Cerita Akhir Pekan: Pemandu Wisata, Antara Ada dan Tiada

Kondisi butuh-tak butuh membuat jasa pemandu wisata belum ikut dalam kemeriahan popularitas traveling.

oleh Asnida Riani diperbarui 17 Agu 2019, 08:30 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2019, 08:30 WIB
Stadion Siliwangi
Peserta wisata sejarah dari Komunitas Aleut menyimak pemaparan dari pemandu di Stadion Siliwangi, Kota Bandung, Minggu (17/3/2019). (Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Jakarta - Seiring popularitas traveling yng menanjak, segala komponen tentang perjalanan mestinya secara otomatis terangkat. Layanan transportasi dari dan ke lokasi, serta ketersediaan akomodasi hampir selalu jadi rentetan faktor esensial, meninggalkan pemandu wisata berada di batas 'penumbra'.

Setidaknya itulah yang terjadi bila berbicara tentang turis domestik. Belum jadi sebuah kebiasaan bagi kebanyakan pelancong dalam negeri untuk memakai jasa pemandu wisata dalam satu-dua kunjungan, walau ke tempat yang belum pernah disambangi sama sekali.

Padahal, menurut salah seorang founder Indonesia Tour Guide (ITG) Noky Rizky Samudra, pemendu wisata punya peran penting dalam menentukan warna penjelajahan. "Lisensi bagi pramuwisata itu wajib. Kalau sudah begitu, berarti kan mereka sudah menjual jasa secara profesional," katanya pada Liputan6.com lewat sambungan telepon, Jumat, 16 Agustus 2019.

"Mereka sudah kompeten untuk memberi informasi dan pengarahan. Ini akan jadi lebih penting jika perginya ke tempat-tempat bersejarah atau museum. Pramuwisata biasanya akan memberi cerita mearik dan informasi tambahan. Apalagi, ITG sendiri memang sengaja pakai pemandu wisata yang memang orang sana," sambung Noky.

Soal minat wisatawan domestik yang masih cukup rendah, Noky sendiri punya dugaan bahwa biasanya mereka pergi untuk semata menyegarkan pikiran, bisa juga sudah berandang ke tempat tersebut dengan teman yang merupakan warga lokal, atau keingintahuan tentang sebuah tempat secara tepat belum menggelitik.

"Tapi, secara datanya mengapa, kami masih dalam proses riset," kata lelaki yang sudah berkecimpung di bisnis pariwisata sejak 2011 tersebut. Sembari jalan, Noky mejelaskan, ITG akan melalkukan kampanye daring terkait pentingnya peran pemandu wisata.

"Aalagi sekarang ada beberapa tempat yang sudah menerapkan bahwa turis dalam jumlah tertentu harus didampingi pemandu wisata. Kalau saya tidak asalah, Bali itu lebih dari 10 orang, sedangkan Karimunjawa tujuh sampai delapan turis," tambahnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sewa Jasa Pemandu Wisata Semudah Belanja Online

20161004-Kunjungan wisatawan asing ke indonesia meningkat-Jakarta
Pemandu wisata menjelaskan sejarah Kota Tua, Jakarta, kepada wisatawan asing yang tengah melakukan kunjungan, Kamis (6/10). BPS melaporkan, pada Agustus 2016 jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia tembus 1,03 juta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kampanye daring yang rencannaya bakal terluncur dilakukan sejalan dengan pengadaan fasilitas sewa jasa pemandu wisata dengan cara sangat mudah. Noky mengatakan, ITG yang sudah terbentuk sejak akhir 2016 ini kini tengah mempersiapkan aplikasi setelah selama ini melakukan transaksi lewat situs.

Jasa pemandu wisata yang disediakan di sini tersedia dalam dua jenis, yakni one day service dan hanya memandu dalam beberapa jam saja. "Misal, cuma ke museum, itu kan nggak seharian, paling hanya sekian jam," jelas lelaki asal Jepara, Jawa Tengah, tersebut.

Kendati aplikasi yang bakal tersedia di Android masih digodok, pemesanannya nanti kurang lebih sama dengan situs. Calon pengguna jasa tinggal menentukan hendak pergi ke mana, memilih jasa pemandu untuk sehari atau hanya beberapa jam, setelah pilih layanan, pembayaran full payment dengan cara transfer bank dilakukan.

"Di sini wisatawan bisa pilih jasa pemandu lokal yang sesuai kebutuhan dengan harga bervariasi. Kami juga mengurangi risiko pemandu wisata tidak muncul di hari H dengan cara wisatawan membyaarkan jasa yang dipilih ke rekening bersama. Jadi, tidak langsung ke pramuwisatanya," papar Noky.

Soal harga, setiap pemandu wisata sangat mugkin mematok tarif berbeda sesuai dengan layanan yang ditawarkan. One day service biasaya dibanderol Rp600 ribu-Rp700 ribu untuk turis asing dan sekitar Rp250 ribu--Rp300 ribu untuk turis lokal. "Kalau cuma beberapa jam paling mulai dari Rp50 ribu," katanya.

Ia mengatakan, sekarang total ada 80 pemandu wisaa di berbagai provinsi yang tergabung dengan ITG. Rencananya, mereka akan memperluas jaringan dengan membuka kesempatan bagi lebih banyak pemandu wisata untuk bergabung.

Pihak ITG yng tengah menargetkan memiliki setidaknya satu pemandu wisata di satu desa wasata ini mengatakan, akan membantu dalam mendapatkan lisensi bagi mereka, terutama para pemuda, yang ingin memajukan potensi desanya dengan jadi pemandu wisata.

Di samping jasa pemandu wisata, layanan ITG juga memungkinkan wisatawan untuk memesan penyewaan mobil dan paket wisata. Mereka nantinya ingin jadi one stop service bagi para pelancong dengan mengedepankan kearifan dan budaya lokal, mulai dari jasa pemandu setempat, hingga homestay para warga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya