Liputan6.com, Lombok Tim Crisis Center Kementerian Pariwisata (Kemenpar) memberikan banyak bantuan kepada para wisatawan mancangera (wisman) yang terjebak di Lombok seusai gempa. Seorang turis asal Jerman, Barry, mengaku mendapatkan banyak kemudahan pasca gempa besar yang melanda Lombok beberapa waktu lalu.
Menurutnya, semua orang sangat peduli dan ramah kepada wisatawan usai gempa berkekuatan 7.0 SR yang terjadi Minggu (5/8/2018), pukul 18.46 WIB itu. Kesan positif dan ini disampaikan Barry saat melakukan video call dengan Menteri Pariwisata Arief Yahya, Selasa (7/8/2018).
“Mereka sangat peduli dengan turis. Bahkan, kini saya bisa menikmati noodle soup (mie instan). Mereka juga mengorganisir transportasi dengan sangat baik. Kami dipermudah serta memiliki banyak pilihan. Bisa terbang langsung ke Bali, memilih ferry, bertahan di bandara, atau mencari penginapan,” ujarnya.
Advertisement
Barry pun mengapresiasi kinerja cepat pemerintah dalam menangani bencana tersebut.
“Para wisatawan juga mendapatkan makanan yang cukup dalam dua hari ini (setelah gempa). Saya sangat mengapresiasi kerja cepat dalam penanganan ini,” ucapnya.
Kepada Menteri Arief Yahya, Barry mengaku enjoy dan melanjutkan liburannya ke Pulau Dewata.
“Saya akan kembali ke Bali karena di sana lebih aman. Tapi saya juga yakin perbaikan infrastruktur di Lombok akan segera dilakukan dan kondisi akan kembali pulih,” kata dia.
Menteri Pariwisata Arief Yahya, mengucapkan terima kasih kepada Barry atas kesan positif yang diterima dan disampaikannya.
“Silakan lanjutkan menikmati Bali. Bali adalah tempat yang aman. So enjoy Bali,” ujarnya.
Arief juga mendapat laporan suasana terkini di Gili Trawangan oleh Ketua Tim Crisis Center Kemenpar, Guntur Sakti yang sedang menyisir pulau indah berpasir putih itu.
“Di sini sudah kosong, tidak ada lagi wisman maupun wisnus yang antre menunggu kapal jemputan seperti hari pertama, Senin 6 Agustus 2018. Semua yang ingin escape sudah diantar dengan kapal-kapal,” ucapnya.
Apabila masih ada wisatawan yang tinggal di Gili Gili, itu adalah para turis yang tidak ingin cepat-cepat meninggalkan pulau. Hal ini dipastikan oleh Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB melalui akun Twitter-nya, @Sutopo_PN.
“Evakuasi wisatawan dan penduduk dari Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air sudah selesai dilakukan pada 7/8/2018 pukul 15.00 WIB. Semua sudah dievakuasi keluar dari pulau menuju Bali dan Lombok menggunakan 11 kapal,” tulisnya.
Proses evakuasi tersebut dilakukan secara gratis. Bahkan, TNI dan Polri masih menyisir kantung-kantung wisatawan di Lombok yang membutuhkan bantuan pengantaran.
“Besok pagi, 8 Agustus 2018 (hari ini), Pak Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto dan Pak Kapolri Jenderal Tito Karnavian akan terbang ke Lombok, memastikan semua aman, lancar, dan terangkut semua,” kata Arief.
Dirinya sadar betul bahwa penjemputan wisman di Gili Trawangan itu sangat penting dan mendesak. Pelayanan terhadap wisatawan yang terimbas bencana harus prima.
“Kalau kita bantu mereka dengan tulus, Lombok dan Wonderful Indonesia akan selalu di hati mereka. Kita menjadi sahabat sejati,” ujar Arief.
Ia terus memantau penanganan krisis gempa melalui video conference. Arief didampingi Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara, Staf Khusus Bidang Komunikasi Don Kardono, dan Kabag Manajemen Krisis Kepariwisataan Dessy Suryaningrat.
“Kita terus memantau perkembangan di lapangan. Termasuk mengetahui bagaimana proses evakuasi dijalankan dan apakah para korban juga wisatawan dalam posisi yang aman. Kita harus pastikan semua berjalan dengan benar,” ucapnya.
Peninjauan dilakukan dari ruangan Crisis Center Kemenpar, tepatnya di ruang Pusat Komunikasi Publik Gedung Sapta Pesona. Dari ruang tersebut, Arief melakukan video conference dengan stakeholder dan tim Crisis Center yang berada di Lombok.
Video conference dilakukan tiga kali. Pertama, dengan Kepala Pusat Komunikasi Publik Guntur Sakti dan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB M. Lalu Faozal yang sedang berada di Gili Trawangan. Juga Posko Crisis Center di Kantor Dispar NTB.
Kedua, dengan General Manager Bandara Internasional Praya Lombok, I Gusti Ngurah Ardita. Arief berpesan agar jangan sampai terjadi penumpukan penumpang di Bandara Lombok.
Ketiga, dilakukan dengan Hendry Noviardi, Kabid Area Lombok dari Pemasaran 1 Regional 2.
“Semua wisman yang kita evakuasi memberi apresiasi tinggi dan mereka tidak hentinya menyampaikan ucapan terima kasih ke kita,” kata Hendry kepada Arief.
(*)