Liputan6.com, Jakarta PT Jasa Marga (Persero) Tbk berencana kembali melakukan daur ulang aset (asset recycling) pada tahun 2025 ini. Meski begitu, belum ada rincian jalan tol mana yang akan dilepas kepemilikannya.
Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur memastikan asset recycling itu jadi rencana perusahaan tahun ini. Menurutnya, cara itu juga bisa meringankan beban keuangan perusahaan.
Advertisement
Baca Juga
“Ya, kami rencanakan ada. Kebetulan ada peminat dan untuk meringankan beban," ujar Subakti di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (4/3/2025).
Advertisement
Dia juga mengatakan ada pihak yang berminat untuk mencaplok kepemilikan tol Jasa Marga. Namun, dia tidak merinci siapa pihak tersebut dan ruas mana yang akan digarap.
"Pasti kami pertimbangkan karena peminatnya ada,” tegasnya.
Subakti memperkirakan tidak akan ada transaksi yang lebih besar dari akuisisi 35 persen saham PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT).
"Sepertinya tidak ada yang sebesar itu lagi," ujarnya.
Punya Beban Rp 11,3 Triliun
Asal tahu saja, mengutip laporan keuangan konsolidasi 2024, Jasa Marga mencatatkan beban pokok pendapatan sebesar Rp 11,31 triliun. Jumlah itu meningkat 26,34 persen dari periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp 8,95 triliun. Transaksi Jumbo
Sebelumnya, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mengumumkan transaksi jumbo senilai Rp 15,33 triliun. Transaksi itu sehubungan dengan aksi korporasi equity financing di PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT), yang merupakan suatu perusahaan terkendali secara langsung oleh perseroan.
Transaksi Sebelumnya
Pada 27 September 2024, telah dilaksanakan penandatanganan sehubungan dengan pengalihan kepemilikan saham di JTT milik perseroan sebanyak 6.200.042 lembar saham atau ekuivalen dengan 30,18 persen total jumlah saham di JTT kepada PT Margautama Nusantara (MUN), PT Metro Pacific Tollways Indonesia Sevides (MPTIS), dan Warrington Investment Pte., Ltd (WIPL).
Serta, penetbitan saham baru okeh JTT sebanyak 1.208.585.244 lembar saham kepada MPTIS. Sehingga proporsi saham perseroan dia JTT terdilusi sebesar 3,82 persen.
"Total nilai transaksi adalah sebesar Rp 15,33 triliun. Terdiri dari nilai penjualan sebagian saham JTT milik perseroan sebesar Rp 12,83 triliun, dan nilai penerbitan saham baru JTT adalah sebesar Rp 2,5 triliun," ungkap Corporate Secretary Jasa Marga Tbk, Nixon Sitorus dalam keterbukaan informasi Bursa, Rabu (16/10/2024).
Sebagai agen pemerintah, Perseroan diharapkan untuk terus berkembang melalui pengembangan proyek-proyek tol baru. Namun dengan kondisi Perseroan dalam posisi high leverage, terdapat kebutuhan dalam penentuan strategi pendanaan untuk pemenuhan pipeline proyek baru.
Advertisement
Kembali Bangun Ruas Tol Baru
Sementara itu, dalam beberapa tahun ke depan, Perseroan mash melanjutkan pembangunan 5 ruas jalan tol baru yang konsesinya telah dimiliki oleh Perseroan (ruas konsesi) dan memiliki 2 ruas potensial yang sedang dijajaki (ruas potensial).
Kebutuhan pendanaan yang besar tersebut tentunya akan menekan rasio keuangan (terutama rasio utang) Perseroan ke depan, terutama pada saat ruas jalan tol baru tersebut beroperasi.
"Untuk menjaga rasio keuangan di level yang optimal, maka Perseroan berencana untuk melakukan pendanaan berbasis ekuitas (equity financing) pada JTT melalui pencarian investor strategis," jelas Nixon.
JTT dibentuk sebagai platform subholding ruas Transjawa, dimana Perseroan telah melakukan spin-off atas empat segmen operasi dan 9 (semian) kepemilikan saham di ruas Transjawa kepada JTT.
JTT yang beroperasi di regional Transjawa memiliki daya tarik investasi yang tinggi yang dihasilkan antara lain, lokasi yang strategis, market share yang besar, aset jalan tol yang beroperasi penuh, dividen yang terus bertumbuh, sisa masa konsesi yang panjang, serta masin dikendalikan oleh Perseroan sebagai Industry Leader jalan tol di Indonesia.
