Presiden Jokowi: Kampanyekan Pariwisata Indonesia di Tiongkok

Presiden Joko Widodo meminta seluruh masyarakat Indonesia yang ada di Tiongkok untuk kampanye dan mempromosikan wisata Indonesia.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Sep 2016, 22:29 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2016, 22:29 WIB
Kemenpar 4 Agustus
Presiden Joko Widodo meminta seluruh masyarakat Indonesia yang ada di Tiongkok untuk kampanye dan mempromosikan wisata Indonesia.

Liputan6.com, Shanghai Presiden Joko Widodo meminta seluruh masyarakat Indonesia yang ada di Tiongkok untuk kampanye dan mempromosikan wisata Indonesia. Ajak mereka menikmati eksotisme alam dan keindahan budaya nusantara. Penegasan itu disampaikan saat berdialog dengan diaspora di Golden Hall Shanghai Mart, Sabtu, 3 September 2016, salah satu kebiasaan presiden saat kunker ke luar negeri.

Suasana dialog itu sangat cair, tidak protokoler, tidak kaku, sehingga beberapa mahasiswa, pekerja profesional dan pengusaha yang hadir merasa sangat nyaman. Presiden Jokowi sendiri cukup pintar menggunakan ajang dialog itu untuk menggali ide-ide segar, menjaring inspirasi dan mencari solusi atas problematika mendasar yang bisa dibawa ke tanah air. Pariwisata betul-betul menjadi concern orang nomor satu di Indonesia itu.

Mengapa? Menpar Arief Yahya menambahkan outbound atau orang Tiongkok yang bepergian ke luar negeri tahun 2015 saja ada 120 juta orang. Yang ke Thailand sudah 8 juta wisman. Ke Korea, Hongkong dan Jepang jumlahnya sangat signifikan. Yang ke Indonesia baru 1%, masih di angka 1,2 juta orang.

Tapi tahun ini, kata Arief Yahya, angka wisman asal Tiongkok mulai meledak dan menggeser Australia di posisi ketiga, setelah Singapore dan Malaysia. Selama ini, turis Tiongkok di bawah angka capaian Negeri Kanguru Australia.

"Sekarang sudah menggeser Australia, termasuk yang ke Pulau Bali, jumlah Wisman Tiongkok lebih besar hingga bulan ke-7 tahun 2016," ungkap Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI.

Di Shanghai, Presiden juga membandingkan dengan Malaysia, yang sudah dikunjungi 24 juta wisatawan mancanegara (wisman) dalam satu tahun. Thailand lebih hebat lagi, didatangi oleh 28 juta wisman. Indonesia tahun 2015 dikunjungi 10,4 juta (wisman) atau naik 10,3% dari tahun sebelumnya. Tapi itupun masih kalau jauh dibandingkan dengan dua negara tetangga itu, Malaysia dan Thailand.

"Padahal tempat yang indah-indah di kita itu banyak sekali. Apa yang keliru? Apa yang salah? Tahun 2019 targetnya harus sudah di atas 20 juta (wisman)," tegas Presiden Jokowi lagi.

Presiden yang hadir bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo menjelaskan bahwa dirinya telah menandatangani kerja sama di bidang pariwisata dengan Presiden Xi Jinping tahun lalu setelah peringatan Konferensi Asia Afrika 2015. Saat itu kedua negara berupaya untuk mendatangkan sepuluh juta wisatawan asal Tiongkok ke Indonesia. Upaya ini telah mulai mendatangkan hasil.

"Manado mulai bulan Juli-Agustus lalu terjadi peningkatan turis hingga 1.000 persen karena ada direct flight dari empat provinsi dan 6 kota di sini (Tiongkok). Sekarang di Manado banyak dibangun restoran, hotel. Banyak sekali. Nanti saya mau lihat perubahan Manado seperti apa," ungkap presiden, sambil menegaskan bahwa pariwisata itu kuat memberi efek ekonomi ke masyarakat.

Mulai 2016 ini, Menpar Arief Yahya juga rajin ke Tiongkok untuk mengkonkretkan target 20 juta tahun 2019 itu terealisasi dengan baik. Tahun 2016 ini, targetnya 12 juta, sampai bulan Juli masih on track.

"Konsentrasi kami adalah membuat 3A di 10 destinasi prioritas atau 10 Bali Baru dan 3 greater Bali, Jakarta dan Kepri. Atraksi, Amenitas dan Aksesnya. Terutama akses yang konkret membawa wisatawan terbang ke tanah air," kata Arief Yahya.

Dialog dengan diaspora itu dihadiri sekitar 700-800 warga Indonesia. Ini adalah rangkaian lawatan Presiden Jokowi dalam Pertemuan G-20 di Hangzhou. Dari kota itu, presiden beserta rombongan naik kereta cepat ke Shanghai dan bertemu dengan diaspora.

Presiden Jokowi juga mengamati saat ini pariwisata semakin bergairah. Atmosfer dan suasananya mulai bergerak positif.

"Orang sudah mulai melihat ada prospek. Kita juga sudah mentukan 10 destinasi pariwisata baru. Kita perbaiki produknya, kemasannya, masyarakat disiapkan, infrastuktur dibangun, promosi digencarkan!" kata Presiden Jokowi di hadapan masyarakat Indonesia di Shanghai.

Lebih lanjut Mantan Gubernur DKI ini menceritakan, pertemuannya dengan Jack Ma, pendiri Online Shopping terbesar di dunia, Alibaba.Com.

"Saya kemarin ketemu Jack Ma. Saya minta Alibaba juga mendukung target turis Tiongkok ke Indonesia. Baik dalam bentuk bisnis, pendidikan, penelitian, dan lain-lain. Saya ingin bangsa kita menjadi bangsa pemenang, saya yakin bangsa kita mampu jadi bangsa pemenang," kata Presiden Jokowi yang juga mantan Walikota Solo ini.

Kepada para Diaspora itu, lagi-lagi Presiden Jokowi mengajak para investor dan pengusaha untuk menanamkan modal ke Indonesia.

"Saya mengundang para pengusaha Tiongkok untuk datang ke Indonesia dan melakukan: Investasi, Perdagangan, Turisme," ajaknya.

10 Destinasi Pariwisata Prioritas dan Bali masuk ke Pidato Presiden Jokowi di "Indonesia Business Forum" yang digelar di Shanghai, 3 Sept 2016 itu. Ke-10 top destinasi yang sering disebut 10 Bali Baru itu antara lain Danau Toba Sumut, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu dan Kota Tua Jakarta, Borobudur Jawa Tengah, Bromo Temgger Semeru Jatim, Mandalika Lombok, Labuan Bajo Komodo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Maltara. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya