Liputan6.com, Jakarta - Pengalaman dramatis dialami para penumpang pesawat Air Canada Boeing 767 pada Senin malam, 3 Februari 2020. Mereka harus melalui penerbangan mendebarkan sebelum pesawat akhirnya bisa mendarat dengan selamat di Spanyol.
Pesawat berbasis di Toronto dengan nomor penerbangan AC837 itu membawa 128 penumpang. Pesawat berangkat dari ibu kota Spanyol pada petang hari sebelum pilot meminta kembali ke pangkalan.
Hal itu disebabkan satu dari dua mesin rusak dan satu ban pecah saat pesawat lepas landas. Namun, otoritas setempat tak langsung memenuhi permintaan pilot dan meminta mereka berputar-putar di udara selama empat jam lebih dulu agar bobot pesawat lebih ringan saat mendarat.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip India Today, Selasa (4/2/2020), Brock Mierzejewski dari Vancouver, Kanada, mengaku terbang bersama kedua orangtuanya. Pada Associated Press, ia menerangkan situasi yang dialaminya sesaat setelah berhasil mendarat.
"Jelas tensi ketegangan sangat tinggi ketika kami berada di udara. Tapi, pilot melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam mendaratkan pesawat," katanya.
"Kami tetap sedikit syok, tapi senang bisa selamat," sambungnya setelah pesawat mendarat di Bandara Internasional Adolfo Suarez-Barajas.
Segera setelah mendarat, pesawat itu langsung dikelilingi kendaraan darurat, truk pemadam kebakaran, dan ambulans. Meski begitu, belum ada informasi lebih lanjut perihal penyebab kerusakan mesin pesawat.
"Yang penting mendarat selamat, semuanya okay," kata Guido Fioravantti, penumpang Air Canada asal New York. Lelaki yang terbang bersama ayahnya itu menyebut para awak kabin tetap tenang dan terus melayani selama ketegangan berlangsung.
"Pilot sudah terlatih menghadapi hal ini sehingga tak ada alasan untuk panik. Ini juga terlihat lebih umum dari yang dibayangkan kebanyakan orang," ucap Guido.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Insiden Kedua
Pesawat tersebut menghabiskan sekitar empat jam terbang berputar-putar di langit Madrid untuk menghabiskan bahan bakar sebelum mendarat. Kementerian Keamanan Spanyol mengirimkan jet tempur F18 untuk mengevaluasi kerusakan pada peralatan pendaratan.
Dalam pernyataan resmi, maskapai mengatakan, pesawat tersebut mengalami masalah mesin tak lama setelah terbang dari bandara yang sama. Satu dari 10 ban pesawat Boeing 767-300 pecah dalam kejadian itu.
Meski begitu, pesawat tersebut didesain tetap bisa beroperasi walau satu mesinnya mati. "Pilot kami terlatih untuk menghadapi situasi tersebut," demikian pernyataan maskapai tersebut.
Di sisi lain, seorang juru bicara operator bandara Spanyol, AENA, mengatakan bahwa maskapai meminta slot untuk pendaratan darurat 30 menit setelah lepas landas.
Juru bicara Enaire, otoritas navigasi udara Spanyol menuturkan, gigi pendaratan tak tertutup sempurna saat terbang dan sepotong bagian itu kemungkinan merusak salah satu mesin. Walau begitu, juru bicara tersebut menolak disebutkan namanya.
Kejadian tersebut jadi insiden kedua di Bandara Internasional Madrid pada hari yang sama. Pada Senin pagi, bandara ditutup lebih dari satu jam karena laporan adanya drone yang terbang di kawasan tersebut.
Advertisement