Krisis Corona, Kapal Pesiar Princess Cruises Batalkan Pelayaran hingga Desember

Industri pariwisata, termasuk kapal pesiar, pun berjuang di tengah himpitan masa krisis corona.

oleh Putu Elmira diperbarui 28 Jul 2020, 04:01 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2020, 04:01 WIB
Dijamin, Rapat di Hotel Mengapung Ini Buat Pesertanya Engan Kabur
Hotel mengapung ini punya senjata ampuh untuk menahan para peserta rapat, agar tetap ikut dalam jadwal kegiatan. Bagaimana caranya? (Princess Cruises)

Liputan6.com, Jakarta - Pelayaran jadi salah satu industri dalam sektor perjalanan yang begitu terpukul secara finansial karena pandemi COVID-19. Banyak perusahaan pelayaran kapal pesiar yang terpaksa mengambil tindakan drastis untuk bertahan hidup.

Dilansir dari laman Express, Senin, 27 Juli 2020, awal pekan lalu, Cruise & Maritime Voyages (CMV) mengumumkan akan menutup pintunya karena dampak penyebaran virus corona baru. The Foreign & Commonwealth Office (FCO) juga menyarankan agar tidak melakukan perjalanan kapal pesiar saat ini.

"Ini disebabkan oleh pandemi yang sedang berlangsung dan berdasarkan saran medis dari Public Health England," menurut FCO.

Saat ini, jalur pelayaran utama kapal pesiar Princess Cruises yang dimiliki perusahaan Carnival telah mengumumkan rencana untuk menghentikan layanan lebih lama lagi. Kapal pesiar yang berbasis di California ini mengumumkan pada 22 Juli, mereka akan memperpanjang jeda operasi sampai 15 Desember.

Hal ini berarti perjalanan Majestic Princess, Regal Princess, Sapphire Princess, Sea Princess, dan Sun Princess akan terpengaruh. Dalam sebuah pernyataan, Princess Cruises menyebut perpanjangan ini disebabkan kelanjutan perkembangan COVID-19 dan keputusan terkait keputusan pemerintah, otoritas kesehatan, dan maskapai penerbangan mengenai pembatasan perjalanan.

"Kami berbagi dalam kekecewaan para tamu dalam membatalkan pelayaran ini. Kami menantikan hari-hari di mana kami dapat kembali melakukan perjalanan dan kebahagiaan yang dibawa bagi semua yang berlayar," kata Presiden Princess Cruise, Jan Swartz.

Situs jalur pelayaran menyebut bahwa pelanggan tidak perlu mengambil tindakan apapun untuk menerima tawaran kompensasi standar. Pelayaran yang telah terpengaruh, yakni ke Australia, Asia, Karibia, California, Hawaii, Meksiko, Terusan Panama, Amerika Selatan dan Antartika, Jepang, dan Tahiti/Pasifik Selatan hingga 15 Desember.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Terkait Pengembalian Dana

Mana yang Lebih Praktis, Paket Wisata atau Wisata Kapal Pesiar
Lalu mana yang lebih praktis, paket wisata atau wisata kapal pesiar? Simak perbedaannya di sini. (Princess Cruises)

Pelanggan yang memesan di layanan pelayaran dibatalkan dan telah membayar penuh dapat menerima Future Cruise Credit (FCC). FCC adalah voucer berjumlah uang terkait dan diberikan sebagai pengganti pengembalian uang. Pelanggan yang telah membayar penuh akan menerima FCC setara dengan nominal telah dibayarkan.

Mereka juga akan mendapat bonus FCC tambahan yang tak dapat dikembalikan sebesar 25 persen dari ongkos pesiar mereka. Bagi tamu yang belum membayar penuh, jalur pelayaran akan menggandakan deposit, memberi kredit pelayaran di masa depan untuk uang setoran, dan kredit bonus yang cocok yang dapat digunakan hingga 1 Mei 2022.

Para tamu juga dapat meminta pengembalian uang penuh. Bagi siapapun yang mengalami keterlambatan pengembalian uang, Princess Cruises mengatakan bahwa mereka memahami frustrasi pelanggan.

"Kami ingin Anda tahu bahwa kami mendengar Anda dan memahami frustrasi untuk menerima pengembalian dana Anda. Kami sekarang mengembalikan jutaan dolar per minggu dan secara aktif bekerja melalui back log kami. Sistem reservasi dan pembayaran kami tidak dirancang untuk menangani volume pengembalian uang ini dalam waktu singkat, dan ini memakan waktu lebih lama dari yang kami inginkan," bunyi keterangan dalam laman resmi mereka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya