Liputan6.com, Jakarta Marinir tak hanya kuat di medan tempur, tetapi juga peduli terhadap kelestarian alam bawah laut. Baru-baru ini 100 personel Prajurit Marinir dari Resimen Bantuan Tempur 2 Marinir (Menbapur-2 Mar) dikabarkan telah melakukan konservasi terumbu karang di Pulau Pari dan Tidung, Kepulauan Seribu. Dalam kegiatan bertajuk ‘Save Our Littoral Korps Marinir’ tersebut, para prajurit menanam sekitar 5.000 terumbu karang.
Komandan Batalyon Provos-2 Marinir, Letkol Marinir Supriyadi Tarigan yang memimpin kegiatan tersebut, seperti yang dilansir dari situs resmi Wonderful Indonesia, Selasa (7/7/2015) mengutarakan, kegiatan konservasi ini merupakan salah satu wujud kepedulian prajurit Marinir terhadap alam, masyarakat, dan kelangsungan ekosistem laut.
Terumbu karang merupakan habitat bagi banyak spesies laut untuk melakukan pemijahan, peneluran, pembesaran anak, makan dan mencari makan. Tak hanya itu, terumbu karang juga sangat bermanfaat untuk menahan gelombang dan arus air laut, penahan abrasi pantai, dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan. Sebagai tempat berlangsungnya ekosistem laut, terumbu karang berperan besar membentuk habitat biologis yang membantu para nelayan mendapatkan jutaan ton ikan laut.
Advertisement
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, tentu memiliki kekayaan hayati laut yang sangat besar. Tercatat luas terumbu karang dunia mencapai 284.300 km2, dan 18% dari luas terumbu karang dunia dimiliki Indonesia. Lebih dari itu, bawah laut Indonesia juga tercatat memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.
Meski demikian, studi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menunjukkan, terumbu karang Indonesia masih banyak yang rusak. Hasil pengamatan pada 1.135 stasium menunjukkan, ada 30,4% lokasi terumbu karang berada dalam kondisi yang mengenaskan. Hanya 27% lokasi terumbu karang dinyatakan dalam kondisi baik. Sementara kondisi terumbu karang dengan level sangat baik hanya mencapai angka 6% saja.
Kerusakan terumbu karang di laut Indonesia disebabkan oleh dua hal, yaitu perubahan iklim dan aktivitas manusia. Jumlah terbesar disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti penggunaan bom ikan, pukat harimau, racun sianida, dan pencemaran laut.
Langkah utama konservasi yang dilakukan oleh korps marinir adalah dengan pemantauan lokasi terumbu karang secara berkala. Selain itu, identifikasi potensi sumber daya terumbu karang, identifikasi penyebab kerusakan, dan penyusunan database kondisi terkini terumbu karang juga menjadi fokus dalam kegiatan konservasi ini. Sampai Agustus mendatang, target 54.000 terumbu karang baru akan ditanam di bawah laut Indonesia.
Di Indonesia tercatat setidaknya terdapat 600 lokasi terumbu karang, dan menjadi daya tarik wisatawan lokal dan mancanegara dengan aktivitas menyelam yang ditawarkan. Berbagai lokasi terumbu karang unggulan yang ada di Indonesia antara lain Pulau Alor, Pulau Komodo, Bunaken, Raja Ampat, Karimunjawa, Pulau Bintan, dan berbagai lokasi lainnya. Oleh karena itu, upaya pelestarian dan pemahaman untuk menjaga terumbu karang sangat penting dan menjadi tanggung jawab bersama.
(ibo/igw)