang lebih 7,5 meter dengan panjang kurang lebih 300 meter. Jembatan ini juga menjadi penghubung terdekat bagi warga yang berasal dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat jika hendak berkunjung ke Palu melalui jalur darat memasuki pusat perkotaan.

Selain menjadi ikon Sulawesi Tengah, jembatan ini menjadi primadona tersendiri bagi seluruh masyarakat Sulawesi Tengah. Makanya, tidak heran jika warga yang ada di Palu dan beberapa kabupaten lainnya yang ada di Sulawesi Tengah, tidak bosan-bosannya berpose di seputaran jembatan ini tiap sore harinya. 

Bahkan, tidak hanya warga Palu. Setiap ada wisatawan lokal Indonesia maupun luar Indonesia berkunjung ke Palu, pasti merasa kurang jika belum mendatangi dan mengabadikan gambar di atas jembatan ini. Karena, saat berada di atas jembatan, pengunjung dapat melihat seluruh isi Palu, mulai dari bangunan-bangunan rumah warga, pegunungan, Sungai Palu, dan Teluk Palu.

"Bagus memang pemandangan kalau foto di atas jembatan ini," ungkap salah satu warga asal Manado, Sulawesi Utara, Deby (22), yang mengaku datang ke Palu untuk mengunjungi keluarganya sambil berlibur, ditemui terpisah di seputaran jembatan, Minggu (8/6/2014).   

"Bagusnya jembatan ini karena disediakan dua torotoar bagi pejalan kaki ditambah dengan dua tempat bersantai untuk pengunjung yang ingin naik atau melihat pemandangan sungai dan teluk di atas jembatan sambil berfoto-foto langsung di atas jembatan. Untungnya lagi bagi pengunjung tidak harus bayar," sambung dia. 

Selain di sore hari, jembatan ini juga sangat indah dilihat di malam hari. Betapa tidak, lampu berwarna putih yang menyinari sudut demi sudut jembatan menampilkan keindahan yang lebih.

"Kalau malam lebih cantik lagi dilihat jembatan ini, karena lampu-lampunya semua menyala. Apa lagi kalau dilihat dari kejauhan," sebut Agung (26), salah satu pengunjung asal Mamuju, Sulawesi Barat, yang juga ditemui di seputaran jembatan.

Dengan berdirinya jembatan ini juga, menambah banyak pembangunan penunjang di Palu, seperti perhotelan, pusat perbelanjaan dan hiburan keluarga. Di antaranya, terbangun Mercure Hotel, Grand Duta Hotel, Swiss Bell Hotel, D'class, Grand Mall, dan beberapa bangunan lainnya yang berdiri tepat menghadap ke Teluk Palu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya