Liputan6.com, Jakarta - Dalam 101 tahun usianya, lelaki asal Italia ini setidaknya telah sembuh dari wabah flu 1918, bertahan di getir perang dunia, dan sekarang, lepas dari jeratan infeksi corona COVID-19.
Mengutip laman Futurism, Sabtu (28/3/2020), seorang pasien berinsial P dinyatakan positif corona COVID-19, sekitar minggu lalu, setelah menjalani serangkaian tes di Infirmi Hospital, Remini, Italia. Dari situ, data Tuan P pun terungkap.
Advertisement
Baca Juga
Ia lahir di tahun 1919, masa di mana pandemi flu 1918 yang jadi sebab meninggal sekitar 600 ribu warga Italia. Setelah menjalani perawatan selama beberapa hari, Tuan P sembuh dan dipersilakan pulang dari rumah sakit pada Rabu, 25 Maret 2020.
"Melihat pergerakan virus, kejadian ini tak bisa disebut kisah sebagaimana kebanyakan, bila tak melihat detail yang membuat seseorang bisa berkumpul kembali bersama orang-orang terkasih," kata Wakil Walikota Rimini, Gloria Lisi, saat mengomentari kejadian yang dialami Tuan P pada majalah lokal, Remini Today.
Berkaca pada tahun lahirnya, penyintas corona COVID-19 ini telah melihat jatuh-bangun dunia, mulai dari kelaparan, krisis, kemajuan, dan kebangkitan. Sejarah hidupnya yang terkuak disebutkan sebagai sejarah tersendiri bagi dokter, perawat, dan petugas medis lain yang berkesempatan merawat Tuan P.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Harapan Akan Menemukan Jalannya Sendiri
Dalam keterangan, para petugas medis yang menanganinya jadi percaya bahwa harapan akan menemukan jalannya sendiri, bahkan di tubuh orang berusia lebih dari satu abad. Padahal, lansia seperti Tuan P berada di risiko tertinggi untuk meregang nyawa karena infeksi virus corona COVID-19.
Tapi, Tuan P sekali lagi lepas dari rengkuhan maut. "Ia seperti mengajarkan saya bahwa masa depan memang misteri yang tak akan bisa diprediksi manusia," kata salah satu perawat.
Italia sediri merupakan negara dengan angka kematian tertinggi akibat infeksi corona COVID-19. Kendati demikian, dilaporkan bahwa jumah infeksi mulai memelankan laju, walau belum signifikan, di tengah kebijakan lockdown.
Advertisement