Liputan6.com, Jakarta - Menjaga kebersihan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan. Kebutuhan harian masyarakat untuk kebersihan diri dapat diwujudkan dengan penggunaan sabun, mengingat polusi yang begitu masif saat ini.
Terdapat sekitar 200 keluarga yang kurang beruntung karena tak bisa membeli sabun. Mereka-mereka adalah masyarakat di desa pemulung di TPA Suwung, Pesanggaran, Denpasar Selatan, Bali.
Advertisement
Baca Juga
Melihat fenomena ini, Melia Bali yang bekerja sama dengan Diversey Organization menggerakkan program Soap For Hope. Program ini fokus menyumbangkan sabun yang tidak digunakan ke Bali Life Foundation.
Soap For Hope pertama kali diluncurkan pada Februari 2018 dengan menyumbangkan lebih dari 3,4 kilogram sabun yang tak dipakai. Melia Bali berhasil mengumpulkan lebih dari 52 kilogram sabun dalam jangka waktu tiga bulan dan 100 kilogram disumbangkan pada November 2018.
General Manager Eduardo Perera Castro menyampaikan Melia Bali akan terus memberikan dukungan pada komunitas Suwung untuk menawarkan bentuk kehidupan yang lebih baik. Selain itu, mereka juga siap meningkatkan praktik kebersihan dengan menyediakan akses sabun.
"Kami merasa terhormat menjadi hotel pertama di Nusa Dua, Bali yang memulai perjalanan keberlanjutan sosial ini. Selain itu, program ini adalah salah satu tindakan nyata dari konsep Tri Hita Karana dalam filsafat Bali," jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.
Sementara, program Soap For Hope diprakarsai oleh Diversey Organization, yang bertanggung jawab untuk menyediakan alat daur ulang sabun. Lalu, Bali Life Foundation adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mendukung tempat proses daur ulang dan distribusi sabun.
Saksikan video pilihan di bawah ini: