Cerita Penambang Mendadak Jadi Miliarder Setelah Temukan Batu Berharga

Dengan uang itu, si penambang mengatakan mau membangun mal dan sekolah dekat rumahnya.

oleh Asnida Riani diperbarui 26 Jun 2020, 21:02 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2020, 21:02 WIB
Batu Berharga
Batu berharga asal Tanzania yang sempat dilelang dari David Jerome Collection, 8 Juli 2015. (NIKLAS HALLE'N / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Penambang dalam skala kecil asal Tanzania mendadak jadi miliarder setelah menemukan dua batu berharga terbesar, tanzanite, dan menjualnya pada pemerintah.

Mengutip laman Channel News Asia, Jumat (26/4/2020), penambang bernama Saniniu Kuryan Laizer menemukan batu berharga masing-masing seberat 9,27 dan 5,1 kilogram (kg) di bagian utara Bukit Mirerani. Area tersebut sudah dibatasi oleh Presiden John Magufuli pada 2018 untuk menghentikan pencarian batu berharga.

Laizer menjual dua batu berharga temuannya seharga 7,7 miliar Tanzanian Shilling atau senilai Rp47 miliar. Tanzanite pertama kali ditemukan di kaki Gunung Kilimanjaro pada 1968, disusul penemuan di wilayah bagian utara Tanzania, Manyara. 

"Kami sekarang bergerak dari situasi penambang kecil menyelundupkan tanzanite ke mengikuti proseder, bahkan membayar pajak pada pemerintah," ucap Menteri Pertambangan Tanzania, Dotto Biteko.

Sementara, sang penambang berharap bisa memanfaatkan uang yang didapat untuk membangun komunitasnya. "Saya berencana membangun mal di Arusha dan sebuah sekolah di dekat rumah saya," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bakal Dipamerkan di Museum

Laizer memegang batu berharga tanzanite- berencana membangun sekolah dan pusat perbelanjaan di komunitasnya. (Kementerian Mineral Tanzania)
Laizer memegang batu berharga tanzanite- berencana membangun sekolah dan pusat perbelanjaan di komunitasnya. (Kementerian Mineral Tanzania)

Pihak pemerintah menuliskan lewat akun Twitter mereka bahwa batu berharga tersebut akan dipamerkan di musem nasional Tanzania. Magufuli kedapatan menelepon Laizer dalam pengumuman tersebut untuk memberi ucapan selamat.

"Ini adalah dampak baik bagi penambang kecil dan bukti bahwa Tanzania memang kaya," katanya. Saat 24 kilometer (km) dinding perimeter terungkap di situs pertambangan, Magfuli mengucap 40 persen dari penemuan tanzanite diselundupkan.

Penemuan ini membuat pihaknya menyebut telah mengupayakan beberapa solusi, termasuk mengatur alegasi pencuri dan produksi serta keuntungan tak dilaporkan.

Pada 2017, Tanzania sendiri memperkenalkan regulasi baru yang membuat perusahaan asing membagi keuntungan pada pemerintah sebesar 16 persen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya