Garut Angkat Pengembangan Desa Wisata dengan Wayang Ajen

Hadirkan Wayang Ajen, Garut Angkat Pengembangan Desa Wisata

oleh Cahyu diperbarui 31 Okt 2017, 16:57 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2017, 16:57 WIB
Wayang Ajen Jadi Pamungkas Puncak HUT Pandeglang ke 143
Hadirkan Wayang Ajen, Garut Angkat Pengembangan Desa Wisata

Liputan6.com, Garut Kabupaten Garut kembali semarak dengan pertunjukan Wayang Ajen di Alun-alun Kecamatan Limbangan pada Sabtu (4/11/2017) pukul 19.30 malam. Ki Dalang Ajen tampil dalam pertunjukan Wayang Milenial ini. Bukan sekadar aksi panggung, pertunjukan ini memuat pesan-pesan penting mengembangkan pariwisata sekaligus membuka mata masyarakat tentang potensi besar desa wisata di Garut.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, Budi Gan Gumilar, menjelaskan bahwa mereka sengaja mengadakan Wayang Ajen di Limbangan sebagai media komunikasi kepada masyarakat, karena gelaran hiburan ini telah mendarah daging di kawasan Garut Utara, seperti di Limbangan, Sela Awi, Malangbong, Cibatu, Cibiuk, Banyuresmi, Leles, dan Kadungora.

"Wilayah ini terdapat beberapa lokasi sudah dibentuk sebagai daerah pengembangan dan pembangunan desa wisata. Nah, Wayang Ajen adalah pertunjukan fenomenal dan mampu membangkitkan masyarakat terhadap pariwisata secara khusus terkait esensi makna dan pemahaman "Sapta Pesona" dan dikemas secara apik," ujar Budi, Sabtu (28/10/2017).

Wayang Ajen, imbuhnya, sudah terbukti menyedot perhatian publik karena semua kalangan bisa menerima pertunjukan ini. Dia pun berjanji bakal membuat terobosan baru dalam gelaran nanti. Panitia mengemas acara ini dengan cara berbeda sehingga mampu menjaring lebih banyak turis.

"Nilai lokal yang dipadu dalam kemasan atraksi dan hiburan serta pesan-pesan moral tersampaikan secara apik dan jelas oleh Ki Dalang Wawan Ajen. Poin utamanya adalah bagaimana Wayang Ajen bisa membangkitkan pariwisata di Garut," ucap Budi.

Kali ini, pertunjukan akbar Wayang Ajen juga akan disaksikan stakeholder berbagai unsur penthahelix, seperti instansi-instansi pemerintah daerah, akademisi, pengusaha pariwisata seperti PHRI dan industri kreatif, komunitas seni budaya dan berbagai media, UKM, serta masyarakat Garut.

"Kami mempunyai komitmen konkret dalam mengembangkan program nyata pariwisata, sehingga didukung oleh Kementerian Pariwisata. Dukungan dalam promosi pariwisata Garut, terutama promosi wisata budaya melalui promosi Pesona Indonesia. Semoga bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat kami," kata Budi.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti, mengatakan bahwa potensi Desa Wisata Samida, Kecamatan Selawi sebagai satu destinasi andalan di Kota Dodol ini.

Desa Samida proaktif menyediakan sarana wisata, seperti homestay atau guest house, kebutuhan konsumsi wisatawan, pemandu, transportasi lokal, pertunjukan, hiburan, dan kesenian tradisional untuk mengembangkan desa wisata ini.

“Desa Wisata bentuk integrasi yang disajikan dalam struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi berlaku. Sudah waktunya suatu desa membangun wisata," ujar Esthy.

Ia pun mendorong stakeholder pariwisata untuk melakukan sejumlah langkah pengembangan Desa Wisata, seperti penyusunan informasi mengenai potensi, karakter, dan produk yang akan dipasarkan.

"Desa wisata harus gencar promosi pemasaran dengan berbagai cara, antara lain dengan cara Penyambutan Tarian Tradisional dan Pembagian Homestay, Eksplorasi Alam Desa dengan menjelajah Desa, Workshop Pertanian, serta Susur Kebun Bambu," ucap Esthy.

"Eksplorasi seni budaya dengan cara belajar Seni Cigawiran dan Kabarulem menjadi andalan sementara untuk Eksplorasi Paket akan menyajikan Pembuatan Aneka Makanan dan Bakti Sosial. Penyebaran bahan promosi ini berorientasi pada promosi digital," lanjutnya.

Esthy pun sepakat dengan terobosan menggelar pertunjukan Wayang Ajen sebagai media mempromosikan Desa Wisata di Garut Utara. Wayang Ajen sudah malang melintang di event seni tingkat internasional. Berbagai penghargaan internasional dan jam terbang tinggi di pentas internasional membuat pertunjukan Wayang Ajen menjadi bukti atraksi seni ini turut mengharumkan Indonesia di mata dunia.

Banyak keunggulan Wayang Ajen dari pertunjukan wayang konvensional. Perbedaan paling mencolok adalah konsep Wayang Ajen untuk generasi muda.

"Konsep panggung Wayang Ajen mengedepankan nilai-nilai luhur tradisi diolah secara modern. Dengan kata lain, Wayang Ajen membaca tradisi dengan cara-cara modern," kata Esthy, didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya Asdep Segmen Pasar Personal Kemenpar, Wawan Gunawan.

Esthy mengimbau kepada seluruh pihak terkait agar mengusung Indonesia Incoporated dalam membangun pariwisata Indonesia, terutama di Garut .

"Bukan cuma pekerjaan pemerintah pusat saja, namun ini juga hasil kerja di daerah dan masyarakat pariwisata. Kita harus menjaga budaya kita agar tetap tegap lestari. Melalui Wayang Ajen, semua harus bersatu memajukan pariwisata Indonesia," ujarnya.

Pariwisata dan budaya Garut mendapat perhatian penuh dari Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Ferdiansyah. Menurut dia, Garut memiliki potensi besar untuk menyumbangkan devisa dari unsur pariwisata, budaya, dan industri kreatif, sehingga perlu didorong untuk menciptakan ruang-ruang kreatif bagi publik dan mampu memutar perekonomian di kawasan pedasaan.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, meminta semua pihak untuk menjaga budaya dan alam setiap daerah di samping terus mengedepankan konsep 3A (Atraksi, Amenitas, dan Akses) untuk mengembangkan pariwisata.

"Harus terus berinovasi. Atraksi, amenitas, maupun akses harus terus digenjot. Terus perbanyak kalendar event dan acara serta sebarkan di media sosial. Garut itu sangat berpotensi karena paling dekat dengan salah satu pintu masuk wisatawan mancanegara, Great Jakarta," ucapnya.

 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya