Mengulik Beli Kreatif Lokal, Program Pemberdayaan Sektor Kreatif Terdampak Pandemi ala Kemenparekraf

Program Beli Kreatif Lokal diprioritaskan oleh Kemenparekraf untuk tiga bidang saja, yakni kuliner, kriya, dan fesyen.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 17 Apr 2020, 20:21 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2020, 20:04 WIB
Mengulik Beli Kreatif Lokal, Program Pemberdayaan Sektor Kreatif Terdampak Pandemi ala Kemenparekraf
Ilustrasi ekonomi kreatif. (dok. Biro Humas Kemenparekraf/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) baru-baru ini meluncurkan program Beli Kreatif Lokal untuk membantu para pengusaha ekonomi kreatif di masa darurat Covid-19. Apakah program itu sebenarnya?

Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya menerangkan program tersebut bertujuan untuk mendukung pelaku ekonomi kreatif dari subsektor kuliner, fesyen, dan kriya di kawasan zona merah agar mampu meningkatkan omzet penjualannya dengan optimasi promosi melalui e-commerce secara terintegrasi. Program ditujukan terutama bagi pengusaha yang berada di Jabodetabek.

"Dalam pelaksanaan program #BeliKreatifLokal, kami menjalin kerja sama dengan mitra dari platform marketplace dan transportasi, yakni Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Blue Bird, Gojek, dan Grab," kata Nia dalam rilis yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Program tersebut terbuka untuk semua dengan mendaftarkan diri secara gratis. Namun, slot yang tersedia bagi 500 pengusaha ekraf saja yang memenuhi sederet syarat, seperti lokasi usaha harus berada di sekitar Jabodetabek, akun media sosial tidak di-private, dan followers dari akun pendaftar program tidak lebih dari 10K.

Mereka yang terpilih akan dibantu pemasaran secara cuma-cuma. Pendaftaran dimulai dari April hingga Mei 2020. Sedangkan, masa aktivasi program akan berlangsung dari Juni hingga Desember 2020.

Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kemenparekraf, Yuana Rochma Astuti, kepada Liputan6.com, Rabu, 15 April 2020, menjelaskan seleksi dilakukan secara bertahap mulai dari identifikasi, kurasi, dan verifikasi sebelum data peserta dinyatakan valid. Ia menjanjikan proses seleksi akan dilakukan oleh tim independen.

"Yang handal dan proven di bidangnya. (siapanya) nunggu hasil pemenang lelang," kata Yuana.

Ia menyatakan Kemenparekraf hanya memilih 500 pendaftar saja mengingat keterbatasan bujet. "Sudah banyak banget request dari daerah lain. Kami pertimbangkan untuk mengadakan di daerah lain disesuaikan dengan bujet," sambungnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mengapa Hanya 3 Sektor?

ilustrasi Wisata Kuliner Solo
ilustrasi Wisata Kuliner Solo (sumber: iStockphoto)

Yuana mengatakan seluruh sektor ekonomi kreatif terdampak pandemi. Banyak UMKM yang bahkan omsetnya nol karena tidak bisa berjualan sama sekali. Namun, Kemenparekraf memprioritaskan kuliner, kriya, dan fesyen terlebih dulu karena pertimbangan ekonomi.

"Semua subsektor terdampak, namun kami hanya ambil tiga subsektor yakni Kuliner, Fashion dan Kriya, karena tiga subsektor ini yang berkontribusi paling besar terhadap PDB," jelasnya.

Dari tiga subsektor itu, proporsi kuliner paling dominan, mencapai 70 persen. Itu tidak mengherankan lantaran permintaan masyarakat saat pandemi ini memang tertuju untuk pangan.

"Target (pasar) utama masyarakat luas. Kami paham semua kondisi ekonomi sdg mengalami kontraksi, namun kondisi sekarang semua dianjurkan untuk WFH dan Stay At Home, terjadi pergeseran pola konsumsi melalui online. Ini menjadi peluang yang harus dimanfaatkan, terutama untuk kebutuhan pokok (kuliner)," tuturnya.

Yuana juga menjelaskan alasan program pemberdayaan baru berjalan pada Juni 2020, padahal kondisi sektor kreatif sudah terseok-seok dari saat ini. Terungkap hal itu semata akibat anggaran bagi Kemenparekraf/Baparekraf yang belum turun.  

"Seperti diketahui Kemenpar baru gabung dengan Bekraf menjadi Parekraf. DIPA sampai dengan saat ini blm turun, sementara pada awalnya kegiatan ini saya set bulan Mei. Namun hasil diskusi dengan LKPP, proses pengadaan harus tetap melalui lelang karena dianggap bukan masuk kondisi darurat penanganan Covid. Oleh karena itu, mundur ke Juni," terang dia.

Para pelaku ekraf yang tertarik bisa mendaftarkan secara gratis melalui bit.ly/BeliKreatiflokal_form atau untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi nomor whatssap 081382376126 atau melalui email di belikreatiflokal@kemenparekraf.go.id.

 

 


Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya