Kemenpar Lemparkan Jurus WIN Way di Uni Emirate Arab

Jurus WIN Way Ditebar Kemenpar di UEA

oleh Cahyu diperbarui 18 Okt 2017, 15:29 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2017, 15:29 WIB
Menpar Arief Yahya
Jurus WIN Way Ditebar Kemenpar di UEA

Liputan6.com, Dubai Tak ada kata lelet dalam kamus Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Action dan jurus-jurus pamungkas selalu ditebarkan dalam kecepatan yang tinggi. Terbaru, ada jurus Wonderful Indonesia Way (WIN Way) yang ditebar sebelum Sales Mission Dubai dan Abu Dhabi di Uni Emirate Arab (UEA).

Ya, sebelun Sales Mission di Dubai dan Abu Dhabi pada 18-19 Oktober 2017, jurus WIN Way ala Arief Yahya, yaitu rumus 3S (Solid, Speed, dan Smart) langsung dikeluarkan.

Pertama, solid, kompak, dan bersatu menuju Indonesia Incorporated. Sebelum agenda berlangsung, Kementerian Pariwisata (Kemenpar), KBRI Abu Dhabi, Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) Middle East, dan industri diajak merancang strategi pemasaran bersama-sama. Semua diajak kerja solid untuk mendapatkan "kue besar" di pasar pariwisata Uni Emirate Arab.

"Setelah landing di Dubai, Senin malam, pasukan kami pecah dua. Saya memonitor persiapan di Abu Dhabi, sementara VITO Middle East fokus di Dubai. Kita bekerja solid dengan semangat Indonesia Incorporated," ujar pimpinan rombongan Sales Mission Kemenpar di UAE, Rita Sofia, Selasa (17/10.2017.

Setelah itu, urusan speed juga diperhatikan. Mengapa urusan speed menjadi penekanan Kemenpar di acara Sales Mission?

"Karena target jumlah kunjungan wisman tahun 2017 ini naik 25 persen dibanding 2016, dari 12 juta menjadi 15 juta," ucap Rita.

Itu artinya, tenaga yang dikeluarkan dan sumber daya yang digunakan harus lebih besar. Speed-nya juga harus lebih kencang. Karena itu, KBRI Abu Dhabi dan VITO Middle East yang menjadi "mata" dan "telinga" pemerintah di Dubai dan Abu Dhabi ikut digandeng. Sementara itu, industri yang menjadi mesin penggeraknya diberi amunisi yang cukup untuk menjual paket-paket yang pas dengan selera 1,8 juta penduduk UEA dan 7,2 juta ekspatriat yang tinggal di sana.

Perumpamaannya kemudian dianalogikan Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Afrika ,dan Amerika Kemenpar, Nia Niscaya. Ibarat laju kendaraan, kalau selama ini berjalan pada kecepatan 60 km/jam, maka sekarang harus digas empat kali lebih kencang menjadi 240 km/jam.

"Ini Sales Mission ketiga di tahun ini. Sebelumnya, liburan bulan puasa dan setelah Arabian Travel Mart. Jadi, kalau lelet, sudah hampir pasti gagal. Apalagi ini Dubai dan Abu Dhabi. Hub country. Kalau lelet, kita pasti habis dikalahkan Malaysia dan Thailand yang juga intens membidik market UEA," kata Nia.

Terlebih lagi, 80 persen warga UEA adalah ekspatriat dan didominasi orang India.

“Jadi hasilnya pemegang paspor UEA (Emirati) bisa juga pemegang paspor India atau bangsa lainnya. Itu data berdasar paspor, belum pada point of sales,” ujar Nia.

Setelah speed, ada jurus smart yang ikut diluncurkan. Pada H-1 Sales Mission di Dubai, enam industri Indonesia dipastikan siap menjual ragam destinasi menarik untuk pasar UEA. Beberapa daerah, mulai dari Lombok, Bandung, Bali, Jakarta, hingga Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur, dipastikan siap menggoda pasar UEA.

"Jakarta disuka karena metropolisnya. Lombok karena wisata halal dan baharinya, Bali destinasi terbaik dunia yang pernah dikunjungi Raja Salman, Bandung wisata belanjanya, sementara Komodo dicari karena sedang hits di Timur Tengah," ucap Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana.

Saat ini, Pulau Komodo memang sangat populer di Middle East. Cerminannya bisa dilihat dari tayangan YouTube. Postingan video komodo yang dikemas dengan gaya komedi ditonton 10.549.579 viewers dan mayoritas berasal dari Middle East.

"Ini promosi yang sangat baik bagi Wonderful Indonesia. Tayangan soal komodo muncul di YouTube dan viral kemana-mana. Momentum ini yang akan kita gas di UEA. Kita tawarkan paket wisata komodo bersama Bali, Jakarta, Bandung, dan Lombok," kata Pitana.

Arief Yahya juga ikut merespons hal ini. Dia mengatakan, hasil yang luar biasa hanya bisa diperoleh dengan cara yang tidak biasa.

"Lifestyle orang di sana masih highest spending. Jadi, menggoda pasar UEA dengan nature, culture, bahari, dan shopping sudah sangat pas," ujar Arief.

 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya