Liputan6.com, Jakarta Tawa anak-anak memenuhi sudut Alun-alun Indonesia, Grand Indonesia, Sabtu (16/7/2016). Di depan mereka, ada seorang pria paruh baya yang sibuk memperagakan alat-alat yang biasa digunakan penduduk asli Australia, Aborigin, untuk berburu.
Dongeng interaktif yang diberikan pria bernama Larry Brandy itu begitu menarik perhatian anak-anak. Larry merupakan pendongeng tersohor asal New South Wales, Australia.
Dengan berbekal peta, alat-alat berburu, sejumlah topeng kangguru dan burung kasuari, serta sejumlah atribut lainnya, Larry menceritakan kehidupan penduduk Aborigin. Larry benar-benar terlibat dengan anak-anak sehingga membuat mereka merasakan pengalaman menjadi penduduk Aborigin.
Advertisement
"Paling baik berburu kangguru saat waktu makan siang karena mereka lebih mudah ditangkap. Kangguru lebih aktif pada malam hari," kata Larry kepada anak-anak.
Larry tak sendiri, ia ditemani oleh Rashtrapatiji alias Kak Resha, pendongeng asal Indonesia. Ia menerjemahkan kata-kata Larry supaya lebih mudah dimengerti anak-anak.
Larry datang ke Indonesia menceritakan dongeng penduduk Aborigin adalah bagian dari acara perayaan budaya penduduk asli Australia. Acara yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Australia di Jakarta dikemas dalam Pekan Budaya Penduduk Asli Australia 2016.
"Suku Aborigin memiliki tradisi bertutur yang kuat seperti orang Indonesia, makanya dongeng sangat cocok untuk menceritakan kehidupan mereka," ujar Larry.
Selain dongeng, ada pula pameran seni bertajuk Yiwarra Kuju: The Canning Stock Route yang menampilkan cerita dan karya seni seniman-seniman Aborigin dari Western Desert. Pameran ini mengisahkan tentang keluarga, budaya, dan kelangsungan hidup, serta dampak dari pembangunan jalan yang melintasi pemukiman penduduk Aborigin.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Justin Lee mengatakan, Pekan Budaya Penduduk Asli Australia adalah perayaan sejarah, budaya, dan prestasi warga Aborigin dan penduduk Kepulauan Selat Torres. Kedutaan Besar Australia juga akan menyelenggarakan sesi mendongeng untuk anak-anak sekolah sebelum Larry Brandy dan Kak Resha melanjutkan perjalanan mereka ke Makassar dan Bali.