Liputan6.com, Surabaya- Pergantian tahun di kota Surabaya kali ini kurang meriah dibanding sebelumnya. Sebagian besar warga jawa Timur terutama Surabaya masih berduka atas kecelakaan yang menimpa pesawat AirAsia QZ 8501.
Puing pesawat beserta sebagian jasad yang diketemukan sejak hari Selasa malam (30/12/2014) membuat sebagian besar warga serta Walikota Surabaya, Tri Risma memutuskan bahwa tidak layak untuk merayakan pergantian tahun dengan cara hura-hura dan berpesta. Di sejumlah ruas yang menjadi sentra perayaan pergantian tahun pun dihimbau untuk tidak mengadakan pesta kembang api. Dari rencana semula 2 titik perayaan kembang api: Gedung Grahadi dan Taman Bungkul, hanya di Taman Bungkul saja kembang api diperbolehkan. Itupun karena warga yang membawanya, dan bukan disediakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) seperti biasanya.
Walikota Tri Risma yang sejak beberapa hari terakhir berkantor di Bandara Juanda, menyempatkan diri berkunjung ke titik perayaan pergantian tahun diadakan.
Di Gedung Grahadi Surabaya, sejak pukul 7 malam, Rabu (31/12/2014), diadakan doa bersama sekaligus penyalaan 1.000 lilin bersama warga Surabaya. Setelah itu, Tri Risma kembali berkeliling meninjau kota.
Sekitar 15 menit sebelum pukul 12 malam, Tri Risma datang ke Taman Bungkul, Surabaya, dimana sekitar 50 ribu warga menanti kedatangannya untuk merayakan pergantian tahun bersama. Risma hadir bersama Kombes Pol Setija Junianta dengan mengendarai mobil golf. Ia disambut dengan ratusan warga yang ingin bersalaman, mencium tangan, curhat, bahkan selfie. Semua permintaan itu diladeninya dengan senyum dan senang hati.
Detik sebelum pergantian tahun, dari panggung setinggi 3 meter, Tri Risma mengajak warga untuk berdoa bersama sebelum akhirnya pesta kembang api dimulai menandai pergantian tahun.
Baca Juga
Advertisement