Isi Ramadan di ITB, Menpar Jabarkan Tourism 4.0 dan Wisata Halal

Menpar akan mengupas ‘Tourism 4.0’ dan ‘Pesona Wisata Halal’. Event ini akan berlangsung di Ruang Utama Masjid Salman ITB, Bandung, Jawa Barat.

oleh Fitri.Syarifah diperbarui 20 Mei 2019, 20:08 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2019, 20:08 WIB
Menteri Pariwisata Arief Yahya
Menpar Jabarkan Tourism 4.0 dan Wisata Halal

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pariwisata Arief Yahya, dijadwalkan jadi pemateri dalam Inspirasi Ramadan (Irama) Masjid Salman ITB 2019, Jumat (24/5). Menpar akan mengupas ‘Tourism 4.0’ dan ‘Pesona Wisata Halal’. Event ini akan berlangsung di Ruang Utama Masjid Salman ITB, Bandung, Jawa Barat.

Menpar Arief Yahya mengungkapkan, Irama Masjid Salman ITB sebagai program luar biasa. “Irama ini agenda yang luar biasa. Penuh inspirasi. Fungsi Masjid pun berkembang karena ada banyak ide dan gagasan baru muncul. Semuanya tentu untuk kemaslahatan ummat. Ragam bahasannya sangat luas dan strategis. Ideal sebagai input pembangunan Indonesia secara menyeluruh,” ungkap Menpar, Senin (20/5).

Irama Masjid Salman ITB 2019 digelar 6-25 Mei 2019. Total ada 19 narasumber yang dihadirkan setiap harinya. Mereka berasal dari berbagai latar belakang dengan tema bahasannya. Selain Tourism 4.0 dan Pesona Wisata Halal, Irama juga berbicara nilai religi dan sejarah Islam, sosial kemasyarakatan, atau branding. Ada juga tema teknologi, kelistrikan, hingga konsep perekonomian.

“Ada banyak inspirasi yang diberikan melalui program ini. Kami siap membagikan tema kepariwisataan. Harapannya, kajian ini bisa diterapkan secara langsung di daerah. Sebab, semua wilayah di Indonesia itu punya potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata unggulan,” terang Menpar lagi.

Dijelaskannya, untuk Tourism 4.0, konsep Cyber-Physical System sudah diaplikasikan. Yaitu, dengan menggabungkan kemampuan manusia dengan mesin (robot).

Gambarannya, bandara menerapkan Robotic Airport Guide yang membantu traveller melakukan check-in dan boarding. Ada juga layanan on-demand yang efisien. Hotel pun mengembangkan layanan e-concierge dan m-payment.

Personal assistant dikembangkan dengan teknologi Augmented Reality (AR). Untuk destinasi wisata mengembangkan Virtual Reality via smartphone sebagai kanal informasinya. Menpar menegaskan, munculnya Revolusi Industri ke-4 (4.0) memberi impact besar dan positif bagi pariwisata.

“Revolusi Industri ke-4 mewujudkan seamless dan personalized experience luar biasa. Medianya dari artificial intelligence, internet of things, big data analytics, robotics, augmented reality, cloud computing, dan lainnya. Perkembangan ini telah mendisrupsi industri pariwisata secara mendasar. Ada cost value, experience value, dan platform value yang bisa dinikmati travellers,” tegas Menpar lagi.

Sasaran utama penerapan Tourism 4.0 adalah kalangan millennial travellers. Selain jumlah sebarannya, potensi devisa yang dihasilkannya sangat besar. Millennial travellers menjadi segmen tech-savvy.

Dari potensi ini, Malaysia menaikan inkam saat ini USD25 Miliar menjadi USD110 Miliar pada 2030. Untuk Indonesia, 70% travellers memakai search and share secara digital lalu 50% inboundnya millennial.

“Millennial travellers menjadi sasaran penting. Selain basicnya, jumlah mereka selalu tumbuh dengan influencing power luar biasa. Yang jelas, pariwisata Indonesia akan semakin naik dengan Tourism 4.0 karena semuanya sudah siap,” kata Menpar lagi.

Selain Tourism 4.0, potensi besar juga dimiliki dari Wisata Halal. Apalagi, Indonesia peringkat pertama dalam Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019. Tidak heran jika pembangunan dan pelayanan wisata halal teria diperbaiki.

Untuk aksesibilitas misalnya, peningkatan signifikan terjadi pada 5 wilayah. Ada Aceh, Sumatera Barat, Kepulauan Riau dan Riau, Jakarta, hingga Lombok. Pengembangan komunikasi juga gencar dilakukan pada 5 wilayah itu.

Fokusnya pengembangan Muslim Visitor Guide, Stakeholder Education, Market Outreach, Tour Guide, hingga Digital Marketing. Lebih spesial, wisatawan dimanjakan dengan beragam fasilitas pendukung wisata halal.

Pada 5 daerah itu, destinasi wisatanya selalu didukung dengan restauran halal yang tersertifikat. Jumlah tempat ibadah banyak dan tersebar merata. Pun serupa dengan bandaranya yang dilengkapi prayer room. Untuk hotel, dapurnya tersertifikat halal lalu atraksinya kuat dengan nuansa Islami.

“Wisata Halal bisa diadopsi di seluruh daerah di Indonesia. Kami berharap Bandung dan Jawa Barat bisa mengoptimalkannya. Potensi yang ada di sana luar biasa. Kami optimistis, penerapan konsep wisata ini akan berpengaruh positif bagi kenaikan kunjungan wisatawannya,” tutupnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya