Siswi di Inggris Dipulangkan 6 Kali karena Rok Terlalu Pendek

Aturan sekolah yang mewajibkan penggunaan rok selutut dianggap menyulitkan.

oleh Henry diperbarui 23 Sep 2019, 03:03 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2019, 03:03 WIB
Siswi di Inggris Dipulangkan 6 Kali Karena Rok Terlalu Pendek
Ilustrasi seragam sekolah. (dok. unsplash/Novi Thedora)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap sekolah memiliki aturannya masing-masing. Peraturan yang ada dimaksudkan agar siswanya dapat bersikap disiplin. Tak jarang sekolah menerapkan hukuman kepada siswanya yang melanggar aturan.

Hal yang sama terjadi pada seorang siswi asal Inggris yang berusia 14 tahun. Dirinya dianggap melanggar aturan sekolah karena mengenakan rok terlalu pendek. Tak tanggung-tanggung, sekolahnya memulangkan dirinya hingga enam kali dan menyuruhnya untuk mengganti rok.

Melansir dari Wales Online, 21 September 2019, siswi tersebut bernama Libby Taylor-Ford dan bersekolah di SMP Cantonian di Cardiff, sebuah kota di Inggris. Sekolah ini mewajibkan para siswinya untuk memakai rok selutut.

Karenanya, rok Libby yang panjangnya tiga inchi di atas lutut dianggap melanggar aturan sekolah sehingga membuat guru laki-lakinya menyuruhnya pulang. Hal ini membuat Donna Taylor, ibu dari Libby, geram.

Bukan tanpa alasan, Donna mengaku sudah membeli rok dari tiga sekolah yang berbeda karena kasus ini. Dia mengatakan bahwa aturan tersebut terlalu ketat dan sulit baginya untuk menemukan panjang rok yang bisa pas selutut dengan putrinya.

"Putriku sangat ramping sehingga sulit menemukan rok dengan panjang yang sesuai untuknya. Aku tidak bisa membelikan rok yang tidak terlihat pas pada putriku," ujar Donna.

Selain itu, dia juga merasa bahwa rok putrinya masih dapat diterima dan sopan. Kekesalan ini juga ditambah dengan tidak adanya aturan yang sama dengan siswa laki-laki. Padahal, Libby juga pernah dipulangkan karena celana panjang yang dikenakannya panjangnya berada di atas mata kaki. Sekolah juga menganggap celananya terlalu pendek.

"Apa masalahnya dengan terlalu pendek? Mereka (pihak sekolah) seharunya lebih berkonsentrasi pada pendidikan, bukan pada apa yang dikenakan siswa. Mereka membuat peraturan yang terlalu ketat," tambah Donna.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pembelaan Pihak Sekolah

Ilustrasi Sekolah
Ilustrasi sekolah (dok. Pixabay.com/Pexels/Putu Elmira)

Menanggapi keluhan ini, kepala sekolah Cantonian High School, Diane Gill mengatakan dia harus menelaah lebih dalam dan tidak bisa terpengaruh pada komentar dari individual saja. Ia menyebut sekolahnya selama ini mendapatkan banyak tanggapan positif dari orangtua lain.

"Di beberapa kasus minor, masih ada siswa yang tidak menyesuaikan peraturan seragam sekolah. Karenanya, kami sedang bekerja dengan para keluarga untuk memastikan bahwa mereka menyesuaikan aturan sekolah yang sudah disetujui oleh pihak pemerintah juga," ujar Diane.

Diane mengatakan orangtua sebenarnya bisa melaporkan setiap keluhan melalui prosedur yang ada, atau bahkan bisa langsung menghubunginya. Tapi, Donna yang telah diundang untuk menghadiri rapat, tidak hadir waktu itu.

Akibat kejadian ini yang sudah diketahui secara luas, pemerintah setempat akhirnya meninjau ulang kebijakan yang ada dan mengamandemennya setelah berkonsultasi dengan para orangtua murid. Peraturan yang baru akhirnya memperbolehkan siswi memakai rok yang panjangnya dua inchi di atas lutut.

Aturan baru ditanggapi baik oleh orangtua karena anaknya sedang berada di fase pertumbuhan pasti akan bertambah tinggi. Aturan panjang rok selutut akan menyulitkan jika seiring bertambahnya tinggi anak, mereka harus membeli rok baru.

"Ini (aturan) adalah hal yang bagus dan menandakan sekolah telah mendengar keluhan dan pertimbangan orang tua," ujar Ryan Clifton, salah satu orang tua yang memiliki putri kelas sembilan. (Novi Thedora)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya