Tantangan Kemenparekraf Menjadikan Indonesia Tujuan Utama Wisata Dunia

Penunjukkan Wishnutama dan Angela sebagai Menteri dan Wamen Parekraf sangat menarik, karena latar belakang keduanya sebagai pengusaha dari industri media.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Nov 2019, 17:47 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2019, 17:47 WIB
Wishnutama
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Sektor pariwisata Indonesia bisa dibilang berkembang dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan pariwisata berhasil menjadi penyumbang devisa terbesar di Indonesia pada 2018, yaitu sebesar 17,6 miliar dolar AS.

Angka ini setara dengan Crude Palm Oil (CPO) atau Minyak Kelapa Sawit yang berada di urutan pertama. Pencapaian ini mendorong pengamat mendesak Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) memperhatikan sektor pariwisata makin serius lagi.

Ketua Bidang Analisis Kebijakan Publik Generasi Optimis (GO) Indonesia, Bayu Endro Winarko, MBA pada 3 November 2019, mengatakan, "dari sisi daya saing, tahun 2019 peringkat Indeks Daya Saing Pariwisata Indonesia di dunia berada di peringkat 40, naik dari peringkat 42 di tahun 2017”.

"Berdasarkan Laporan The Travel & Tourism Competitiveness Report yang dirilis WEF (World Economic Forum) 2019 baru-baru ini, di kawasan Asia Tenggara, Indeks Daya Saing Pariwisata Indonesia berada di peringkat 4 berdasarkan penilaian pilar-pilar seperti lingkungan bisnis, keamanan, kesehatan dan kebersihan, sumber daya manusia dan lapangan kerja, keberlanjutan lingkungan dan lainnya," sambung Bayu.

Pakar marketing dan pariwisata halal itu juga menilai banyak strategi dan inisiatif telah dilakukan oleh Menteri Pariwisata sebelumnya yang membuat sektor ini menjadi salah satu sumber devisa negara terbesar.

"Pekerjaan rumah selanjutnya akan menjadi tanggung jawab duet Wishnutama Kusubandio yang notabene adalah generasi X dan Angela Tanoesudibjo dari generasi millennial," ujar Bayu.

Generasi Optimis Indonesia menilai penunjukan Wishnu dan Angela sebagai Menteri dan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) sangat menarik, karena latar belakang keduanya sebagai pengusaha dari industri media.

Seperti diketahui, Wishnutama adalah pengusaha di bidang pertelevisian yang sempat memimpin media televisi ternama di Indonesia, TransTV dan Net TV. Sedangkan Angela sebelumnya adalah direksi dan komisaris di jajaran MNC Group, salah satu group perusahaan media terbesar di Indonesia.

Tantangannya sekarang, apakah mereka bisa menyelesaikan target yang telah ditetapkan di 2024, yaitu perolehan nilai devisa 40 miliar dolar AS. Lalu mendatangkan 28 juta wisatawan mancanegara (wisman) plus 300 juta wisatawan lokal, penyediaan tenaga kerja wisata 15 juta orang.

"Selain itu juga memberikan kontribusi PDB 5,5 persen dan meningkatkan Tourism Competitive Index menjadi peringkat 22," ujar lulusan University of Grenoble, Perancis ini.

Generasi Optimis Indonesia
Generasi Optimis Indonesia. foto: istimewa

Ia mengaku, dengan latar belakang prestasi duet pimpinan di Kemenparekraf tersebut sangat mungkin akan membuat perubahan besar di industri pariwisata. Bayu menambahkan setidaknya ada lima isu strategis indusri pariwisata yang harus diselesaikan dalam waktu dekat.

"Pertama, bagaimana meningkatkan perdapatan devisa terkait pengeluaran dan lama masa tinggal wisman. Kedua pengembangan beragam program untuk meningkatkan kunjungan wisman ke Indonesia yang masih rendah, secara global masih 1,1 persen, di Asia Pasifik 4,3 persen, dan Asia Tenggara 11,7 persen," jelas Bayu.

Sedangkan yang ketiga adalah program peningkatkan kesiapan dan daya dukung destinasi wisata, seperti situasi keamanan, transportasi, hotel, akomodasi, dan kesiapan masyarakat menyambut tamu di daerah mereka. Kempat, adanya program peningkatan kualitas, profesionalisme, dan jumlah SDM pariwisata.

"Yang terakhir, pembenahan infrastruktur dan konektifitas yang mudah dan nyaman bagi wisatawan mancanegara," terang pria yang pernah menjadi tim ahli Tourism 4.0.

Bayu mendorong Wishnutama dan Angela belajar dari Portugal yang sukses menjadi The World’s Leading Destination. "Kita bisa mengadopsi dan mengadaptasi cara Portugal. Setidaknya arah kebijakan boleh diarahkan kepada peningkatan ekosistem usaha pariwisata termasuk menyesuaikan dengan era Tourism 4.0," ucap pria asal Jombang, Jawa Timur itu.

Peningkatan Access, Amenity, dan Attraction serta kenyamanan dan keamanan lingkungan destinasi pariwisata, menurut Bayu juga perlu mendapat perhatian khusus.

Generasi Optimis Indonesia
Generasi Optimis Indonesia. foto: istimewa

"Peningkatan citra melalui komunikasi pemasaran yang terintegrasi dan pembangunan SDM pariwisata, juga harus ditingkatkan. Manusia harus menjadi jantung industri pariwisata dan sudah selayaknya menjadi prioritas kebijakan Kemenparekraf," pungkas Bayu yang juga tim penulis "The Ma'ruf Amin Way".

Pada saat yang sama, Tigor Mulo Horas Sinaga, Sekretaris Jenderal (Sekjen) GO Indonesia melihat, dengan prestasi yang dimiliki Wishnutama, termasuk kesuksesannya sebagai anggota tim penyelenggara event Asian Games 2018, ia diyakini bisa memberikan terobosan dalam pembangunan sektor pariwisata di Indonesia.

"Selain itu, didampingi oleh Sis Angela yang berlatar belakang pengusaha milenial, maka mereka akan saling melengkapi dalam memimpin kementerian yang sekarang menjadi salah satu penghasil devisa terbesar," kata Horas.

Pemerhati intelijen dan politik itu menambahkan, jangan sampai lupa kalau potensi pengunjung pariwisata ke depan adalah generasi milenial. "Saya akan mendukung duo pimpinan Kemenparekraf ini agar berhasil mencapai tugas mereka dengan selalu memberikan masukan yang konstruktif. Bukan menyebut mereka sebagai pemimpin Kementerian Pariwara," tuturnya.

"Kami optimis pariwisata dan ekonomi kreatif kita akan bertumbuh signifikan dalam tangan dingin Bro Wishnu dan Sis Angela," tandas Horas.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya