Kimono Kim Kardashian yang Tuai Protes dari Publik Jepang

Kim Kardashian dianggap melakukan pencurian budaya karena kimono yang dirilisnya.

oleh Komarudin diperbarui 28 Jun 2019, 20:04 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2019, 20:04 WIB
Kim Kardashian
Kim Kardashian (Dok.Instagram/@kimkardashian/https://www.instagram.com/p/BzIjXc8g9VR/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah penduduk Jepang bereaksi lewat media sosial untuk memprotes lini baru pakaian dalam yang dikembangkan oleh selebritas Amerika Serikat Kim Kardashian bernama kimono. Beberapa orang Jepang menyebut aksi Kim sebagai pencurian budaya mereka yang menghina pakaian tradisional mereka yang dihargai.

Kim Kardashian baru saja merilis lini pakaian bernama kimono yang dikembangkannya selama setahun. Koleksinya termasuk pakaian seluruh tubuh dan dua set pakaian dalam beberapa warna berbeda, sebagai solusi untuk wanita yang benar-benar bekerja.

Namun, penggunaan kata "kimono," yang dalam bahasa Jepang berarti "benda yang dikenakan" dan mengacu pada pakaian panjang dengan ikat pinggang yang dikenakan untuk acara-acara resmi, seperti pernikahan dan pemakaman. Akibatnya, banyak orang kesal karena kata tersebut digunakan untuk pakaian dalam.

"Kimono bukan pakaian dalam! Hentikan pendaftaran merek dagang! Jangan membuat kata kimono menjadi milik Anda!" tulis Ruu, pengguna Twitter, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (28/6/2019).

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Pencurian Budaya Tradisional

Perusahaan Jepang Ini Ciptakan Kimono yang Hijab Friendly
sumber: nextshark.com

Sementara itu, pengguna Twitter yang lain mengatakan penggunaan kata itu sebagai pencurian budaya tradisional dan memohon kepada Kim Kardashian untuk mengubah nama. Mereka mengatakan pakan dalam itu akan laku juga jika diberi nama yang lain.

"Ini kimono yang kukenakan untuk pernikahanku," tulis Masako Oi, di atas foto dirinya dalam kimono biru muda bercorak bunga.

"Saya ingin Kim membayangkan bagaimana perasaannya jika seseorang memperlakukan pernikahan, pesta, prom atau gaun pembaptisan sebagai pakaian dalam."

Sebuah protes diam-diam juga menyebar di bawah pernyataan "Ini kimono", dengan pria dan wanita mengunggah foto diri mereka sendiri dan anggota keluarga mengenakan kimono dari berbagai gaya.

Beberapa orang di Jepang, terutama untuk acara-acara resmi, menggunakan jasa seorang penata kimono profesional seperti Aiko Morita, 69, yang mengatakan penggunaan nama Kimono untuk produk pakaian Kardashian dapat mengganggu orang lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya