Liputan6.com, Mataram Pariwisata Indonesia tengah bergembira dan merayakan pencapaian atas kemenangan dalam ajang kompetisi dunia The World Halal Travel Summit/Exhbition 2015 (WHTS15) di Abu Dhabi, Uni Emirate Arab (UEA) pada 21 Oktober 2015 lalu. Dari 14 kategori yang dilombakan, Indonesia menyabet pehargaan sebagai pemenang di tiga kategori yakni World’s Best Halal Tourism Destination, World’s Best Halal Honeymoon Destination, dan World’s Best Family Friendly Hotel.
Pulau Lombok berhasil menyabet penghargaan sebagai pemenang di 2 kategori yaitu World’s Best Halal Tourism Destination dan World’s Best Halal Honeymoon Destination. Sedangkan pada kategori World’s Best Family Friendly Hotel, Hotel Sofyan Jakarta terpilih menjadi pemenang.
Tentunya, ada kebanggan tersendiri dengan penghargaan yang diterima Indonesia dalam ajang Internasional yang melibatkan lebih dari 200 negara di dunia tersebut. Bahkan, menteri Pariwisata Arief yahya menyebut kemenangan Indonesia sebagai kado manis satu tahun masa pemerintahan Jokowi-JK .
Advertisement
“Awarding ini bisa menjadi kado manis buat satu tahun pemerintahan Presiden Jokowi-JK. Ada prestasi tingkat dunia yang bisa dibanggakan yang akan menjadi pintu untuk pengembangan destinasi halal,” ujar Arif Yahya melalui rilis yang disebarkan beberapa saat setelah pengumuman pemenang WHTS15 di Abu Dhabi, Rabu (21/10/2015) dini hari.
Sejak terpilihnya Pulau Lombok sebagai nominator pada award tersebut dan bersaing dengan 5 negara terkenal di dunia, gubernur Nusa Tenggara barat (NTB), Zainul Majdi kerap mengingatkan masyarakat NTB dan meminta seluruh lapisan warga untuk terus mendukung Indonesia khususnya pulau Lombok melalui voting agar terpilih menjadi pemenang.
Ternyata perjuangan dan himbauan yang dilakukan sosok Zainul Majdi atau yang akrab dipanggil TGB (Tuan Guru Bajang) ini tidak sia-sia, Lombok-pun akhirnya berhasil menyabet 2 kategori utama pada ajang tersebut.
Minim Sosialisasi dari Dinas Pariwisata NTB Tentang Wisata Halal
Awalnya banyak yang berpikir, pulau Lombok sulit menjadi pemenang dalam ajang tersebut. Sebab, sebagian besar masyarakat NTB tidak mengetahui bahwa Lombok terpilih sebagai nominator dan akan bersaing dengan negara negara yang selama ini lebih dahulu mengembangkan wisata halalnya seperti Malaysia, Turkey, Maroko, dan UEA.
Hal itu dikarenakan kurangnya promosi atau himbauan visual kepada masyarakat oleh pemerintah dalam hal ini dinas pariwisata provinsi NTB untuk mengkampanyekan predikat yang menjadi kebanggaan Lombok karena terpilh sebagai nominator.
Pantauan liputan6.com, saat Gubernur NTB gencar-gencarnya menghimbau masyarakat untuk memberikan voting , namun tidak ada satu pun spanduk atau baliho wisata halal di kantor dinas pariwisata NTB ataupun di jalan raya yang menginformasikan kebanggan utama ini kepada masyarakat.
Padahal, jika berkaca pada event-event lainnya seperti Bulan Budaya dan Tambora Menyapa Dunia yang terkesan menguras anggaran, dinas pariwisata memasang ratusan spanduk dan baliho di setiap titik. Bahkan, suasana kantor dinaspun hampir tertutup akibat bentangan Baliho Bulan Budaya dan Tambora Menyapa Dunia.
Tak hanya itu, di website resmi dinas pariwasata NTB http://www.disbudpar.ntbprov.go.id/ yang seharusnya gencar melakukan sosialisasi ternyata hening dari wisata halal. Yang terpampang hanyalah informasi seputar Bulan Budaya dan Tambora Menyapa Dunia (TMD).
