Diduga Korban Corona COVID-19, Koki Remaja Meninggal dalam Isolasi Mandiri di Rumah

Koki remaja pasien suspect Corona COVID-19 itu meninggal dalam usia 19 tahun.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 30 Mar 2020, 13:01 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2020, 13:01 WIB
Diduga Korban Corona COVID-19, Koki Remaja Meninggal dalam Isolasi Diri di Rumah
Luca di Nicola, pasien suspect corona COVID-19 yang meninggal di usia 19 tahun. (dok. Instagram @shootfromthehitplanza/https://www.instagram.com/p/B-Vp_y-BU0h/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang koki remaja meninggal diduga terjangkit Corona COVID-19. Luca Di Nicola (19), nama remaja itu, tinggal di Enfield, London Utara, dan bekerja bersama Clarissa, ibunya, di restoran keluarga mereka sebelum terpapar wabah itu.

Dilansir dari The Sun, Senin (30/3/2020), Luca yang berasal dari Nereto, kota di timur Italia, meninggal di Rumah Sakit North Middlesex di London pada 24 Maret 2020, petang. Keluarganya mengatakan remaja itu sangat sehat sebelumnya, tetapi dia sempat mengunjungi dokter umum dengan gejala mengidap Corona COVID-19 sebelum meninggal.

Bibi Luca, Giada, yang berasal dari Abruzzo, Italia, mengatakan kepada La Repubblica bahwa seminggu sebelum kematiannya, Luca mengalami deman dan batuk. "Dan iparku, Clarissa serta partner-nya Vincenzo yang tinggal di dalam rumah yang sama memiliki gejala yang sama," kata Giada.

Giada menyebut dokter yang berpraktik di London itu lalu memberi parasetamol bagi keponakannya. Namun, kondisi Luca justru semakin memburuk pada 23 Maret 2020.

"Dokter yang mengunjunginya di rumah mengatakan kepadanya bahwa ia masih muda, kuat, dan tak perlu khawatir tentang flu yang buruk itu," ucap Giada.

Namun saat kondisinya memburuk, Luca mengeluhkan nyeri di dada. Sang ibu juga melihat bibir putranya berubah jadi ungu sebelum ia pingsan.

Sang ibu dan partner-nya lalu memanggil ambulans dan paramedis berusaha membangunkannya. Tetapi, paru-paru Luca sudah tidak berfungsi karena dipenuhi darah dan air.

Setelah kepergian sang anak, kondisi Clarissa dan Vincenzo kini ikut mengkhawatirkan karena menampilkan gejala yang sama seperti Luca. Tetapi oleh dokter, keduanya hanya diminta untuk menjalani isolasi diri selama dua minggu.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Tak Dites Swab

Meninggal Dunia Berduka Cita
Ilustrasi Foto R.I.P atau Beristirahat dengan Damai. (iStockphoto)

Berdasarkan laporan media Italia, baik Luca, Clarissa maupun partner-nya tidak menjalani tes COVID-19. Mereka hanya diresepkan parasetamol untuk mengobati gejala yang diderita.

Hingga kini, Italia menjadi negara dengan kasus tertinggi di dunia di luar daratan China. Pada Jumat, 27 Maret 2020, kasus kematian di negara ini meningkat 889 orang dalam 24 jam, sehingga totalnya menjadi 10.023 kasus. 

Italia juga mencatat 92.472 orang terjangkit COVID-19 sejak wabah merebak. Dan pada Minggu, 29 Maret 2020, setidaknya 50 dokter di negara itu meninggal karena virus tersebut.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya