Liputan6.com, Jakarta - Normal baru (new normal) diprediksi akan terjadi setelah pandemi corona Covid-19 berlalu. Sektor pariwisata tak luput di dalamnya, apalagi bidang ini menjadi yang paling terdampak oleh wabah.
"Sektor pariwisata yang paling terdampak karena bisnis ini kan berdasarkan kunjungan orang. Tentu saat ini tidak bisa dilakukan dan sangat terbatas sekali," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio dalam Virtual Conference I'M Gen-Z (Indonesian Millennials and Generation Z), Minggu (10/5/2020).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Menparekraf, sekitar 39 juta orang pekerja sektor pariwisata, baik langsung maupun tidak langsung, terdampak corona. "Pekerja langsung itu itu seperti staf hotel, travel agent. Yang tidak langsung itu seperti supplier daging, supplier barang kerajinan, barang kerajinan, penjual barang kerajinan. Walaupun bukan langsung, jumlahnya sangat besar. Sekitar dua kali lipat," kata dia.
Ia mengatakan pemerintah sejauh ini sudah melakukan dua hal untuk mendukung masyarakat agar bisa bertahan dalam situasi krisis. Pertama dengan memberikan bantuan langsung, baik tunai maupun sembako. Kedua adalah pemberdayaan agar efeknya lebih berkelanjutan.
"Enabling itu sifatnya sustainable. Ini langkah selanjutnya di Kemenparekraf. Dalam waktu dekat, kami akan kampanyekan produk buatan Indonesia, bekerja sama dengan e-commerce," kata dia.Â
Sementara sektor pariwisata masih belum bisa beroperasi optimal, Wishnutama menyebut ada dua hal yang akan menjadi perhatian utama para pelancong dalam normal baru. Yang pertama adalah higienitas.
"Kembali ke dasar banget, toilet yang bersih. Silakan cek apa ada toilet bersih untuk umum," ucapnya.
Untuk itu, anggaran pun disesuaikan. Ia menghilangkan pos anggaran pembuatan gapura dalam DAK untuk penyediaan toilet bersih. "Karena saya yakin destinasi kita, kalau bersih, teratur, rapi, pasti akan jauh lebih menarik," kata dia.
2 Faktor Lainnya
Hal berikutnya yang diprediksi masuk dalam new normal sektor pariwisata adalah soal keselamatan. Ia menyoroti faktor ini masih menjadi masalah di Indonesia.
Banyak destinasi, terutama yang berkaitan dengan wisata alam, tidak didukung oleh infrastruktur keselamatan yang memadai. Ia mencontohkan wisata pantai yang kebanyakan tak dilengkapi tim rescue yang berjaga setiap saat.
"Kapan jalan, coba cek ada enggak tempat rescue," ujarnya.
Hal lain adalah soal keamanan. Ia mengaku sejak sebelum pandemi, pihaknya sudah berkoordinasi dengan beragam pihak terkait hal itu, seperti Basarnas, BNPB, dan Kepolisian. Sementara, Kemenparekraf saat ini menyiapkan protokol kesehatan untuk beragam sektor usaha terkait wisata, di antaranya restoran, tempat hiburan, dan bioskop.
"Harus sekarang dipersiapkan," ujar Wishnutama.
Advertisement