Lantas, apa gerangan wisata halal yang pasti membanggakan NTB ini terkesan di’anak-tiri’kan oleh dinas pariwisata?. Padahal, sebelumnya gubernur NTB selalu menyerukan warga untuk memvoting Lombok saat masuk sebagai nominator agar Lombok bisa memenangkan ajang bergengsi tingkat dunia ini. Sebab, jika menang maka otomatis angka kunjungan wisatawan akan semakin tinggi.
Liputan6.com pun, mencari tau alasan sepinya spanduk dan baliho wisata halal tesebut. Pihak Dinas Pariwisata NTB berlasan kebingungan hingga tak ada waktu sedikitpun untuk membuat spanduk lantaran informasi terpilihnya Lombok ini diketahui sebulan sebelum pengumuman.
“Kami memiliki waktu yang sempit untuk bersosialisasi dengan membentangkan spanduk di jalan. Tapi ini kami jadikan bahan evaluasi agar kedepannya lebih baik,” kata Mahariadi Kurniawan,kabid pemasaran Dispar NTB.
Advertisement
Berawal dari foto Air Terjun Tiu Kelep
Kemenangan pulau Lombok dalam ajang WHTS15 ini banyak mengundang reaksi positif dari semua pihak. Namun di balik itu semua, ternyata penghargaan yang diraih ini merupakan cita cita Gubernur NTB sejak dua tahun silam yang ingin menetapkan Lombok-Sumbawa sebagai destinasi wisata halal atau yang sebelumnya bernama wisata syariah.
Hal itu dikatakan ketua BPPD NTB, Taufan Rahmadi dalam wawancara khusus dengan liputan6.com beberapa waktu lalu di kediamannya. Taufan mengatakan, Gubernur NTB menargetkan waktu empat tahun kepada BPPD NTB untuk mempromosikan wisata halal ini. Namun kenyataannya, pihak BPPD NTB berhasil mempromosikan ini dalam waktu 2 tahun atau lebih cepat dari target.
“Ketika kami diamanahkan oleh Bapak Gubernur NTB untuk mempromosikan wisata halal ini selama 4 tahun. Kami melakukan tahapan persuasif marketing strategi terkait dunia pariwisata. Alhamdulillah dari 4 tahun kami sukses di tahun kedua,” ujar Taufan.
Taufan menuturkan, awal mula Lombok diketahui sebagai nominator pada ajang tersebut dari sambungan telepon Andi Buchanan, CEO World Halal Travel Summit & Exhibition yang diterimanya dan mengatakan bahwa pihak WHTS15 sangat kagum melihat video youtube yang berjudul Holiday Is Lombok Sumbawa.
“Merekapun meminta kami untuk mengirimkan salah satu destinasi wisata. Dan setelah kami berembuk, kami kemudian mengirimkan gambar air terjun Tiu Kelep. Selang beberapa lama, kami pun kaget, ternyata foto tersebut dijadikan High Light pada Majalah travel halal,” sambung Taufan.
Strategi untuk mengirim foto air terjun yang penuh dengan aneka daun ini, sambung dia, sengaja dilakukan untuk menunjukkan sesuatu yang berbeda dengan pesaing terberatnya yaitu Abu Dhabi (UEA) dan Antalya (Turkey). Sebab, kedua negara tersebut tidak memiliki nuansa desinasi travel yang hijau dan berair seperti yang ada di Lombok.
“Di Majalah tersebut terpampang foto (Air terjun Tiu kelep) itu dan dibawahnya ada tulisan ‘Lombok is Indonesia halal Jewel’ yang artinya, Lombok adalah perhiasan halal Indonesia. Kami sangat bangga,” ujar Taufan.
World Halal Travel Summit/Exhbition Award merupakan ajang kompetisi pariwisata halal yang digelar Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA), dan diikuti oleh lebih dari 200 negara di dunia.
Dari 14 kategori yang dilombakan, Pulau Lombok berhasil terpilih menjadi pemenang di dua kategori yakni World's Best Halal Honeymoon Destination atau Destinasi Bulan Madu Halal Terbaik di Dunia dan World 's Best Halal Tourism Destination atau Destinasi Wisata Halal Terbaik di Dunia.
Untuk kategori World's Best Halal Honeymoon Destination, Pulau Lombok bersaing dengan Abu Dhabi UEA dan Antalya yang ada di Turki. Sedangkan untuk kategori World’s Best Halal Tourism Destination, Lombok bersaing dengan Kuala Lumpur (Malaysia), dan Abu Dhabi (UEA). (Hans Bahanan/Nad)