Liputan6.com, Jakarta - Seorang pekerja hotel bintang 5 di Malaysia dengan bangga menulis kicauan di akun Twitter-nya, 20 Februari 2020, bahwa ia meludahi makanan konsumen. "Saya punya banyak pekerjaan. Tapi, bagian terbaik dari pekerjaan saya adalah saya bisa meludahi makanan orang Tionghoa," tulisnya di unggahan tersebut.
Tak pelak, kicauan ini langsung jadi perbincangan hangat dan banyak dibagikan ke sekian banyak forum online. Kendati akunnya diubah ke mode privat, tweet yang dimaksud sudah terlanjur di-screenshot dan dibagikan kembali.
Advertisement
Baca Juga
Bahkan, warganet menemukan sederet kicauan bernuansa rasis lain di akun Twitter pekerja hotel bintang 5 tersebut. Salah satunya adalah kicauan yang dibagikan pada akhir Desember 2019. "Makanlah orang-orang kafir," tulisnya kala itu.
Pada 27 Januari, ia membagikan sebuah video dengan keterangan berupa, "Semuanya orang Tionghoa. Cemas itu satu hal, tapi jijik adalah perasaan lain."Â
Kemudian pada 24 Februari 2020, ia menuliskan, "Jangan biarkan orang Tionghoa memimpin kita. Mereka semua bodoh. Mereka semua makan babi. Apakah Anda mau makan babi?"
Berdasarkan profil di akun Twitter tersebut, lelaki ini diketahui merupakan junior chef di Hugo's In The Sky, restoran di hotel bintang 5, yakni Grand Ion Delemen Hotel, Genting Highlands, Malaysia.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Dipecat
Melansir Says, 26 Februari 2020, pihak manajemen restoran telah memecat lelaki tersebut. Mereka berjanji akan lebih serius mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Dalam pernyataan resminya, General Manager Grand Ion Delemen Hotel Genting Highlands Tee Yih Fung mengatakan, kata-kata yang dituliskan sang junior chef sangat pribadi dan tak berdasarkan alasan rasional.
Ia juga menambahkan bahwa makanan yang disajikan di restoran selalu diawasi Executive Sous Chef sebelum sampai ke meja tamu.
Pihak hotel menambahkan, proses perekrutan karyawan setelahnya akan memeriksa jejak digital, pengawasan kerja lebih ketat lewat CCTV, dan berpegang teguh pada Standar dan Regulasi Keamanan Makanan di Malaysia.
Advertisement