Restoran Terapung, Tempat Rekreasi Warga Somalia Usai Bajak Laut Menghilang

Selama tiga dekade terakhir, bajak laut mendominasi perairan Somalia dan mendatangkan ketakutan bagi penduduk.

oleh Komarudin diperbarui 24 Mei 2019, 15:04 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2019, 15:04 WIB
Restoran Terapung
Restoran terapung di Pantai Lido, Mogadishu, Somalia, yang sedang trend (Dok.YouTube/We Love Somalia)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa pemilik restoran mempertimbangkan ancaman pembajakan atas kapal mereka, tetapi Abdulkadir Mohamed membuat kapalnya menjadi restoran terapung La Lanterna-nya yang sekarang ditambatkan di Pantai Lido yang populer di Mogadishu, Somalia.

"Kami menganggap bahwa para perompak dapat membajaknya, dan menggunakannya untuk menyerang kapal-kapal kargo," katanya di atas kapal berlipat ganda saat melambung di perairan Samudra Hindia tak jauh dari garis pantai ibu kota Somalia dikutip dari Reuters, Kamis, 23 Mei 2019.

"Kami membuatnya redup," jelasnya, sehingga bajak laut tak akan melihatnya sebagai kapal jarahan perang untuk disita dan diserang mereka.

Bajak laut dulunya adalah momok daerah itu, mengejar tanker minyak dan kapal-kapal lain dan meminta uang tebusan bagi mereka yang ditangkap. Tetapi karena Somalia telah mendapatkan kembali stabilitas setelah hampir tiga dekade dilanda konflik dan kekacauan, pembajakan telah memudar, walau pemboman sporadis masih menghantam ibu kota.

Sedikit ketenangan berarti rakyat Somalia mencari lebih banyak kegiatan rekreasi di luar rumah. Pantai Lido, dengan pasirnya yang sangat putih, sangat menarik perhatian banyak orang.

Saksikan video pilihan di bawah Ini:

Pantai Lido

Restoran Terapung Kapal
Restoran terapung kapal di pantai Lido di Mogadishu, Somalia (Dok.YouTube/We Love Somalia)

Dengan keamanan ekstra dan pos-pos pemeriksaan untuk melindungi bentangan pasir 2,5 km dari kemungkinan serangan ekstremis, pantai ini menawarkan tempat untuk melarikan diri dari ibu kota yang dilanda pertempuran.

"Duduk di Pantai Lido, minum teh atau kopi di malam hari, Anda dapat melihat warna yang berbeda dan kadang-kadang merasa bahwa Anda berada di dunia lain," kata Omar Abule, manajer agen perjalanan Visit Mogadishu, menggambarkan perairan berwarna kobalt dan matahari terbenam semburat oranye.

Keluarga-keluarga terjun ke dalam air. Para wanita dari negara konservatif religius ini masih mengenakan jilbab dan pakaian longgar saat mereka duduk atau berenang di laut.

Pengunjung yang merasa lebih suka berpetualang dapat mengenakan jaket pelampung dan meluncur ke La Lanterna ketika kapal itu melintas dekat pantai. Setelah naik, mereka bisa minum kopi atau minum dingin dan memesan makanan ringan, kesempatan untuk melupakan tantangan di darat.

"Saya senang bisa naik kapal seperti ini," kata Samira Mohammed di La Lanterna. "Datang ke Pantai Lido memberi Anda harapan besar."

Abdifitah Mohamed Siyad, direktur pariwisata dan investasi di pemerintah lokal Mogadishu, mengatakan kota itu telah hancur oleh perang dan kebanyakan orang memiliki "kisah duka".

"Obat bagi orang-orang adalah menciptakan kebahagiaan bagi mereka, menciptakan lingkungan untuk pariwisata, waktu bagi mereka untuk tur, ada waktu bagi mereka untuk mengobrol dan melupakan masa lalu," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya