Liputan6.com, Jakarta Pencinta wisata bahari baru-baru ini dikejutkan dengan spot menyelam terbaru berupa mesin ATM yang ada di Pulau Pahawang. Demi menarik kunjungan wisata, mesin ATM BRI ditenggelamkan untuk spot foto bawah laut Pahawang. Foto mesin ATM di bawah laut Pahawang yang tersebar di media sosial tersebut langsung viral dan mendapat tanggapan pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Suhendi salah seorang guide wisata Pulau Pahawang saat dihubungi Liputan6.com, Senin (26/2/2018) mengatakan, banyak orang yang belum tahu kalau penenggelaman mesin ATM tersebut tidak mengganggu terumbu karang, karena ditenggelamkan di lokasi bawah laut berpasir dan terumbu karang yang sudah rusak.
Advertisement
“Idenya memang dari BRI, sudah ada perizinan dari Dinas Kelautan, dan Kementerian Pariwisata juga. Itu bukan sekadar turunkan ATM, di situ juga ada transplatansi terumbu karang. Nanti lama-lama di mesin ATM itu tumbuh terumbu karang. Ini yang orang banyak enggak tahu,” ungkap Suhendi.
Advertisement
Dampak Positif
Lebih jauh Suhendi mengatakan, penenggelaman mesin ATM ke dasar laut Pahawang Besar, Dusun Pengetahan justru akan membawa dampai positif, selain juga pelestarian terumbu karang, yaitu meningkatkan daya tari wisata Pulau Pahawang.
“Ini akan jadi rumah nemo, nanti juga ada lambang siger yang ditenggelamkan, siger mahkota khas Lampung, itu kan belum 100 persen jadi” ungkap Suhendi menambahkan.
Simak juga video menarik berikut ini:
Advertisement
Memunculkan Kontroversi
Sebelumnya, akun Instagram @ombass93 mengunggah foto ATM BRI di bawah laut Pulau Pahawang. Bersamaan dengan foto tersebut tertulis caption: Entahlah Spot Apakah Ini? Mau Diperbanyak Spot Seperti Ini? Kita Yang Terlalu Awam Atau Mereka Kelewat Cerdas Dengan Inovasinya Sampai Merelakan Terumbu Karang Setelah Ini Barang Apakah Yang Akan Ditenggelamkan? Kulkas? tv? disepenser? Lemari? Pesawat? Kereta? Atu Mantan? Mau Narsis Gak Gitu Juga Kali Kecuali Lo Anak Alay Trip Murah Tapi Murahan "SAVE PAHAWANG".
Hal senada juga diungkapkan salah satu pencinta wisata bahari, Mas Day dari traveler Kaskus saat dihubungi Liputan6.com mengatakan, "Ini sebenernya termasuk cara promosi yang norak sih. Kalau memang tujuannya CSR lebih baik dengan cara yang lebih baik lagi. Bisa dengan penanaman mangrove atau yang lain. Kalau tujuannya agar viral, lebih baik jangan di laut bisa destinasi wisata alternatif lain semisal umbul ponggok. Saya kira promosi semacam itu bukan malah dapat apresiasi baik tapi malah jadi bumerang. Karena memang dibikin di bawah laut."