Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Ketahui 5 Cara Teknologi Lindungi Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati sendiri merupakan fokus peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini.

oleh Asnida Riani diperbarui 06 Jun 2020, 17:30 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2020, 17:30 WIB
Para pengunjung berjalan melewati terowongan yang terbuat dari tas-tas plastik di depan istana kepresidenan La Moneda di Santiago, dalam perayaan Hari Lingkungan Hidup Dunia, 5 Juni 2018. (AFP)
Para pengunjung berjalan melewati terowongan yang terbuat dari tas-tas plastik di depan istana kepresidenan La Moneda di Santiago, dalam perayaan Hari Lingkungan Hidup Dunia, 5 Juni 2018. (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Mendorong publik menjaga lingkungan dengan berbagai tantangan yang tengah dihadapi, Hari Lingkungan Hidup Sedunia telah secara konsisten diperangati setiap 5 Juni. Melansir dari laman resminya, Sabtu (6/6/2020) keanekaragaman hayati jadi satu fokus yang diangkat tahun ini.

Dalam praktiknya, menjaga kebergaman hayati bisa dilakukan lewat banyak cara, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi. Mulai dari memonitor habitat, sampai mengurangi emisi karbon, semua bisa dilakukan.

Berikut penjabaran lengkap dari Google Indonesia berdasarkan siaran pers yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

1. Melindungi Spesies Laut dengan Cloud Computing

Pada 2016, bersama Oceana dan SkyTruth, Google meluncurkan Global Fishing Watch, sebuah online platform untuk meningkatkan kesadaran terhadap industri perikanan, serta mendorong kebijakan ramah lingkungan melalui transparansi.

Global Fishing Watch mengombinasikan teknologi cloud computing dengan data satelit yang menyediakan pandangan global terhadap aktivitas penangkapan ikan komersial.

Karenanya, berbagai pihak bisa memvisualisasikan, melacak, dan membagikan informasi tentang aktivitas perikanan secara global sebagai refleksi semangat Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

 

2. Melindungi Hutan Hujan Tropis

Hutan Hujan Tropis
Hutan Hujan Tropis (Sumber: Pixabay)

TensorFlow, platform machine learning open-source Google, bermaksud mencegah pembalakan liar di berbagai hutan hujan tropis di seluruh dunia. Caranya dengan menempatkan ponsel model lama di atas pohon untuk merekam suara di hutan.

Lalu, melatih sistem machine learning untuk mengenali suara gergaji mesin dari berbagai suara di hutan. Langkah ini membantu para penjaga hutan mendapatkan notifikasi instan saat ada pembalak liar yang berusaha menebang pohon secara ilegal.

3. Memonitor Habitat Liar

Terhitung 2013, melalui kerja sama yang dipimpin para peneliti University of Maryland, pihak Google membantu peluncuran Global Forest Watch, yaitu sebuah peta yang menguantifikasikan luas hutan secara global dan perubahannya dengan acuan data dari tahun 2000.

Pemetaan hutan global secara kronologis ini tak hanya memungkinkan berbagai aplikasi ilmiah, seperti upaya pemodelan perubahan iklim dan keanekaragaman hayati, namun juga jadi dasar bagi pembentukan kebijakan dengan menyediakan data objektif.

Karenanya, data tersebut bisa langsung dimanfaatkan pemerintah, organisasi sipil, dan industri swasta untuk memperbaiki pengelolaan hutan.

 

4. Mengurangi Emisi Karbon

Hutan Bakau di Pesisir Marunda Memprihatinkan
Warga memancing di dekat hutan bakau yang tersisa di pesisir Marunda, Jakarta, Selasa (27/8/2019). Tutupan hutan tersebut berakibat bertambahnya emisi karbon dioksida hingga 4,69 kilo ton. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Pemanasan global telah berdampak besar pada habitat alami berbagai spesies, dan mengurangi emisi karbon adalah salah satu cara menanggulanginya.

Environmental Insights Explorer adalah sebuah online tool yang dibuat melalui kolaborasi dengan Global Covenant of Mayors for Climate & Energy (GCoM) dan sejauh ini telah digelar di lebih dari 120 kota di seluruh dunia.

Alat ini dirancang untuk memudahkan aparat pemerintah kota mengakses dan menindaklanjuti kumpulan data baru terkait iklim.

5. Memvisualisasikan Dampak Perubahan Iklim

Mulai dari peta menggambarkan data aktual dan prediksi peningkatan tinggi permukaan laut, hingga visualisasi data interaktif yang mengajak Anda menyelam di laut dan melihat dampak kenaikan suhu, Heartbeat of the Earth adalah sebuah inisiatif digagas bersama UNFCCC untuk meningkatkan kesadaran terhadap dampak perubahan iklim.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya