Emirates Berlakukan Rapid Test Virus Corona Baru bagi Penumpang Sebelum Terbang

Hasil rapid test virus corona baru yang dilakukan pihak Emirates ini akan keluar hasilnya dalam 10 menit.

oleh Asnida Riani diperbarui 16 Apr 2020, 19:02 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2020, 19:02 WIB
Penumpang Pesawat Emirates
Petugas tanggap darurat berkumpul di luar pesawat setelah penumpang Emirates Airline dilaporkan jatuh sakit di Bandara Kennedy New York, Rabu (5/9). Sekitar 100 orang mengeluh sakit selama berada di pesawat dengan nomor penerbangan 521. (WABC 7 via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Maskapai Emirates telah mulai memberlakukan rapid test virus corona baru, SARS-CoV-2, pada penumpang sebelum terbang keluar Dubai, Uni Emirat Arab.

Mengutip laman Strait Times, Kamis (16/4/2020), pada Rabu, 15 April 2020, penumpang menuju Tunisia jadi yang pertama melakukan tes tersebut, dan hasilnya keluar dalam waktu 10 meniit kemudian.

Prosedur ini akan berlanjut hingga ke semua penerbangan dari Dubai yang dilayani Emirates, menurut keterangan Chief Operating Officer Adel Al Redha.

Tes ini juga disebutkan sebagai salah satu layanan supaya penumpang bisa memberi hasil tes corona COVID-19. Dokumen tersebut diperlukan sebagai syarat masuk beberapa negara selama masa pandemi.

Etihad Airways, maskapai raksasa lain di Uni Emirat Arab, berencana mengoperasikan alat tanpa perlu menyentuh guna mendeteksi kondisi kesehatan penumpang mereka, termasuk tahap awal infeksi corona COVID-19.

 

Derita Maskapai Penerbangan

Penumpang Pesawat Emirates
Penumpang meninggalkan pesawat Emirates Airline setelah menjalani pemeriksaan di Bandara Kennedy New York, Rabu (5/9). Sebanyak 100 dari sekitar 521 penumpang dan awak jatuh sakit selama terbang dengan pesawat dari Dubai ke New York. (Larry Coben via AP)

Rapid test yang dilakukan pihak maskapai Emirates juga bermaksud memberi sedikit rasa tenang pada penumpang ketika memanfaatkan jasa transportasi udara. 

Sementara, tak sedikit maskapai di seluruh dunia sementara mengurangi kapasitas terbang, bahkan meniakan beberapa rute, mengingat larangan masuk ke negara maupun wilayah tertentu di masa pandemi corona COVID-19.

International Air Transport Association memperkirakan, kerugian lini bisns ini mencapai 300 miliar dolar Amerika atau setara Rp4,7 kuadriliun akibat penyebaran COVID-19.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya