Liputan6.com, Jakarta - Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan bagi bangsa Indonesia. Moto yang tertera di burung garuda tersebut memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.Â
Seperti diketahui, Indonesia memiliki beragam suku bangsa dan juga agama. Meskipun dengan perbedaan latar belakang tersebut, masyarakat sudah seharusnya hidup rukun dan berdampingan sesuai dengan semboyan bangsa.Â
Menghargai keberagaman yang ada bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya berkunjung dan belajar ke lokasi ibadah berbagai agama seperti salah satu agenda yang ada di Festival Kebhinekaan, yaitu tur Wisata Rumah Ibadah Lintas Agama.
Advertisement
Wisata rumah ibadah yang pertama kali dikunjungi ialah Gereja Immanuel yang terletak di Gambir, Jakarta Pusat. Gereja ini merupakan rumah ibadah bagi agama Kristen Protestan yang dibangun oleh J.H Horst pada 1834, tahun di mana batu pertama diletakkan.Â
Baca Juga
Memasuki area gereja, pepohonan rindang memberikan kesejukan di tengah panasnya udara Ibu Kota Jakarta. Bangunan megah berwarna putih dengan lambang salib di depannya menjadi penyambut kedatangan masyarakat yang hendak beribadah atau sekadar berkunjung seperti yang saya lakukan dalam acara tur Wisata Bhineka Rute Gambir, Wisata Rumah Ibadah Lintas Agama, Sabtu, 22 Februari 2020.
Meskipun terlihat besar dan megah dari luar, luas gereja itu ternyata hanya 962 meter persegi saja. Gereja ini memiliki desain neo-klasik yang merupakan perpaduan dari kebudayaan Yunani dan Romawi.Â
Anda akan melihat deretan bangku yang disusun dengan karpet warna merah saat memasuki gereja. Area yang bisa dibilang tidak cukup luas itu memiliki langit-langit yang menjulang tinggi. Hal tersebut dimaksudkan agar sirkulasi udara lancar, sebab dahulu pendingin udara belum ada seperti saat ini.Â
Saat menengok ke langit-langit, Anda akan melihat lambang bunga teratai dengan enam helai daun di pucuk bangunan yang berbentuk kubah. Menurut penjelasan pemandu wisata dari Wisata Kreatif Jakarta, Maria Ibek, bunga teratai di Gereja Immanuel melambangkan Dewi Cahaya yang dipercaya penduduk Mesir Kuno.Â
Dikutip dari Ensiklopedia Jakarta (encyclopedia.jakarta-tourism.go.id), Senin, 24 Februari 2020, lambang tersebut pun diartikan sebagai persatuan dua kerajaan Mesir. Oleh sebab itu, bunga teratai diletakkan di sana, yaitu untuk menghargai perjuangan Raja Willem I dalam menyatukan dua kelompok jemaah Protestan, Lutheran dan Hervormd. Juga, dimaksudkan sebagai sumber cahaya yang bisa menerangi Gereja Immanuel meskipun seluruh pintu dan jendela ditutup.Â
Â
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Orgel Kuno
Gereja Immanuel atau GIPB Immanuel terdiri dari dua lantai. Lantai satu memuat deretan kursi dengan mimbar di depannya. Sedangkan di lantai dua, Anda bisa melihat kursi yang melingkar setengah lingkaran menghadap ke mimbar. Selain itu, terdapat pula orgel tuayang telah ada sejak 1843.Â
Orgel adalah sebuah alat musik sejenis piano yang akan menghasilkan suara dengan menekan pipa organ yang dipilih melalui sebuah keyboard. Organ pipa yang ada di gereja tersebut disebut-sebut masuk ke dalam tiga organ pipa tertua yang ada di dunia.Â
Alat musik tersebut dibuat oleh J. Datz di Belanda. Cara mengoperasikan alat tersebut ialah dengan mengisi bantalan udara yang terhubung dengan organ pipa. Dulu, pengisian udara tersebut masih dilakukan dengan cara manual yaitu menekan pedal, namun kini telah dipermudah dengan adanya tombol sakelar.Â
Meskipun umurnya sudah tua, organ pipa itu hingga saat ini masih sering difungsikan saat ada orang beribadah. Bahkan, orgel tersebut memiliki suara yang menggema jika dibunyikan.
Gereja yang terbilang tua ini selain difungsikan sebagai tempat ibadah pernah pula sebagai lokasi syuting salah satu film Tanah Air. Dengan desainnya yang menarik dan unik, Anda bisa menjadikan gereja tersebut sebagai latar belakang untuk berfoto. (Tri Ayu Lutfiani)
Advertisement