Liputan6.com, Jakarta - Badan Pariwisata Singapura (Singapore Tourism Board/STB) telah menyetujui lebih dari 80 hotel untuk menerima tamu dalam rangka staycation. Sejumlah hotel menyatakan persetujuan itu dikeluarkan tepat waktu mengingat sebentar lagi akan ada libur panjang sekolah dan dua akhir pekan yang panjang karena tanggal merah, yakni 31 Juli libur Hari Raya Idul Adha, dan 9 Agustus Hari Kemerdekaan.
Meski tak ada kedatangan turis asing ke Singapura lantaran situasi pandemi Covid-19, hotel-hotel optimistis warga lokal yang sudah merindukan liburan bisa mengisi kamar-kamar mereka. Sektor perhotelan mengalami dampak terburuk dengan tingkat okupansi terendah sepanjang sejarah akibat wabah global itu.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir dari Strait Times, Jumat (24/7/2020), pihak hotel berharap sudah bisa melayani tamunya sejak 3 Juli 2020. Lebih dari 100 hotel telah mengajukan permintaan persetujuan dari STB. Persetujuan bisa diberikan sepanjang hotel memenuhi syarat, yakni menerapkan protokol kesehatan dan keamanan yang ketat untuk mencegah penyebaran wabah virus corona.
Protokol itu meliputi pengurangan kapasitas dan kesempatan berbaur antar-tamu dan staf hotel, pembersihan dan disinfeksi secara teratur, dan memindai tamu sebelum memasuki hotel. Para tamu diwajibkan menggunakan masker, kecuali saat mereka berada di kamar sendiri atau sedang makan.
Kepala Eksekutif STB, Keith Tan meyakini warga lokal mau untuk menjelajahi dan mengeksplorasi Singapura. Secara bersamaan, warga juga bersedia untuk mendukung bisnis setempat agar tetap bisa berjalan. Pada 2018, warga Singapura menghabiskan 34,2 miliar dolar Singapura untuk berlibur ke luar negeri.
"Ketika pengeluaraan lokal mungkin tak cukup untuk menutupi kerugian atas penerimaan dari pariwisata, hal ini berpengaruh kepada pendapatan bisnis, dan membantu bisnis tetap berjalan selama periode yang menantang ini," kata Keith.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tanggapan Hotel
Sejumlah hotel menyambut baik keputusan STB. Mereka menyebut pembukaan hotel untuk staycation merupakan bantuan yang paling dibutuhkan saat ini meski tingkat okupansinya masih jauh di bawah sebelum pandemi Covid-19 melanda.
Pendiri Hotel Soloha, Josh Hu mengatakan saat ini tingkat okupansi saat sekitar 50 persen, di bawah standar yang berkisar 70--80 persen pada hari-hari sebelum Covid-19. Hotel butik yang dibuka Agustus tahun lalu di area Keong Saik, sudah ditutup lebih dari tiga bulan selama periode lockdown hingga fase 1 pembukaan kembali Singapura.
Ketika hotel meluncurkan promosi staycation setelah mendapat persetujuan dari STB, Hu mengatakan menerima banyak kontak dan pertanyaan lewat email lebih dari 20 pada hari-hari pertama. Akibatnya, hotel menerapkan prosedur standar pemesanan untuk menanggapi hal itu.
"Kami menyiapkan stok untuk menghadapi situasi pandemi dan menjaga semangat dan standar brand kami tetap tinggi," kata dia.
Hotel-hotel lain juga berharap minat staycation bisa meningkat dalam beberapa minggu ke depan di tengah pembatasan travel global masih berlaku. The Fullerton Hotel dan The Fullerton Bay Hotel Singapore menerima lebih dari 2020 pemesanan untuk minggu ini, dan meprediksi peningkatan permintaan kamar pada minggu depan.
"Setelah beberapa bulan isolasi dan dengan travel luar negeri masih dilarang, penduduk lokal mencari lingkungan yang aman untuk bersantai dan terhubung kembali dengan orang yang mereka cintai," kata Cavaliere Giovanni Viterale, General Manager The Fullerton Hotels and Resorts.
Advertisement