Liputan6.com, Jakarta Patah hati cenderung dipresentasikan sebagai perasaan sedih dan kerinduan. Kebanyakan orang akan merasakan patah hati ketika hubungan yang telah lama terjalin berakhir begitu saja.
Banyak orang berpikir bahwa dunianya berakhir ketika patah hati, karena rasanya benar-benar ingin mati, apa Anda pernah merasakan hal yang sama? Dilansir dari yourtango.com, Senin (30/4/2018), penelitian terbaru menunjukkan bahwa patah hati benar-benar dapat membunuh orang yang merasakannya.
Baca Juga
Hal ini dinamakan sindrom patah hati dan biasanya terjadi setelah seseorang kehilangan orang yang dicintainya atau berakhirnya sebuah hubungan. Para peneliti dari Beth Israel Deaconess Medical Center menemukan bahwa risiko seseorang terkena serangan jantung meningkat sebanyak 21 kali dalam 24 jam pertama setelah kehilangan orang yang dicintainya atau sedang mengalami patah hati.
Advertisement
Patah hati benar-benar dapat membunuh Anda
Selama lima tahun, para peneliti mewawancarai 2.000 pasien penderita serangan jantung, menanyai mereka tentang pemicu dari penyakit tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa risiko serangan jantung 8 kali lebih tinggi dari biasanya selama seminggu setelah kematian orang yang dicintai.
Walaupun perlahan menurun, risiko tersebut tetap tinggi setidaknya selama satu bulan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kesehatan seseorang menurun setelah kematian orang terdekat dan hal ini dinyatakan sebagai sindrom patah hati.
Advertisement
Patah hati benar-benar dapat membunuh Anda
Para peneliti mengasosiakan peningkatan risiko dengan perasaan depresi, kecemasan, dan kemarahan yang datang bersama kesedihan. Perasaan ini dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, membuat darah cenderung menggumpal, akhirnya menyebabkan serangan jantung.
Perasaan emosional dan patah hati sebenarnya dapat menyebabkan kerusakan, mengarah kepada serangan jantung dan patah hati secara fisik. Kematian orang yang dicintai dapat menyebabkan begitu banyak rasa sakit emosional atau patah hati yang pada berakhir pada rasa sakit fisik.